Jadi Khatib Jumat Saat SMP, Teuku Otman Belasan Tahun Jadi Pemandu Haji-Umrah

Kisah Inspiratif Para Muthowif (2)

Jadi Khatib Jumat Saat SMP, Teuku Otman Belasan Tahun Jadi Pemandu Haji-Umrah

Sudrajat - detikHikmah
Jumat, 10 Mei 2024 11:00 WIB
Ustaz H. Teuku Otman Trumay, muthoif umrah dan haji Maktour
Teuku Otman Trumay Foto: Iqbal Arif Ismail / detikhikmah
Jakarta -

Hingga kelas VI SD, Teuku Otman Trumay belum bisa mengaji dengan fasih. Bermain dan berkelahi lebih menarik perhatiannya ketimbang harus belajar mengaji. Untuk mengelabui kedua orang tuanya, dia selalu membawa quran dan sarung seolah akan berlajar mengaji'di surau padahal main ke rumah teman untuk nonton film.

Hingga suatu hari di kelasnya kedatangan seorang murid baru perempuan nan cantik. Hati Otman bergetar dilanda Cinta Monyet. Tak merasa cukup bersama-sama di ruang kelas sekolah, dia pun mencari tahu dimana si gadis belajar mengaji. Sejak itu Otman mulai rajin belajar mengaji dan lancar membaca huruf bersambung hanya dalam tempo sebulan.

"Itulah the power of love, sekalipun masih cinta monyet," kenang Otman diringi tawa berderai saat berbincang dengan detikHikmah seusai manasik haji di Wisma Maktour, pekan lalu.

Selain lancar mengaji, lelaki kelahiran Lhokseumawe, 9 Oktober 1984 itu dianugerahi suara cukup bagus. Guru ngajinya pun kemudian mengarahkan dan melatihnya untuk menjadi qari'. Ia pernah menjuarai lomba musabaqah tilawatil quran tingkat sekolah hingga kabupaten. "Saya kalau di tingkat provinsi karena nervous," ujarnya.

Bos Maktour Fuad Hasan Masyhur bersama para ustaz pendamping jemaah hajiBersama para kolega dan Bos Maktour Fuad Hasan Masyhur Foto: Iqbal Arif Ismail / detikhikmah

Di sisi lain, keunggulannya itu tak berbanding lurus dengan nilai-nilai akademis di bidang pengetahuan umum. Sadar dengan kelemahannya itu, di SMP Otman mulai membenahi diri. Dia belajar lebih serius sehingga sempat meraih juara kedua di kelas. Ayahnya, pemilik Cunda Plaza di Lhokseumawe (pusat perbelanjaan modern terbesar dan terlengkap pertama di Aceh pada era 1990-an) yang lebih banyak mengurusi bisnis mengira anaknya itu masih nakal dan susah diatur.

"Ayah sempat ragu saat nama saya disebut meraih ranking kedua di kelas, tapi akhirnya dia memeluk dengan bangga. Itulah pertama kali Ayah memeluk saya," ujar Otman. Sekelebat ada nada haru. Dari balik kacamata, kedua matanya mengerja-ngerjap menahan air mata agar tak menetes.

Sang Ayah kian bangga ketika suatu hari mengikuti salat Jumat, ternyata yang memberikan khubah adalah Otman yang masih kelas II SMP. Kala itu dia menggantikan ustaz yang mendadak berhalangan hadir. Karena tubuhnya mungil dan pendek, pengurus masjid pun kemudian menyiapkan penyangga di balik mimbar untuk Otman berkhotbah di kesempatan berikutnya. "Ayah berpulang saat saya masih di kelas 3 SMP," ujar Otman.

Sejak itulah kehidupan ekonomi dia sekeluarga berubah drastis. Singkat cerita Otman kemudian melanjutkan studi hingga meraih gelar Sarjana Dakwah dari Universitas Islam Sumatera Utara di Medan. Karena berharap menjadi PNS dia kemudian menjadi guru di Madrasah Ibtidaiyah Negeri, 2000 - 2009. Otman memutuskan berhenti menjadi guru ketika untuk lulus sebagai PNS harus menyerahkan sejumlah uang.

Pada awal 2010 dia hijrah ke Jakarta menyusul adiknya yang menjadi musisi. Malang tak dapat ditolak, setibanya di Ibukota, sang adik baru saja tekena musibah kena tipu produser untuk bisa mempromosikan lagu di televisi.

"Untuk bertahan hidup kami pun akhirnya mengamen di kawasan Blok M. Adik main gitar, saya vokalisnya. Lumayan bisa dapat Rp 200 ribu sehari," ujar Otman getir.

Suatu hari, kerabatnya yang menjadi anggota DPR merekomendasikan untuk bekerja di Maktour. Otman tak menolak. Dia pun menjalani serangkaian tes, termasuk diuji kemampuannya mengaji hingga diwawancara langsung oleh salah satu pendiri Maktour, H. Muhammad Rocky Masyhur.

Mendampingi orang tua youtuber Atta Halilintar, Anofial Asmid dan Lenggogeni FarukMendampingi orang tua youtuber Atta Halilintar, Anofial Asmid dan Lenggogeni Faruk Foto: Dok. Pribadi

"Beliau yang kemudian memberangkatkan saya umrah untuk melihat Kakbah langsung, sekaligus mengikuti pendidikan selama enam bulan di Mekah," tutur Otman.
Pertama bergabung di Maktour, ia mengaku sempat minder. Sebab para ustaz di biro haji ini rata-rata berpendidikan S-2. "Saya terus belajar ke para senior, termasuk kepada Prof Quraish Shihab yang saat itu aktif di Maktour," ujarnya.

Setelah beberapa kali magang sebagai pemandu umrah kepada para senior, Otman menunaikan haji pada 2013. Sejak itu dia pun ikut dipercaya untuk memandu ibadah haji. Jemaah yang pernah mendapat pendampingan langsung menunaikan umrah darinya adalah Kapolda Banten Irjen Prof. Rudy Heriyanto, artis Nikita Willy, dan pemilik Juragan 99 yakni pasangan pengusaha muda Gilang Widya Pramana dan Shandy Purnamasari.

Di sela kesibukannya sebagai muthoif, Otman yang dikaruniai dua anak, menempuh pendidikan pascasarjana Pendidikan Islam di Universitas Islam Muhammadiyah,Yogyakarta.




(dvs/lus)

Hide Ads