Keutamaan Lempar Jumroh dalam Ibadah Haji, Benarkah seperti Melempar Setan?

Keutamaan Lempar Jumroh dalam Ibadah Haji, Benarkah seperti Melempar Setan?

Devi Setya - detikHikmah
Minggu, 22 Jan 2023 10:30 WIB
Muslim pilgrims cast their stones at a pillar symbolising the stoning of Satan during the annual Haj pilgrimage in Mina, Saudi Arabia, July 9, 2022. REUTERS/Mohammed Salem
Ilustrasi jamaah haji melempar jumroh. Foto: REUTERS/MOHAMMED SALEM
Jakarta -

Melempar jumroh adalah salah satu dari beberapa rangkaian ibadah yang harus dilakukan oleh jamaah haji. Hukum melempar jumroh pun adalah wajib dan harus dilaksanakan karena bila tidak melakukan maka jamaah akan dikenakan dam ibadah haji atau membayar denda dengan uang.

Lempar jumroh dilakukan di lokasi yang diberi nama Kompleks Jembatan Jumroh di Kota Mina. Lokasinya terletak di sebelah timur Makkah.

Dikutip dari buku Mengais Berkah di Bumi Sang Rasul oleh Ahmad Hawassy, dijelaskan bahwa dalam melempar jumroh, para jamaah akan melakukan pelemparan beberapa batu kerikil pada tiang besar.

Ibadah ini terkesan sepele, padahal jamaah sebenarnya bukan sekedar melempar batu kerikil hingga mengenai tiang saja. Lempar jumroh adalah simbolisasi umat Islam yang melakukan ibadah haji dalam melawan setan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun tiang yang berada di lokasi lempar jumroh adalah sebagai tempat penada bahwa setan muncul ditempat tersebut yang lantas dilempar kerikil oleh Nabi Ibrahim AS. Saat ini, di lokasi lempar jumrah terdapat tiga tugu untuk melempar jumrah yakni Ula, Wustha, dan Aqabah. Masing-masing tiang tersebut memiliki jarak antara 200 meter hingga 250 meter.

Setiap jamaah haji diharuskan mengumpulkan tujuh butir kerikil untuk melempar setiap tiang. Banyak yang membayangkan bahwa di tiang tersebut ada setan yang terbelenggu, sehingga tidak sedikit jamaah yang melempar dengan batu besar ataupun benda lain seperti botol maupun sandal.

ADVERTISEMENT

Padahal sebenarnya, makna dari melempar jumroh adalah setan dapat merasa sakit dan terhina apabila seorang mukmin mengingat Allah dan menjalankan perintahnya. Oleh karenanya, saat lempar jumroh, usahakan untuk terus menyebut dan mengingat kuasa Allah SWT.

Keutamaan Melempar Jumroh

Drs. H. Abbas Jumadi dalam bukunya yang berjudul Ibadah Haji: Proses Perjalanan, Pelaksanaan dan Keutamaan Tempat & Ritual, menjelaskan keutamaan dari melempar jumroh oleh jamaah haji.

1. Menegakkan dzikrullah

Diriwayatkan dari Aisyah ra. Nabi SAW bersabda: "Sesungguhnya, diadakannya thawaf di Ka'bah, sa'i antara Shafa dan Marwah dan melempar jumroh, adalah untuk menegakkan dzikrullah". (HR. Abu Daud dan dihasankan oleh al-Armauth)

Melempar jumroh merupakan perintah berdzikir pada hari-hari yang berbilang sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 203:

۞ وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ فِىٓ أَيَّامٍ مَّعْدُودَٰتٍ ۚ فَمَن تَعَجَّلَ فِى يَوْمَيْنِ فَلَآ إِثْمَ عَلَيْهِ وَمَن تَأَخَّرَ فَلَآ إِثْمَ عَلَيْهِ ۚ لِمَنِ ٱتَّقَىٰ ۗ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّكُمْ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ

Arab-Latin: Ważkurullāha fī ayyāmim ma'dụdāt, fa man ta'ajjala fī yaumaini fa lā iṡma 'alaīh, wa man ta`akhkhara fa lā iṡma 'alaihi limanittaqā, wattaqullāha wa'lamū annakum ilaihi tuḥsyarụn

Artinya: Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang. Barangsiapa yang ingin cepat berangkat (dari Mina) sesudah dua hari, maka tiada dosa baginya. Dan barangsiapa yang ingin menangguhkan (keberangkatannya dari dua hari itu), maka tidak ada dosa pula baginya, bagi orang yang bertakwa. Dan bertakwalah kepada Allah, dan ketahuilah, bahwa kamu akan dikumpulkan kepada-Nya.

Menurut Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi dalam Aisarut Tafasir, ayat 203 menjelaskan tentang Allah Ta'ala mengabarkan kepada mereka bahwa tidak mengapa apabila mereka mendahulukan keluar dari Mina untuk kembali ke negerinya setelah melempar jumroh ketika hari kedua. Sebagaimana juga tidak mengapa bagi orang yang mengakhirkan untuk melempar jumrah pada hari ketiga.

2. Menghapuskan dosa besar

Diriwayatkan dari lbnu Umar ra. Nabi Saw bersabda kepada orang Anshar yang bertanya tentang pahala melempar jumroh, "Adapun pelemparanmu untuk jumroh, maka bagimu dengan setiap kerikil yang kamu lemparkan adalah penghapusan satu dosa besar yang termasuk dari dosa penghancur yang berbahaya." (HR. Thabrani dalam Mu'jam Kabir dengan sanad shahih).

Dan dalam riwayat Ubadah bin Shamit ra. "Adapun pelemparanmu untuk jumroh, Allah telah berfirman dalam Al-Qur'an surat As-Sajadah ayat 17:

فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَّآ أُخْفِىَ لَهُم مِّن قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَآءًۢ بِمَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

Arab-Latin: Fa lā ta'lamu nafsum mā ukhfiya lahum ming qurrati a'yun, jazā`am bimā kānụ ya'malụn

Artinya: Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.

3. Mengikuti sunnah Nabi lbrahim AS

Diriwayatkan Ibnu Abbas ra. bahwa Nabi SAW bersabda :

"Ketika lbrahim kekasih Allah mendatangi manasik (tempat-tempat ibadah haji) setan menghalang-halangi beliau di Jumratul Aqabah, maka beliau melemparinya dengan tujuh kerikil sehingga tenggelam di dalam tanah, kemudian ia menghalang-halangi beliau di Jamrah kedua, maka beliau melemparinya dengan tujuh kerikil hingga tenggelam di dalam tanah, kemudian ia menghalang-halangi beliau di Jamrah ketiga, maka beliau melemparinya dengan tujuh kerikil hingga tenggelam di dalam tanah".

Ibnu Abbas berkata, "Setan kalian rajam dan agama bapak kalian lbrahim kalian ikuti". (HR. Hakim dalam Mustadrak dan dishahikannya).




(dvs/lus)
Ibadah Haji

Ibadah Haji

20 konten
Ibadah haji menjadi salah satu kewajiban umat Islam yang harus dilakukan setidaknya sekali seumur hidup untuk mereka yang mampu secara fisik dan finansial.

Hide Ads