Doa Umrah Mabrur, Dilakukan Ketika Melakukan Thawaf Mengelilingi Ka'bah

Doa Umrah Mabrur, Dilakukan Ketika Melakukan Thawaf Mengelilingi Ka'bah

Jihan Najla Qatrunnada - detikHikmah
Senin, 22 Jan 2024 11:00 WIB
Kabah ditutup untuk pemeliharaan berkala
Ilustrasi Umrah (Foto: Haramain via X @HaramainInfo)
Jakarta -

Doa umrah mabrur diucapkan ketika seseorang sedang melakukan thawaf mengelilingi Ka'bah. Salah satu ciri yang umrah mabrur adalah meningkatnya keimanan seseorang.

Istilah mabrur sering diberikan kepada orang-orang yang melakukan ibadah haji. Dan ini merupakan sebuah cita-cita yang diinginkan oleh semua orang yang pergi haji ke tanah suci.

Namun, apakah umrah juga bisa mencapai status mabrur? Bagaimana artinya? Berikut penjelasannya!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa Itu Umrah Mabrur?

"Umrah mabrur adalah umrah yang diterima. Mereka yang menjalankannya telah mampu menjaga syarat-syarat sah dalam ibadah umrah, menjaga syarat-syarat diterimanya amal berupa ikhlas karena Allah SWT, mengikuti petunjuk-petunjuk Nabi SAW, serta menjauhi segala bentuk dosa."

Penjelasan tersebut dikutip dari buku Umrah: Panduan Ibadah Umrah Praktis Lahir Batin oleh Ahmad Alawiy, dkk.

ADVERTISEMENT

Salah satu ciri umrah yang mabrur atau diterima oleh Allah SWT adalah keimanan seseorang senantiasa bertambah meski sudah kembali ke tanah air atau negara asalnya.

Dirinya akan meninggalkan perbuatan yang dilarang oleh agama, bergaul dengan orang-orang saleh, dan rajin mengaji atau mentadaburi Al-Qur'an.

Ibadah haji dan umrah merupakan ibadah yang sulit untuk dilakukan oleh semua orang. Sehingga, berpotensi besar untuk mendatangkan sifat riya dan sum'ah. Lantas, bagaimana doa menghindari hal tersebut dan menjadi umrah mabrur?

Doa Umrah Mabrur

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, salah satu ciri umrah yang mabrur atau diterima oleh Allah SWT adalah ibadah itu terhindar dari riya dan sum'ah.

Oleh karena itu, Rasulullah SAW berpesan kepada umatnya untuk senantiasa berdoa agar terhindar dari dua sifat tercela tersebut dengan berdoa,

حَجَّةً لَا رِيَاءٌ فِيهَا وَلَا سُمْعَةً

Latin: Allahumma hajjatan laa riyaa an-fiihaa wa laa sum'atan

Artinya: "Ya Allah, jadikanlah haji yang tidak ada riya' dan sum'ah di dalamnya." (HR Ibnu Majah)

Sementara itu, dijelaskan dalam buku Fikih Ibadah Madzhab Syafi'i oleh Syaikh Alauddin Za'tari, doa umrah mabrur diucapkan ketika seseorang sedang melakukan tawaf mengitari Ka'bah.

Hal ini didasarkan pada hadits dari Ibnu Umar RA, ia berkata,

"Sehingga ketika kami sampai di Ka'bah bersama Rasulullah SAW, beliau mengusap rukun. Beliau berlari-lari kecil sebanyak tiga kali putaran, dan berjalan biasa sebanyak empat kali putaran."

Pada tiga putaran pertama dan beliau sedang berlari-lari kecil, beliau mengucapkan doa umrah mabrur sebagaimana berikut.

Doa umrah mabrur tersebut berbunyi,

اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ حًَؚّا مَؚْرُورًا - أَوْ عُمْرَةً مَؚْرُورَةً - وَذَنًؚْا مَغْفُورًا وَسَعْيًا مَ؎ْكُورًا .

Latin: Allahummaj-'alhu hajjan mabruuran au 'umratan mabruuratan wa dzanban maghfuuraw-wasa'yan masykuuraa.

Artinya: "Ya Allah, jadikanlah ini sebagai haji yang mabrur-atau umrah yang mabrur, dosa yang diampuni, dan sa'i yang disyukuri."

Doa khusus umrah mabrur,

اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ عُمْرَةً مَؚْرُورَةً - وَذَنًؚْا مَغْفُورًا وَسَعْيًا مَ؎ْكُورًا .

Latin: Allahummaj-'alhu 'umratan mabruuratan wa dzanban maghfuro-wa sa'yan masykura.

Artinya: "Ya Allah, jadikanlah ini sebagai umrah yang mabrur, dosa yang diampuni, dan sa'i yang disyukuri."

Doa ini diucapkan ketika seseorang berlari-lari kecil pada tiga putaran pertama saat mengitari Ka'bah.

Selanjutnya, pada putaran yang keempat sampai ketujuh, beliau berdoa,

اللَّهُمَّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاعْفُ عَمَّا تَعْلَمُ وَأَنْتَ الْأَعَزُ الْأَكْرَمُ ، اللَّهُمَّ آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَاَؚ النَّارِ.

"Ya Allah, ampunilah, sayangilah, dan maafkan dari apa-apa yang Engkau ketahui. Engkau Maha Perkasa lagi Mulia. Ya Allah, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebajikan di akhirat, dan hindarkanlah kami dari siksa neraka." (HR Sunan Al-Baihaqi Al-Kubra)




(dvs/dvs)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads