Dua Sayap Kehidupan: Sabar dan Syukur

Dua Sayap Kehidupan: Sabar dan Syukur

Lusiana Mustinda - detikHikmah
Selasa, 04 Mar 2025 20:30 WIB
Jakarta -

Mengontrol dua sayap kehidupan. Sayap itu adalah alat untuk menerbangkan kita naik ke atas untuk melakukan progres. Prof Nasaruddin Umar mengatakan manusia bukanlah burung, tapi yang dimaksudkan ialah dua power. Jika hal itu dijalankan, maka insyaallah kita akan terorbit untuk masuk ke puncak langit.

"Dulu kita manusia langit turun ke bumi. Tentukan akan kembali juga ke langit," ujar Imam Besar Istiqlal itu dalam detikKultum, Selasa (4/3/2025).

Prof Nasaruddin Umar menjelaskan, sayap kehidupan sebelah kanan adalah sayap sabar dan kiri adalah sayap syukur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sabar adalah menahan diri untuk tidak melakukan sesuatu yang bisa untuk berhadap-hadapan dengan hati nurani kita. Sabar jadi modal untuk bisa terbang. Tapi jika hanya dengan satu sayap tidak bisa terbang dengan optimal. Sehingga dibutuhkan sayap satu lagi yakni syukur.

"Jika keduanya dilakukan maka akan menjadi orang yang beruntung. Ketika diuji dengan musibah ia tersenyum karena melawan kesabaran. Diberi rezeki yang banyak juga tidak mabuk," ujar Nasaruddin Umar.

ADVERTISEMENT

Musibah sering kali banyak mengorbitkan manusia ke atas (lebih mendekatkan kita pada Allah) sementara syukur adalah hal yang juga tidak lebih mudah dilakukan daripada sabar.

Mana yang lebih mungkin, diuji musibah atau kemewahan? Kalau terkena musibah kita akan pertama kali mengontak adalah Tuhan. Ujian dalam bentuk kemewahan dan kebahagiaan lebih sering melenakan manusia.

"Kalau kita tidak ada kesabaran, penyakit akan terasa berat. Karena tidak bersahabat dengan penyakit. Tapi kalau sabar jangankan flu, kanker stadium empat juga harusnya kita bisa bersahabat. Karena semakin besar ujiannya kita akan terbang lebih tinggi," jelas Nasaruddin Umar.

Prof Nasaruddin Umar juga menyebut bahwa ujian hidup adalah pertanda Allah akan menaikan kelas (mengangkat derajat manusia) karena tidak ada kenaikan kelas tanpa ujian. Maka itu mari kita melewati kehidupan ini dengan dua kekuatan sayap diuji musibah kita bersabar, diuji kemewahan maka kita bersyukur

"Syukur dan musibah ini akan mengorbitkan kita sampai ke langit. Selamat tinggal penderitaan, selamat tinggal kekecewaan, selamat tinggal rasa sakit, selamat tinggal kemalasan, selamat tinggal ketidakikhlasan. Karena kalau kita sudah sabar datar jalannya. Inilah yang disebut dengan shiratal mustaqim," pungkas Menteri Agama itu.

Jangan lewatkan, detikKultum bersama Prof Nasaruddin Umar selama bulan Ramadan pukul 20.30 WIB hanya di detikcom!

(lus/kri)

Hide Ads