Mengutip buku Al-Qur'an dan Kehidupan: Aneka Living Qur'an dalam Masyarakat Adat karya M. Rahmad Azmi dan Tafhajils, istilah tahlilan berasal dari kata dasar tahlil yang kemudian ditambah imbuhan -an sehingga menjadi tahlilan.
Dijelaskan, dalam bahasa Arab, kata tahlil adalah bentuk masdar yang berasal dari kata Hallala-Yuhallilu-Tahlil yang artinya lafaz Laa ilaha Illallah (Tidak ada Tuhan kecuali Allah). Namun, setelah ditambahkan imbuhan menjadi tahlilan, artinya melebar dan bisa juga bermakna kalimat-kalimat thayyibah lainnya.
Disebutkan dalam buku Ahlussunnah Wal Jamaah karya A. Fatih Syuhud, acara tahlilan mengandung empat elemen. Pertama, tawassul atau menghadiahkan bacaan Al Fatihah kepada yang meninggal, mulai dari Rasulullah SAW, sahabat, tabi;in, para ulama, keluarga dekat, dan yang baru saja meninggal.
Kedua, membaca beberapa ayat Al-Qur'an dan zikir. Bacaan ini dilantunkan bersama-sama dengan suara keras. Ketiga, membaca doa bersama dipimpin oleh seorang utaz atau kiai. Doa ini ditujukan kepada orang yang telah meninggal dan orang yang menghadiri tahlilan.
Terakhir, acara tahlilan umumnya ditutup dengan jamuan makanan dari keluarga yang meninggal atau yang mempunyai hajat. Menurut A. Fatih Syuhud, elemen keempat ini bermakna sedekah.
"Jadi, poin utama acara tahlil ada dua yaitu a) mengirim pahala bacaan Al-Qur'an dan zikir pada mayit; b) bersedekah yang pahalanya dihadiahkan pada yang meninggal," terang A. Fatih Syuhud dalam bukunya seperti dikutip.
Susunan Bacaan Tahlil
Melansir detikHikmah, susunan bacaan tahlil untuk orang meninggal dunia adalah sebagai berikut:
- Bertawasul untuk Nabi Muhammad SAW, untuk para sahabat dan orang-orang yang dimuliakan lainnya.
- Membaca surah Al Ikhlas sebanyak tiga kali
- Membaca mu'awwidzatain atau surah Al Falaq dan An Nas
- Membaca surah Al Fatihah
- Membaca surah Al Baqarah ayat 1-5
- Membaca ayat kursi (surah Al Baqarah ayat 225)
- Membaca dua ayat terakhir surah Al Baqarah (ayat 284-286)
- Sholawat
- Istighfar
- Membaca tahlil sebagai berikut:
لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ
laa ilaaha illallah
Artinya: "Tiada tuhan yang layak disembah kecuali Allah."
Setelah itu dilanjutkan dengan membaca doa setelah tahlil. Berikut bacaan doanya.
Doa setelah Tahlilan
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ
اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدَ الشَّاكِرِيْنَ، حَمْدَالنَّاعِمِيْنَ، حَمْدًايُوَافِيْ نِعَمَه وَيُكَافِئُ مَزِيْدَه، يَارَبَّنَالَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. اَللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى الِى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdu lillaahi robbil'aalamiin. Hamdasy syaakiriin, hamdan naa'imiin, hamdayyuwaafii ni'amahuu wa yukaafi'u mazzidah, yaa robbanaa lakalhamdu kamaa yan baghii lijalaali waj-hika wa 'azhiimi sulthoonik. Allaahumma shalli wa shallim 'alaa sayyidinaa muhammad, wa'alaa aali sayiidinaa muhammad.
Artinya: "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah Penguasa Alam Semesta, sebagaimana orang yang bersyukur dan orang yang mendapat banyak kenikmatan memuji-Nya dengan pujian yang sepadan dan nikmat-Nya dan memungkinkan pertambahannya. Wahai Tuhan kami, pujian hanyalah untuk-Mu, sebagaimana yang layak akan kemuliaan Zat-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu. Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan keselamatan kepada Nabi Muhammad junjungan kami dan kepada keluarga baginda."
Sebagian ulama berpendapat bahwa tahlilan merupakan sesuatu yang bid'ah karena tidak disyariatkan oleh Rasulullah SAW. Sementara itu, sebagian yang lain berpendapat bahwa bacaan tahlil memiliki dasar-dasar yang terdapat dalam Al-Qur'an dan hadits meskipun format acaranya tidak diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW.
(kri/lus)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana