Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas sedang berada di Arab Saudi untuk mengurus dan memantau persiapan pelaksanaan haji 2024. Salah satu yang menjadi agendanya adalah mengusahakan dibukanya jalur fast track haji untuk jemaah asal Embarkasi Solo dan Surabaya.
Beberapa tahun belakangan, fast track atau jalur cepat untuk jemaah haji telah berlaku di Indonesia namun terbatas hanya bagi jemaah yang berangkat dari Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng.
Melansir laman Kemenag, layanan fast track kali pertama diberlakukan pada musim haji 1439H/2018M. Ada dua embarkasi yang berangkat dari Bandara Soetta, yaitu: Jakarta - Pondok Gede (JKG) dan Jakarta - Bekasi (JKS).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Embarkasi JKG mencakup provinsi Banten, DKI Jakarta, dan Lampung; sedang JKS mencakup seluruh jemaah asal provinsi Jawa Barat.
Meski hanya dua dari 13 embarkasi di Indonesia, namun jumlah jemaah haji yang dilayani mencapai 70 ribu atau sekitar 30% dari total seluruh jemaah asal Indonesia.
Layanan fast track meliputi proses imigrasi jamaah haji yang dilakukan sejak di bandara Indonesia. Dengan layanan ini, para jemaah haji tidak perlu melewati proses pemeriksaan paspor dan visa lagi saat tiba di Arab Saudi.
Jemaah haji yang mendapat fasilitas layanan fast track bisa segera menuju bus untuk selanjutnya berisitirahat di hotel. Berbeda dengan jemaah yang tidak mendapat layanan fast track, mereka harus melewati petugas pemeriksaan terlebih dahulu. Proses ini biasanya memakan waktu satu hingga tiga jam.
Layanan fast track ini sejatinya disediakan oleh Pemerintah Arab Saudi di Bandara Soekarno-Hatta, tujuannya untuk mempercepat pelayanan pemeriksaan dokumen keimigrasian bagi jemaah haji yang berangkat dari Embarkasi Jakarta.
Selama lima tahun beroperasi, pelayanan fast track ini yang terbukti mempermudah jemaah haji Indonesia saat masuk dan keluar bandara tujuan di Arab Saudi.
Fast Track untuk Embarkasi Solo & Surabaya
Menag Yaqut Cholil Qoumas saat ini sedang memperjuangkan layanan fast track untuk jemaah haji 2024 asal Embarkasi Solo dan Surabaya.
Rencana layanan fast track ini diketahui telah menemui titik terang.
Kabar ini disampaikan Menag usai bertemu dengan Direktur Jenderal Bidang Paspor Kementerian Imigrasi Saudi Sulaiman bin Abdul Aziz di Jeddah, Arab Saudi.
"Saya baru bertemu dengan pihak imigrasi Saudi dan mereka secara prinsip telah menyetujui untuk membuka layanan fast track bagi jemaah Embarkasi Solo dan Surabaya," ujar Menag di Jeddah.
"Satu langkah lagi persetujuan untuk fast track akan diberikan setelah pihak Saudi melakukan survei lapangan di Solo dan Surabaya," lanjutnya.
Adanya layanan fast track ini dianggap penting bagi jemaah haji. Layanan fast track akan memudahkan jemaah haji dalam proses pengecekan dokumen keimigrasian, seperti visa dan paspor. Sebab, prosesnya sudah dilaksanakan di bandara asal jemaah haji.
"Fast track ini penting supaya nanti jemaah haji kita datang ke sini (Arab Saudi) sudah tidak melalui proses imigrasi. Ini akan sangat membantu jemaah haji kita. Mengurangi kelelahan setelah melakukan perjalanan panjang dari Tanah Air," jelas Gus Men.
Tahapan imigrasi yang sudah dilakukan di Indonesia membuat jemaah tidak perlu antre lagi di imigrasi bandara tujuan. Fast Track hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit sampai satu jam, dibandingkan layanan biasa yang membutuhkan waktu sekitar satu sampai tiga jam.
Tahun ini, Indonesia mendapat kuota jemaah haji sebanyak 241 ribu jemaah haji. Tentu saja layanan fast track akan sangat bermanfaat untuk efisiensi waktu.
(dvs/erd)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump