Dalam pelaksanaan ibadah haji, ihram atau membaca niat merupakan rukun haji yang pertama. Hal tersebut akan menentukan sah dan tidaknya ibadah seorang muslim. Oleh karena wajib hukumnya, penting diketahui terkait tata cara ihram haji dan umrah untuk menyempurnakan ibadah.
Pelaksanaan ibadah haji bagi umat muslim terdiri dari tiga cara yakni haji tamattu, haji ifrad, dan haji qiran. Mengutip buku Bimbingan Praktikum Ibadah yang ditulis oleh Abudin Nata, cara ifrad yakni melakukan ihram (niat haji) hanya untuk haji hingga selesai. Setelah itu ia mengerjakan umrah hingga hajinya selesai.
Adapun cara tammatu yaitu menyatukan antara ihram untuk ibadah haji dan umrah. Namun, setelah umrah ia berpakaian biasa dan melakukan hal-hal seperti biasa (termasuk hubungan suami-istri) dan pada tanggal 8 Dzulhijjah, baru ia mengenakan pakaian ihram untuk haji hingga selesai melaksanakan tahallul yang kedua, yaitu setelah melakukan sa'i sekitar tanggal 13 atau 14 Dzulhijjah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara cara qiran yaitu menyatukan antara ihram untuk umrah dan ihram untuk haji dalam satu perjalanan. Mayoritas jamaah haji dari Indonesia memilih melaksanakan haji tamattu, yaitu mengerjakan umrah pada bulan haji terlebih dahulu disusul dengan mengerjakan haji. Dengan catatan, cara ini wajib membayar dam.
Tata Cara Niat Ihram Umrah
Dalam buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah untuk Lansia yang diterbitkan oleh Kementerian Agama (Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah 1444 H/2023 M), dijelaskan terkait tata cara niat ihram haji dan umrah bagi jamaah haji Indonesia gelombang pertama.
Adapun gelombang pertama adalah mereka yang mendarat dan menetap di Madinah kurang lebih selama sembilan hari dan menuju ke Makkah menaiki bus, niat ihram umrah dilakukan dengan mengambil miqat di Abyar Ali (Dzulhulaifah-Madinah).
Dituliskan dalam buku tersebut tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut:
1. Jamaah sudah mandi, berwudhu, memakai wewangian, memotong kuku, sudah berpakaian ihram di hotel, kemudian menaiki bus yang telah disediakan
2. Setibanya di masjid Abyar Ali, jamaah melaksanakan sholat sunnah ihram dua rakaat, akan tetapi bagi jamaah haji yang berusia lanjut atau yang mengalami udzur maka sholat sunnah ihram dilaksanakan di hotel sebelum menaiki bus sehingga ketika berada di Abyar Ali jamaah tidak perlu turun dari bus
3. Saat di Abyar Ali, jamaah haji lansia atau yang memiliki udzur melaksanakan niat ihram umrah di atas bus di Abyar Ali (Dzulhulaifah) dengan mengucapkan:
ÙÙØšÙÙÙÙÙ٠اÙÙÙ٠عÙÙ ÙØ±Ù
Arab latin: Labbaikalloohumma 'umrotan
Artinya: "Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah untuk berumrah."
Bisa juga dengan bacaan berikut.
ÙÙÙÙÙÙØªÙ اÙÙØ¹ÙÙ ÙØ±Ùة٠ÙÙØ§ÙØÙرÙÙ ÙØªÙ ØšÙÙÙØ§ ÙÙÙÙÙ ØªÙØ¹ÙاÙÙÙ
Arab latin: Nawaitul 'umrota wa ahromtu bihaa lillaahi ta'aalaa
Artinya: "Aku niat umrah dengan berihram karena Allah Ta'ala."
4. Khusus jamaah haji lansia, lemah, atau sakit, dianjurkan untuk melakukan niat ihram umrah disertai isytirat (ihram bersyarat) untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi halangan yang menyulitkan terlaksananya ibadah umrah. Ketika berniat ihram umrah dengan isytirat, jamaah mengucapkan:
ÙÙØšÙÙÙÙ٠اÙÙÙÙÙÙÙ Ù٠عÙÙ ÙØ±Ùة٠ÙÙØ¥ÙÙÙ ØÙØšÙØ³ÙÙÙÙÙ ØÙØ§ØšÙØ³Ù ÙÙØšÙÙÙÙ٠اÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙ ÙÙÙ ÙØÙÙÙÙÙÙ ØÙÙÙØ«Ù ØÙØšÙØ³ÙÙÙÙÙ
Artinya: "Aku sambut panggilan-Mu ya Allah untuk berumrah. Tetapi jika aku terhalang oleh sesuatu, ya Allah, maka aku akan ber-tahallul di tempat aku terhalang itu."
Niat ihram isytirat berdasarkan perintah Rasulullah SAW kepad Dluba'ah binti Zubair dalam hadits berikut:
Dari Aisyah RA, ia berkata Nabi SAW datang ke rumah Dluba'ah binti Zubair bin Abdul Muthalib. Lalu Dluba'ah pun berkata, "Ya Rasulullah, aku bermaksud hendak menunaikan ibadah haji, tetapi aku sakit, bagaimana itu?" Maka Nabi SAW pun bersabda: "Berhajilah dan syaratkan dalam niatmu akan tahallul (berhenti) jika tak sanggup meneruskannya karena sakit." (HR Bukhari Muslim).
5. Selepas berniat ihram umrah, jamaah dianjurkan untuk membaca talbiyah, sholawat, doa, dan zikir.
6. Menjaga larangan-larangan ihram
Untuk Jamaah Gelombang Kedua
Pada dasarnya, tata cara yang perlu dilakukan oleh jamaah haji gelombang kedua kurang lebih sama. Jamaah melaksanakan mandi, wudhu, memakai wewangian, berpakaian ihram, dan melasanakan sholat sunnah ihram di asrama haji embarkasi terlebih dahulu.
Kemudian mereka dapat melakukan niat ihram umrah sebelum sampai miqat, baik di asrama haji embarkasi atau embarkasi antara atau di dalam pesawat sebelum melintas di atas Yalamlam atau Qarn al-Manazil. Bisa juga dibaca ketika di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, dengan bacaan niat yang sama.
Tata Cara Niat Haji
Masyarakat Indonesia yang umumnya melaksanakan haji secara tamattu diharuskan melaksanakan umrah disusul ibadah haji dan wajib berihram dua kali, melaksanakan dua kali thawaf, dua kali sa'i yang masing-masing diperuntukkan untuk umrah dan haji.
Pada hari tarwiyah yaitu tanggal 8 Dzulhijjah, jamaah haji yang melaksanakan haji tamattu mempersiapkan diri untuk melaksanakan ibadah haji dengan melaksanakan niat ihram haji dan mengambil miqat di tempat tinggal masing-masing, yaitu hotel-hotel Makkah, dengan catatan telah melaksanakan tata cara yang sama dengan umrah.
Adapun bacaan niatnya diganti dengan niat berhaji.
ÙÙØšÙÙÙÙÙ٠اÙÙÙÙ ØÙجÙÙØ§
Arab-latin: Labbaikalloohumma hajjan
Artinya: Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah untuk berhaji
Dapat juga membaca niat sebagai berikut.
ÙÙÙÙÙÙØªÙ اÙÙØÙØ¬ÙÙ ÙÙØ§ÙØÙرÙÙ ÙØªÙ ØšÙÙÙØ§ ÙÙÙÙÙ ØªÙØ¹ÙاÙÙÙ
Arab latin: Nawaitul 'umrota wa ahromtu bihaa lillaahi ta'aalaa
Artinya: Aku niat haji dengan berihram karena Allah Ta'ala
Itulah tata cara dan juga bacaan niat ihram haji dan umrah yang dapat diamalkan. Semoga bermanfaat.
(dvs/dvs)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina