Panutan! Dua Veteran Jadi Jemaah Haji yang Berusia Satu Abad Lebih

Kabar Haji 2024

Panutan! Dua Veteran Jadi Jemaah Haji yang Berusia Satu Abad Lebih

Erna Mardiana - detikHikmah
Senin, 27 Mei 2024 09:30 WIB
Abah Salim, jemaah haji 2024 berusia satu abad
Mbah Salim, jemaah haji 2024 berusia 101 tahun (Foto: Dok. Media Center Haji)
Jakarta -

Berusia satu abad lebih dan berhaji. Dua hal yang sulit tercapai bagi orang kebanyakan, namun tidak bagi Mbah Hardjo (109) dan Abah Salim (101). Keduanya menjadi jemaah haji tahun ini, dari hasil menabung uang pensiunan veteran mereka.

Langkahnya tegap meski sedikit lambat saat turun dari bus. Satu per satu anak tangga dinaikinya tanpa kesusahan. "Teu kudu, bisa sorangan (tidak usah, bisa sendiri)," ujar Abah Salim menepis tangan petugas haji yang akan memapahnya.

Wajahnya sumringah, tersenyum setiap ditanya. "Bungah sabungah-bungahna bisa ka Makkah (bahagia tak terkira bisa ke Makkah)," tutur Abah Salim yang merupakan warga Bojong Pandeglang ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengaku telah mendaftar haji lima tahun lalu, tahun 2019. Tak sendiri, ia ditemani istrinya Aminah yang usianya 21 lebih muda darinya. "Uang pensiun veteran Rp 2 juta sebulan, mum pamajikan (kalau istri-red) jual tanah, jual emas," ujar Abah Salim saat baru tiba di hotelnya di daerah Syisyah, Makkah.

Abah Salim mengaku sempat ikut mengangkat senjata saat penjajahan Jepang, Belanda dan juga saat peristiwa G30S PKI.

ADVERTISEMENT

Berusia satu abad lebih dengan kondisi sehat, menurut Abah Salim salah satunya merupakan hasil puasa yang sering ia lakukan selama ini.

"Jadi abah mah, puasa senin kemis sebulan, terus puasa 40 hari terus puasa 100 hari, terus meuncit (potong) kambing," ujarnya.

Selain itu sebelum tidur, ia kerap membaca berbagai doa antara lain membaca Al- Fatihah, surah Al Qadr, Annas, Al Falaq, Al Ikhlas. Dia membacanya masing-masing surah tujuh kali.

Abah Salim yakin dengan apa yang telah dilakukannya selama ini, membuat dirinya tetap sehat dan kuat di usia satu abad. Sejak awal, dia sudah memberitahu ketua rombongan kalau dia tak ingin menggunakan kursi roda saat ibadah tawaf dan sa'i di Masjidil Haram. Sementara istrinya, Aminah, mengaku akan menggunakan kursi roda.

"Kuat, teu kudu make kursi roda," ujarnya yang mengaku selama di Madinah 9 hari lalu, selalu salat di Masjid Nabawi.

Keinginan kuatnya untuk ibadah haji, karena dorongan dosa yang ia lakukan selama ini. "Hayang (ingin) hapus dosa, katanya haji keur hapus dosa kan? Abah mah tiap sujud ceurik (nangis) inget dosa selama ini," tuturnya.

Karena itu, doa yang ingin dia panjatkam di depan kabah adalah selamat di kehidupan dunia dan akhirat. "Rabbana atina fiddunya hasanah, rek maca doa eta ('mau baca doa itu)," ujarnya yang saat ditemui belum menunaikan umrah wajib, karena masih beristirahat setelah perjalanan dari Madinah.

Mbah Hardjo diapit anaknya Sirmad (kanan) dan Parnen (kiri), jemaah serombonganMbah Hardjo diapit anaknya Sirmad (kanan) dan Parnen (kiri). Mereka serombongan (Foto: Erna Mardiana/detikcom)

Mendaftar di tahun yang sama, Mbah Hardjo asal Ponorogo, usianya lebih tua dari Abah Salim. Bahkan konon Mbah Hardjo adalah jemaah haji tertua sedunia tahun ini.

109 tahun, sepertinya hanya deretan angka bagi Mbah Hardjo. Toh, semangatnya bikin orang-orang sekitar heran dan malu. Mbah Hardjo tetap melalukan aktivitas sendiri, seperti makan sendiri dan juga mengaji. Ia menjadi panutan bagi jemaah haji lainnya dan kerap dijadikan contoh bagi jemaah haji lainnya yang semangatnya terkadang kendor.

"Rasane bungah, lego neng pikiran (rasanya bahagia, lega pikiran-red)," ujarnya menggambarkan perasannya saat pertama kali melihat ka'bah.

Mbah Hardjo umrah ditemani anak, menantu dan besannya.

"Mbahkung itu apa-apa sendiri. Mandi, ganti baju, makan nggak banyak dibantu, makan apa adanya " ujar Sirmad, anak Mbah Hardjo.

"Kalau daging aku emoh, tapi nasi tiwul aku mau," sambung Mbah Hardjo yang mengaku lebih suka makan dengan tahu dan tempe serta sayur.

Kesederhanaan makan Mbah Hardjo, menurut Parnen (72), jemaah haji serombongan Mbah Hardjo, menjadi salah satu resep panjang umur Mbah Hardjo.

"Saya kan tanya apa resepnya kuat dan sehat di usia Mbah Hardjo ini, katanya nggak makan ikan apapun kecuali ayam jowo, itu juga sedikit," kata Parnen.

Selain itu, kata Parnen, mbah Hardjo memegang prinsip dia akan makan makanan yang sudah jelas miliknya. "Lebih baik makan singkong, daripada mimpi makan roti," ujar Parnen mengingat pesan Mbah Hardjo.

Satu lagi rahasia panjang umur Mbah Hardjo. "Sejak muda tidak pernah merokok," ungkap Parnen.

Sama dengan Abah Salim, Mbah Hardjo juga mendaftar haji sebagian dari uang pensiunan veterannya. Mbah Hardjo dinobatkan menjadi veteran perang tahun 1993 karena jasanya.




(err/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads