Otoritas Israel mengumumkan hasil keputusan terkait pembatasan akses masuk bagi umat Islam ke Masjid Al Aqsa selama Ramadan 2024. Ditetapkan, Israel tetap mengizinkan jemaah masuk tanpa menyebutkan jumlah pastinya seperti peringatan Ramadan sebelumnya .
Keputusan ini dihasilkan dari pertemuan antar para pejabat tinggi keamanan Israel yang digelar Selasa (5/3/2024). Hasilnya disebutkan, Israel akan memberlakukan uji coba akses masuk pada minggu pertama Ramadan.
"Selama minggu pertama Ramadan, masuknya jemaah ke Temple Mount akan diizinkan, serupa dengan jumlah tahun-tahun sebelumnya," demikian pernyataan otoritas Israel, dikutip Reuters, Rabu (6/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penilaian mingguan terhadap aspek keamanan dan keselamatan akan diadakan, keputusan akan diambil sesuai dengan itu," sambung keterangannya lagi.
Berdasarkan penelusuran detikHikmah, Israel masih tetap memberlakukan pembatasan jemaah meski memberi izin masuk ke Masjid Al Aqsa sepanjang bulan Ramadan 2023 lalu. Hal ini pun dilaporkan kantor berita Palestina, WAFA, pada 20 April 2023.
"Empat juta jemaah muslim salat di Masjid Al Aqsa di Yerusalem yang diduduki sepanjang bulan suci Ramadan, meskipun ada pembatasan yang dilakukan Israel, hari ini kata Departemen Wakaf Islam," demikian keterangannya.
Diketahui, izin masuk ke Masjid Al Aqsa hanya diperuntukkan pada kelompok jemaah tertentu. Kelompok jemaah yang diizinkan adalah jemaah wanita semua usia, anak laki-laki sampai usia 12 tahun, dan laki-laki lansia (lanjut usia) di atas 55 tahun.
Israel juga memberlakukan pelarangan akses masuk bagi jemaah laki-laki usia 12-55 tahun dari Tepi Barat selama Ramadan dengan dalih menjaga keamanan.
Pada April 2023 juga tercatat, polisi Israel bentrok dengan warga Palestina di Masjid Al-Aqsa saat Ramadan. Sebelumnya, pada 2021 dan 2022, terjadi kerusuhan hingga kekerasan di lokasi tersebut akibat aturan pembatasan yang diberlakukan Israel sepanjang bulan suci,
Sebelumnya, Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir menyuarakan pelarangan masuknya ribuan jemaah dari kalangan umat Islam Tepi Barat ke Masjid Al Aqsa. Ben Gvir memimpin partai sayap kanan yang menganjurkan kendali Yahudi atas kompleks masjid tersebut.
"Masuknya puluhan ribu haters (pembenci) dalam perayaan di Temple Mount merupakan ancaman keamanan bagi Israel," kata Ben Gvir.
Beberapa hari setelahnya, Amerika Serikat (AS) meminta Israel untuk mengizinkan umat Islam beribadah di Masjid Al Aqsa.
"Ini bukan hanya masalah memberikan kebebasan beragama kepada masyarakat yang layak mereka dapatkan tapi juga masalah yang secara langsung penting bagi keamanan Israel," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller.
"Bukan kepentingan keamanan Israel untuk mengobarkan ketegangan di Tepi Barat atau wilayah yang lebih luas," sambungnya.
(rah/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!