Melontar jumrah adalah salah satu rangkaian syarat wajib haji yang memiliki konsekuensi denda atau dam tanpa menghilangkan keabsahan ibadah yang dilakukan bagi jemaah yang meninggalkannya. Lantas, bagaimana aturan melontar jumrah bagi lanjut usia atau lansia?
Jemaah haji yang sengaja meninggalkan syarat wajib haji tanpa adanya uzur yang syar'i, dianggap berdosa. Termasuk jemaah yang melewatkan rangkaian lontar jumrah.
Melontar jumrah artinya melontarkan batu kerikil ke arah jumrah Sugra (Ula), Wusta, dan Kubra (Aqabah) dengan niat mengenai objek jamrah atau marma dan kerikil masuk ke dalam lubangnya. Amalan ini dilakukan pada hari nahar atau 10 Zulhijah dan hari tasyrik seperti 11-13 Zulhijah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tata caranya, melontarkan kerikil satu per satu untuk hitungan satu lontaran. Sebab bila tujuh kerikil dilontarkan sekaligus maka dihitung sebagai satu lontaran. Urutannya dilakukan denganjumrah Ula,Wusta, danAqabah.
Letak jumrah Ula berlokasi di dekat dari arah Haratul Lisan dan jamrah Wusta atau jumrah yang kedua terletak di tengah-tengah antara jumrah Ula dan jumrah Aqabah. Sementara jumrah Aqabah berada di perbatasan antara Mina dan Makkah.
Adakah Keringanan Melontar Jumrah bagi Lansia?
Meski hukum melontar jumrah adalah wajib, ada keringanan bagi jemaah lansia. Menurut Kitab Fiqih Islam wa Adillatuhu oleh Wahbah Az-Zuhaili, melontar jumrah boleh diwakilkan bagi orang yang tidak dapat melempar sendiri sebab uzur tertentu seperti, jemaah dalam kondisi sakit, ditahan, lansia, atau hamil.
"Jadi, orang yang menderita penyakit yang tidak dapat diharapkan untuk sembuh sebelum habisnya waktu melempar, orang yang ditahan, orang tua, dan wanita hamil, mereka ini boleh menyuruh orang lain melemparkan seluruh jumrah baginya," demikian keterangannya.
Wahbah Az-Zuhaili menambahkan, jemaah haji dengan uzur tersebut atau jemaah lansia dianjurkan menyerahkan kerikil pada orang yang mewakilinya secara langsung saat akan melempar. Hal itu ditujukan agar jemaah lansia tersebut yang akan mengucapkan takbir bila mampu.
Orang yang mewakili juga boleh mewakili beberapa orang untuk melontar jumrah. Syaratnya, orang tersebut sudah melakukan lontar jumrah atas dirinya sendiri terlebih dahulu untuk masing-masing dari ketiga jumrah.
Cara Mewakili Lontar Jumrah bagi Lansia
Mengutip publikasi digital terbitan Kementerian Agama (Kemenag) RI dengan tajuk Tuntunan Manasik Haji dan Umrah untuk Lansia 2023, ada sejumlah opsi yang dapat dipilih jemaah haji lain untuk mewakili jemaah lansia dalam melontar jumrah. Berikut kedua opsi yang dapat dilakukan.
1. Orang yang mewakilkan orang lain melontar jumrah terlebih dulu untuk dirinya sendiri sampai sempurna masing-masing tujuh kali lontaran, mulai dari Ula, Wusta, dan Aqabah. Kemudian ia kembali melontar untuk yang diwakilinya mulai dari Ula, Wusta, dan Aqabah.
2. Orang yang mewakilkan orang lain melontar jumrah Ula terlebih dulu untuk dirinya sendiri sampai sempurna masing-masing tujuh kali lontaran. Kemudian ia melontar lagi tujuh kali lontaran untuk yang diwakili tanpa harus terlebih dulu menyelesaikan jumrah Wusta dan Aqabah. Demikian seterusnya tindakan yang sama ia lakukan di jumrah Wustha dan jumrah Aqabah.
(rah/kri)
Komentar Terbanyak
Ustaz Khalid Basalamah Buka Suara Usai Dipanggil KPK
Naudzubillah! Ini Ciri-ciri Wanita yang Jadi Pengikut Dajjal pada Akhir Zaman
Kemenag Imbau Masyarakat Tak Usir Anak-Anak yang Berisik di Masjid