Libya juga mengalami masalah yang sama seperti Indonesia dan Malaysia dalam pelaksanaan haji tahun 2023. Negara tersebut mengeluhkan layanan Pemerintah Arab Saudi di masyair yang terkesan kurang maksimal.
Dikutip dari laman kemenag, Minggu (9/7/2023), Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi dan Misi Haji dari Libya mengadakan pertemuan di Kantor Urusan Haji (KUH) KJRI, Jeddah, Sabtu (8/7). Pihak Libya sengaja berkunjung ke KUH KJRI untuk belajar dan bertukar pikiran dengan misi haji Indonesia.
Dalam pertemuan itu, Indonesia dan Libya mempunyai perspektif yang sama tentang perlu adanya upaya perbaikan layanan yang dilakukan oleh Arab Saudi. Mereka berharap otoritas setempat bisa menerima masukan dan melibatkan negara-negara pengirim jemaah dalam proses peningkatan kualitas layanan haji.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami juga mengalami masalah yang sama dengan Indonesia dan jemaah haji negara lainnya dalam pelaksanaan layanan di Masyair pada tahun ini," kata Ali M.A Hammuda Kepala Badan Penyelenggara Haji dan Umrah Libya.
Salah satu yang dikeluhkan oleh Libya adalah soal katering, jemaah haji Libya hanya mendapatkan makanan sebanyak dua kali sehari. Layanan itu diberikan dalam bentuk sarapan dan makan malam. Katering ini diberikan di luar layanan Masyair yang disiapkan Syarikah Duwal al-'Arabiyah.
Seperti diketahui, beberapa masalah dikeluhkan oleh jemaah haji asal Indonesia dan malaysia saat puncak haji di Armina. Layanan Mashariq yang diberikan oleh Arab Saudi tidak memuaskan sehingga membuat jemaah merasa tidak nyaman.
Misalnya seperti tenda yang disediakan tidak mumpuni untuk menampung para jemaah sehingga mengalami kepadatan di dalamnya. Bahkan sampai ada jemaah yang tidur di luar tenda.
Tak hanya itu, makanan yang disediakan juga terlambat datang hingga masalah pendingin ruangan di dalam tenda. Serta sanitasi yang kurang baik juga dirasakan di Mina.
Sedangkan di Muzdalifah, layanan transportasi sering kali terlambat meskipun pada akhirnya seluruh jemaah berhasil diangkut. Adanya keluhan ini diharapkan agar pemerintah Arab Saudi dapat melakukan evaluasi dan meningkatkan pelayanan pada misi haji selanjutnya.
(hnh/hnh)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana