5 Profil Perawi Hadits Terkemuka dan Dijadikan Rujukan

5 Profil Perawi Hadits Terkemuka dan Dijadikan Rujukan

Kristina - detikHikmah
Rabu, 09 Jul 2025 10:00 WIB
Mess on the desk. Open vintege books everywhere
Ilustrasi kitab hadits. Foto: Getty Images/iStockphoto/photogl
Jakarta -

Perawi atau orang yang meriwayatkan hadits menjadi sosok yang berjasa dalam hukum Islam. Mereka menjadi penghubung ajaran Nabi Muhammad SAW lewat hadits-haditsnya. Sejumlah perawi hadits terkemuka telah menjadi rujukan sampai hari ini.

Perawi hadits terkemuka muncul di era Dinasti Abbasiyah. Dalam sejarahnya, masa ini merupakan puncak kejayaan Islam, ilmu pengetahuan berkembang pesat pada saat itu.

Profil Perawi Hadits Terkemuka

Setidaknya ada lima perawi hadits terkemuka dan dijadikan rujukan. Mereka adalah Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam at-Tirmidzi, Imam Abu Dawud, dan Imam an-Nasa'i. Merangkum Al-Kutub As-Sittah: Karakteristik, Metode, dan Sistematika Penulisnya susunan Umma Farida, berikut profilnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Imam Bukhari

Imam Bukhari lahir di Bukhara pada Jumat, 13 Syawal 194 H. Pemilik nama lengkap Abu Abdillah Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim ibn al-Mughirah ibn Bardizbah al-Ju'fi al-Bukhari ini memiliki ketertarikan besar untuk mendalami ilmu hadits.

Imam Bukhari mulai mengkaji hadits sejak umur 10 tahun. Hanya butuh waktu satu tahun, ia sudah berani mengoreksi ulama yang keliru menyampaikan hadits.

ADVERTISEMENT

Kemudian, pada usia 16 tahun, Imam Bukhari sudah hafal matan hadits kitab Abdullah ibn al-Mubarak dan Waki' ibn al-Jarrah lengkap dengan sanadnya. Ia mendapat gelar Imam al-muhadditsin fi al-hadits atas kepandaiannya dalam ilmu hadits.

Dalam mempelajari ilmu hadits, Imam Bukhari berguru kepada Yahya ibn Ma'in, Ibn Rahawaih, Ahmad ibn Hanbal, dan Ali ibn al-Madini. Ia memiliki murid yang pada akhirnya juga menjadi rujukan umat Islam. Mereka adalah Imam Muslim, At-Tirmizi, dan An-Nasa'i.

Kitab hadits karya Imam Bukhari yang dijadikan rujukan berjudul al-Jami' al-Musnad as-Shahih al-Mukhtasar min Umur Rasulillah Sallallahu 'Alaihi wa Sallam wa Sunanih wa Ayyamih atau dikenal dengan Shahih Bukhari.

2. Imam Muslim

Imam Muslim lahir di sebuah kota kecil di Iran timur laut yang bernama Naisabur. Terkait tahun kelahirannya, ada yang menyebut 204 H dan ada juga yang bilang 206 H.

Ketertarikan Imam Muslim dalam mengkaji hadits sudah muncul sejak kecil, sama seperti gurunya, Imam Bukhari. Ia mulai belajar hadits di Makkah saat usianya baru 12 tahun.

Perjalanan Imam Muslim tak hanya berhenti di Makkah. Dia pergi dari satu wilayah ke wilayah lainnya untuk berguru pada ulama hadits terkenal. Beberapa gurunya adalah Yahya ibn Yahya, Ishaq, Muhammad ibn Mahran, Abu Ghassan, Sa'id ibn Mansur, Abu Mus'ab di Hijaz, Abdullah ibn Maslamah, Ahmad ibn Hanbal, Harmalah ibn Yahya, Amir ibn Sawwad dan lainnya.

Kitab hadits karya Imam Muslim yang dijadikan rujukan berjudul al-Jami' al-Musnad as-Sahih al-Mukhtasar min as-Sunan bi Naql al-'Adl 'an al-'Adl 'an Rasulillah SAW. Kitab ini populer dengan sebutan Shahih Muslim.

3. Imam At-Tirmidzi

Perawi hadits terkemuka lainnya adalah Imam At-Tirmidzi. Nama lengkapnya Abu Isa Muhammad ibn Isa ibn Saurah ibn Musa ibn ad-Dahhak as-Sulami al-Bughi at-Tirmidzi.

Imam At-Tirmidzi lahir pada 209 H. Ada yang menyebut Imam At-Tirmidzi buta sejak lahir, sementara ulama lainnya menyebut kebutaan Imam At-Tirmidzi terjadi di usia tua, setelah sekian lama mendalami ilmu hadits.

Imam At-Tirmidzi berguru kepada Qutaibah ibn Sa'id, Ishaq ibn Rahawaih, Abu Mus'ab az-Zuhri, Muhammad ibn Ismail al-Bukhari, Muhammad ibn Amr as-Sawwaq, Ismail ibn Musa al-Fazari, Bisyr ibn Mu'az al-'Aqadi, Qutaibah ibn Sa'id dan lainnya.

Kitab hadits karya Imam At-Tirmidzi yang dijadikan rujukan berjudul al-Jami' al-Mukhtasar min as-Sunan 'an Rasulillah atau dikenal Sunan At-Tirmidzi.

4. Imam An-Nasa'i

Imam An-Nasa'i lahir di Nasa', Khurasan pada 215 H. Nama lengkapnya Ahmad ibn Syu'aib ibn Ali ibn Sinan ibn Bahr ibn Dinar al-Khurasani an-Nasa'i.

Sejak kecil, Imam An-Nasa'i sudah hafal Al-Qur'an dan belajar ilmu agama. Dalam mendalami ilmu hadits, dia berguru kepada Qutaibah ibn Sa'id al-Baglani al-Balkhi.

Imam An-Nasa'i belajar hadits ke berbagai wilayah, seperti Syam, Mesir, Irak, dan Hijaz. Hal ini ia lakukan sejak usia 15 tahun.

Kitab hadits karya Imam An-Nasa'i yang dijadikan rujukan berjudul Sunan An-Nasa'i. Kitab ini memuat hadits-hadits shahih, tak ada hadits dhaif di dalamnya.

5. Imam Abu Dawud

Imam Abu Dawud lahir pada 202 H di Sijistan, Basrah. Pemilik nama lengkap Abu Dawud Sulaiman ibn al-Asy'as ibn Ishaq ibn Basyir ibn Syidad ibn Imran al-Azdi as-Sijistani ini lahir dan tumbuh di lingkungan keluarga yang agamis.

Studi hadits Imam Abu Dawud berfokus pada hadits-hadits tentang fikih dan masalah hukum agama. Kitab haditsnya berjudul Sunan Abu Dawud.

Selain kelima perawi hadits tersebut, ada satu lagi yang kerap dijadikan rujukan yakni Ibnu Majah. Ia menyusun kitab Sunan Ibnu Majah yang berisi kumpulan hadits maqbul (dapat diterima).




(kri/erd)

Hide Ads