Hadits tentang Tangis dan Tawa Rasulullah SAW

Hadits tentang Tangis dan Tawa Rasulullah SAW

Devi Setya - detikHikmah
Rabu, 24 Des 2025 08:45 WIB
Hadits tentang Tangis dan Tawa Rasulullah SAW
Foto: Getty Images/iStockphoto/Zeynurbaba
Jakarta -

Rasulullah Muhammad SAW adalah manusia paling sempurna akhlaknya. Beliau bukan sosok yang kaku atau dingin tanpa perasaan, tetapi juga bukan pribadi yang berlebihan dalam mengekspresikan emosi.

Tangis dan tawa Rasulullah SAW menjadi cermin keseimbangan jiwa dan ketulusan iman yang patut diteladani oleh setiap Muslim.

Dalam beberapa hadits digambarkan bahwa Rasulullah SAW menangis karena takut kepada Allah SWT, kasih sayang kepada umat, dan keprihatinan atas akhirat. Di sisi lain, beliau juga tersenyum dan tertawa dengan penuh adab, tanpa berlebihan, tanpa melalaikan, dan tanpa merendahkan martabat siapa pun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tangis Rasulullah SAW sebagai Cermin Ketakwaan

Rasulullah SAW Menangis karena Takut kepada Allah SWT

Dalam buku Syarah Riyadhus Shalihin (Jilid II) karya Syaikh Muhammad Al-Utsaimin, tangisan Rasulullah SAW bukan tangis keputusasaan, melainkan tangis khusyuk karena rasa takut dan cinta kepada Allah SWT.

ADVERTISEMENT

Dalam sebuah hadits, Abdullah bin Mas'ud RA meriwayatkan,

Rasulullah SAW bersabda kepadaku, "Bacakanlah Al-Qur'an untukku."
Aku berkata, "Wahai Rasulullah, apakah aku membacakannya untukmu, padahal Al-Qur'an diturunkan kepadamu?"
Beliau bersabda, "Aku senang mendengarnya dari orang lain."

Ketika aku membaca surat An-Nisa hingga ayat:
'Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seorang saksi dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan engkau (Muhammad) sebagai saksi atas mereka?' (QS. An-Nisa: 41),

Rasulullah SAW bersabda, "Cukup."
Ternyata kedua mata beliau bercucuran air mata. (HR. Bukhari dan Muslim)

Tangisan ini menunjukkan betapa dalamnya rasa tanggung jawab Rasulullah SAW sebagai saksi atas umat manusia di hadapan Allah.

Rasulullah SAW Menangis karena Merenungkan Akhirat

Rasulullah SAW juga sering menangis ketika mengingat kehidupan akhirat dan hisab Allah SWT.

Dalam hadits lain disebutkan,

"Rasulullah SAW membaca ayat:
'Jika Engkau mengazab mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu; dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkau Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.'
Lalu beliau mengangkat kedua tangannya seraya berkata, 'Ya Allah, umatku, umatku,' dan beliau menangis." (HR. Muslim)

Hadits ini menunjukkan kasih sayang Rasulullah SAW yang begitu besar kepada umatnya, bahkan hingga meneteskan air mata dalam doa.

Rasulullah SAW Menangis karena Kasih Sayang

Tangisan Rasulullah SAW juga muncul dari kelembutan hati dan kasih sayang beliau terhadap sesama.

Anas bin Malik RA meriwayatkan, "Rasulullah SAW masuk menemui anak beliau, Ibrahim, ketika ia sedang sakaratul maut. Lalu mata Rasulullah SAW pun berlinang air mata."

Abdurrahman bin Auf berkata, "Engkau pun menangis, wahai Rasulullah?"
Beliau bersabda, "Ini adalah rahmat."
Kemudian beliau bersabda lagi, "Sesungguhnya mata ini meneteskan air mata dan hati bersedih, namun kami tidak mengatakan kecuali apa yang diridai oleh Rabb kami." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menegaskan bahwa menangis bukan tanda lemahnya iman, melainkan bentuk kasih sayang yang dibenarkan dalam Islam.

Tawa Rasulullah SAW Tidak Berlebihan

Rasulullah SAW dikenal lebih sering tersenyum daripada tertawa terbahak-bahak.

Abdullah bin Harits RA berkata, "Aku tidak pernah melihat seseorang yang lebih banyak tersenyum daripada Rasulullah SAW." (HR. Tirmidzi)

Tawa Rasulullah SAW tidak disertai suara keras, tidak melalaikan, dan tidak berlebihan hingga membuka aurat atau merendahkan wibawa.

Bentuk Tawa Rasulullah SAW

Dalam banyak riwayat disebutkan bahwa tawa Rasulullah SAW biasanya hanya sampai terlihat gigi gerahamnya, bukan tawa terbahak.

Aisyah RA berkata, "Rasulullah SAW tidak pernah tertawa terbahak-bahak hingga tampak anak uvulanya, tetapi beliau hanya tersenyum." (HR. Bukhari dan Muslim)

Ini menunjukkan adab mulia Rasulullah SAW dalam menjaga kehormatan diri.

Rasulullah SAW Tertawa karena Kebenaran

Tawa Rasulullah SAW sering muncul sebagai respons terhadap sesuatu yang mengandung hikmah, kejujuran, atau keluguan, bukan kebohongan.

Dalam hadits disebutkan, "Rasulullah SAW tertawa hingga terlihat gigi-gigi beliau ketika mendengar kabar tentang seorang hamba yang diampuni Allah setelah berselisih pendapat dengan Rabb-nya." (HR. Muslim)

Tawa ini mencerminkan rahmat, harapan, dan optimisme dalam ajaran Islam.




(dvs/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads