Tahun Baru Islam 2023, Ini Dalilnya dari Al-Qur'an dan Hadits

Tsalats Ghulam Khabbussila - detikHikmah
Rabu, 19 Jul 2023 07:00 WIB
Ilustrasi Tahun Baru Islam 2023. (Foto: Getty Images/iStockphoto/sofirinaja)
Jakarta -

Tahun Baru Islam 2023 bertepatan dengan 1 Muharram 1445 H. Ada beragam keterangan dalil mengenai Tahun Baru Islam ini yang termuat dalam ayat Al-Qur'an maupun hadits.

Tahun Hijriah yang terdiri dari dua belas bulan dijelaskan dalam surah At Taubah ayat 36. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

Arab Latin: "Inna 'iddatasy-syuhūri 'indallāhiṡnā 'asyara syahran fī kitābillāhi yauma khalaqas-samāwāti wal-arḍa minhā arba'atun ḥurum(un), żālikad-dīnul-qayyim(u), falā taẓlimū fīhinna anfusakum wa qātilul-musyrikīna kāffatan kamā yuqātilūnakum kāffah(tan), wa'lamū annallāha ma'al-muttaqīn(a)."

Artinya: "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauhul Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa."

Ayat di atas juga menjelaskan tentang empat bulan haram dalam dua belas bulan-bulan Hijriah. Deretan empat bulan haram tersebut disebutkan Rasulullah SAW dalam haditsnya. Dari Abu Barkah RA yang mengutip sabda Rasulullah SAW bahwa empat bulan haram adalah Muharram, Dzulqa'idah, Dzulhijjah, dan Rajab.

الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

Artinya: "Zaman berputar seperti hari Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu terdiri dari 12 bulan, di antaranya 4 bulan Haram, tiga bulan berurutan, Zulkaidah, Zulhijjah, dan Muharram. Adapun Rajab yang juga merupakan bulannya kaum Mudhr, berada di antara Jumadil Akhir dan Sya'ban." (HR Bukhari dan Muslim)

Menurut Kitab Zaadul Maysir oleh Al Qodhi Abu Ya'la, bulan haram adalah bulan yang suci sehingga ada pengharaman pembunuhan pada keempat bulan haram. Bulan haram juga merujuk pada larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan lainnya, begitupun sebaliknya.

"Pada bulan Haram, aku sangat senang berpuasa di dalamnya," kata Sufyan Ats Tsauri dalam Kitab Latho-if Al Ma'arif yang diterjemahkan Tim PISS-KTB dalam buku Hasil Bahtsul Masail dan Tanya Jawab Agama Islam.

Ibnu Abbas RA menambahkan, empat bulan tersebut dikhususkan karena dianggap sebagai bulan suci. Dengan kata lain, melakukan perbuatan maksiat pada bulan tersebut dianggap dosa besar dan amalan sholeh yang dilakukan menuai pahala besar.

Abu Hurairah RA juga pernah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah memberi penjelasan tentang keutamaan puasa di bulan Muharram yang berada satu tingkat di bawah puasa Ramadan. Ketika seseorang bertanya kepada nabi, "Setelah Ramadan, puasa di bulan apa yang lebih afdhal?" Rasulullah menjawab, "Puasa di Bulan Allah, yaitu bulan yang kalian sebut dengan Muharram." (HR Ibnu Majah)

Berdasarkan anjuran tersebut, terdapat beberapa pilihan puasa sunnah yang dapat dilakukan pada tanggal 9, 10, dan 11 Muharram. Pilihan pertama adalah puasa pada tanggal 10 Muharram yang disertai dengan puasa sehari sebelum dan sesudahnya, yaitu pada tanggal 9, 10, dan 11 Muharram.

Pilihan kedua adalah puasa dua hari, yaitu pada tanggal 9 dan 10 Muharram. Sedangkan pilihan ketiga adalah puasa pada hari ke-10 saja di bulan Muharram. Puasa pada tanggal 9 Muharram dikenal dengan sebutan puasa Tasu'a, sedangkan puasa pada tanggal 10 Muharram dikenal dengan sebutan puasa Asyura.

Puasa Asyura juga memiliki beberapa keutamaan, salah satunya adalah menghapus dosa-dosa di masa lalu. Dalam sebuah riwayat, Qotadah RA berkata bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa pada hari Arafah, dan beliau menjawab bahwa puasa pada hari Arafah dapat menghapus dosa-dosa tahun lalu dan tahun yang akan datang. Kemudian beliau ditanya tentang puasa Asyura, dan beliau menjawab bahwa puasa Asyura dapat menghapus dosa-dosa yang lalu (HR Al-Jama'ah, kecuali Al-Bukhari dan At-Tirmidzi).

Sejarah Tahun Baru Islam

Tahun Baru Islam mengacu pada sistem penanggalan kalender Hijriah. Melalui kalender tersebut, awal tahun dimulai dari 1 Muharam yang sudah menginjak tahun ke-1445 Hijriah.

Kalender Hijriah adalah sistem penanggalan Islam berdasarkan peredaran bulan. Sistem penanggalan kalender Hijriah dengan rotasi bulan ini dijelaskan pula dalam surah Yunus ayat 5,

هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَآءً وَّا لْقَمَرَ نُوْرًا وَّقَدَّرَهٗ مَنَا زِل لِتَعْلَمُوْا عَدَدَ السِّنِيْنَ وَا لْحِسَا بَ ۗ مَا خَلَقَ اللّٰهُ ذٰلِكَ اِلَّا بِا لْحَـقِّ ۚ يُفَصِّلُ الْاٰ يٰتِ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ

Artinya: "Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui."

Dikutip dari laman Majelis Ulama Indonesia (MUI), penanggalan Islam menggunakan kalender Hijriah pertama kali dimulai pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab RA. Saat itu, kalender Hijriah juga berfungsi sebagai produk politik Umar dalam mendukung kelancaran sistem negara.

Setelah menetapkan kalender Hijriah sebagai penunjuk waktu, penentuannya diiringi dengan ketetapan awal waktu tahun Hijriah atau yang kemudian dikenal dengan 1 Muharram 1 Hijriah. Ada empat opsi yang diusulkan kepada Umar yakni, tahun Gajah saat Rasulullah lahir, tahun wafatnya Rasulullah, tahun Rasulullah diangkat menjadi rasul, dan juga tahun hijrahnya Rasulullah dari Makkah ke Madinah pada 622 Masehi.

Pada akhirnya, tahun hijrahnya Rasulullah SAW terpilih menjadi 1 Muharram dalam kalender Hijriah karena dianggap menjadi tonggak awal kejayaan umat Islam setelah berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Hingga sampai saat ini, hari hijrah itu pun diperingati sebagai atau Tahun Baru Islam.

Sekian adalah sekilas pembahasan mengenai tentang Tahun Baru Islam 2023 dan dalilnya. Semoga bermanfaat ya detiker!



Simak Video "Sambut Tahun Baru Islam, Pelajar di Sidrap Gelar Pawai Obor"

(rah/rah)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork