Mewujudkan mimpinya yang telah lama dinanti-nanti, Shihabudeen Sayid Alawi berhasil berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan haji dengan berjalan kaki. Untuk melaksanakan ibadah rukun Islam ke-5 tersebut, ia harus menempuh jarak 8.649 km selama lebih dari satu tahun.
Perjalanan Alawi, begitu ia kerap disapa, dimulai dari tempat asalnya yang berlokasi di Kerala, India. Untuk menuju Ka'bah di Makkah, Alawi harus menyambangi lima negara yakni India, Pakistan, Iran, Irak, dan Kuwait.
"Untuk menuju Makkah dan Madinah adalah mimpi saya. Dan untuk mencapai ke sana dengan berjalan kaki adalah tujuan saya," kata Alawi kepada Arab News, dikutip Kamis (13/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam memangkas ribuan kilometer dari rumah tersebut, pria yang juga dikenal dengan Shihab Chottur ini membutuhkan waktu selama satu tahun 17 hari. Alawi berangkat dari Kerala pada 2 Juni 2022 hingga berhasil mencanpai Makkah pada 7 Juni 2023.
"Saat itu (bertepatan dengan) Ramadan, saya tiba di perbatasan Kuwait-Saudi pada pukul 5.17 pagi. Saya (lalu) berlutut dan menyentuh pasir Arab Saudi," tutur Alawi.
Dibanjiri Bantuan hingga Tawaran Menginap
Perjalanan panjang hingga melewati lima negara yang dilalui Alawi lantas menarik perhatian warga setempat. Di India dan Pakistan misalnya, ia menyebut menerima banyak dukungan dari masyarakat di sana.
Bahkan saat melewati perbatasan Kuawit, pria berusia 31 tahun ini mengaku mulai banyak warga yang menghubunginya untuk menawarkan bantuan. Diketahui, para warga di sana mulai mengetahui soal perjalanan panjang Alawi menuju Tanah Suci.
"Di setiap negara yang saya singgahi, saya mendapat bantuan dari pejabat, polisi, pihak militer, dan mereka yang mengenali saya. (Mereka juga) mengundang saya untuk tinggal di rumah mereka," ceritanya.
Atas kebaikan hati tiap warga di negara-negara yang ia lewati, Alawi mengaku hampir tidak menyentuh sama sekali uang saku yang disiapkannya. Uang saku hasil tabungannya untuk perjalanan haji tersebut.
"Saya hampir tidak dapat menggunakan uang itu karena saudara-saudara muslim dari semua negara yang saya lewati menyambut saya dengan baik sepanjang waktu," ungkap dia.
Alawi bercerita, ia bahkan pernah menginap di peternakan kambing dengan para gembala Iran dan Irak. "Mereka yang mengundang saya ke rumah mereka memberi saya makanan dan tempat berlindung di Iran dan Irak karena mengetahui bahwa saya adalah seorang musafir muslim," ceritanya.
Setibanya di Arab Saudi juga, ia dapat menunaikan haji dengan kategori A dari salah satu penyedia layanan haji.
Turun BB 18 Kg hingga Lewati Salju
Ribuan kilometer yang ditempuhnya membuat Alawi mau tidak mau kehilangan belasan kilogram berat badan tubuhnya. Ia mengaku selama perjalanan solonya itu, ia hanya mengonsumsi makanan tradisional yang diyakininya baik untuk kebutuhan jiwa dan raga.
"Tidak ada protein atau makanan khusus. Jika saya mendapat makanan halal, saya makan. Saya benar-benar merasa nyaman dan rileks," ungkap dia.
Ia juga mengaku hanya membawa tongkat mendaki, ransel berisi empat item pakaian, semprotan merica untuk melindungi diri dari binatang buas, sepasang sepatu ekstra, perkakas, dokumen resmi, dan sejumlah uang.
Seiring dengan penjelajahan berbagai budaya dan masakan di sepanjang rutenya, ayah tiga anak ini juga harus siap dengan konsekuensi berbagai bahaya alam yang mengintai. Utamanya, ia mengaku takut dengan kemungkinan munculnya hewan-hewan buas, seperti beruang, harimau, dan sebagainya.
Di Iran misalnya, perjalanan di sana menjadi perjalanan yang cukup ekstrem baginya. Pertama. ia sempat melihat jejak kaki harimau yang diabadikan dengan ponselnya.
Selain itu, ia juga harus melewati Iran dalam kondisi bersalju saat itu. "Perubahan cuaca sangat dinamis (selama perjalanan). Itu juga salah satu tantangan terbesar (saya)," ujar Alawi.
Setibanya di Madinah, Alawi mengaku, perjalanannya dirasa selesai begitu ia menginjakkan kaki di Masjid Nabawi. Setelahnya, ia pun mengunjungi Raudhah selama di Madinah. Hal itu sekaligus memacu motivasinya untuk mencapai Makkah dan menunaikan Haji.
Hingga akhirnya, Alawi pun berhasil tiba di Makkah. Seakan rasa lelah dan kesulitan yang dihadapinya selama perjalanan panjang tersebut terbayar.
Di Makkah, ia mengatakan bahwa dirinya memanjatkan doa baik bagi mereka yang menawarkan bantuan dan membantunya selama perjalanan maupun mereka yang juga sedang memanjatkan doa di Ka'bah.
"Saya mendoakan seluruh muslim (saat di sana)," katanya.
Perjalanan panjang ini juga membutuhkan persiapan panjang selama satu tahun. Alawi mengantongi berbagi visa resmi untuk seluruh negara yang disambanginya. Untuk itu, ia berharap, perjalanannya ini dapat menjadi inspirasi orang lain dalam menunaikan haji.
(rah/nwk)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina