Figur pemimpin yang patut mendapatkan ketaatan warganya (rakyatnya) adalah pemimpin yang baik seperti dicontohkan Rasulullah SAW. Keempat sifat kepemimpinannya ( siddiq, amanah, tabligh, fathonah ) sering dibahas dan terbukti membuahkan hasil yang luar biasa.
Sebelum datangnya Islam, umat manusia kehilangan daya dan selera hidupnya dalam semua hal. Mereka dipaksa untuk berkorban, menanggung dan menghadapi berbagai persoalan yang berat di luar keinginannya sendiri. Mereka tidak menyukai pemimpin-pemimpinnya dan sebaliknya. Mereka mengorbankan jiwa dan harta untuk kepentingan orang yang mereka tidak sukai. Maka padamlah semangat yang membara dalam hati dan membekulah jiwa dan perasaan mereka. Akhirnya mereka menjadi manusia-manusia penjilat dan bersifat munafik.
Maka di tengah umat manusia yang sedang kebingungan dan kezaliman, datanglah Rasulullah SAW. melepaskan belenggu yang mengungkung kehidupan umat manusia. Ajarannya telah meniupkan semangat dan jiwa baru, menghidupkan masyarakat yang hatinya telah membeku, dan membuka matanya yang telah membuta. Rasulullah SAW. dikarunia oleh Allah SWT. sifat-sifat yang serba indah dan sempurna, disertai nilai-nilai kebajikan yang tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun orang-orang yang menyaksikan sendiri menceritakan sebagai berikut ," Pada masa sebelum dan sepeninggal Rasulullah SAW., aku belum pernah melihat ada manusia seperti beliau. Setiap orang menumpahkan kecintaan yang sungguh-sungguh kepada beliau laksana tumpahan air terjun di lereng yang curam. Jiwa dan hati setiap orang tertarik kepada beliau, bagaikan sekerat besi tertarik pada magnet. Beliau dicintai oleh umatnya, ditaati dan dipatuhi sepenuhnya."
Keutamaan sifatnya adalah kejujuran. Sebagaimana hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah bersabda, "Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi AllΓ’h sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi AllΓ’h sebagai pendusta."
Taat kepada pemimpin merupakan kekuatan yang digerakkan oleh mahabbah ( kecintaan ) yang muncul secara sadar dan suka rela. Bukan ketaatan dan kepatuhan karena ancaman atau karena kekuasaan yang besar. Ingatlah, dan sering terjadi seseorang yang berkedudukan tinggi akan menciptakan kondisi ketaatan atas kekuasaannya bukan kecintaan padanya. Pemimpin yang dicintai oleh rakyatnya dengan sepenuh hati pasti ditaati oleh mereka dengan segenap kekuatan dan tenaga.
Contoh pemimpin yang ditaati, telah diceritakan oleh Sa'ad bin Mu'adz tentang dirinya dan orang-orang Anshar sebelum terjadi Perang Badar. Ia berkata kepada Rasulullah SAW.,"Ya Rasulullah, aku berbicara atas nama orang-orang Anshar dan menjawab atas nama mereka juga. Ya Rasulullah, kemana saja Anda hendak pergi, hubungilah siapa saja yang Anda sukai. Ambillah harta kekayaan kami sesuka Anda. Berilah kami apa yang Anda mau berikan. Apa yang Anda ambil dari kami, lebih kami sukai daripada jika Anda tinggalkan. Apa saja yang hendak Anda perintahkan kepada kami, perintah itu akan kami laksanakan. Demi Allah, seandainya Anda mengajak kami pergi bersama-sama mengarungi samudera, kami akan terjun kedalamnya bersama Anda."
Perintah menaati Rasul-Nya sebagaimana dalam surah an-Nisa Ayat 80 yang terjemahannya, "Siapa yang menaati Rasul [Muhammad], maka sungguh telah menaati Allah. Siapa yang berpaling, maka Kami tidak mengutus engkau [Nabi Muhammad] sebagai pemelihara mereka."
Makna ayat ini : Barang siapa menaati Rasul dan mengikuti ajaran-ajarannya, maka sesungguhnya dia telah menaati Allah karena Allah yang telah mengutusnya. Dan barangsiapa berpaling dari ketaatan itu, maka ketahuilah bahwa Kami tidak mengutusmu, wahai Nabi Muhammad, untuk menjadi pemelihara mereka sebagai orang yang bertanggung jawab dan menjamin mereka untuk tidak berbuat kesalahan.
Kondisi riil saat ini, sebagian elite menerapkan kepemimpinan agar masyarakat taat padanya karena kekuasaan, masih jarang ditemukan pemimpin yang dicintai rakyatnya. Ketaatan karena kekuasaan itu bersifat jangka pendek, karena saat kekuasaan sirna atau habis masanya maka bersamaan hilangnya ketaatan padanya. Hal yang berbeda saat ketaatan itu datangnya dari kecintaan padanya. Ada seloroh yang umum terjadi di Jawa Timur. Jika seseorang bertanya, "Siapa Gubernur Jatim ? Maka dijawab, "M. Noer. Kemudian yang bertanya protes, " Itu yang saat ini menjabat Ibu Khofifah." Di jawab lagi, "Itu kan penggantinya."
Di balik seloroh tersebut menggambarkan bahwa Gubernur Muhammad Noer pada saat itu, merupakan sosok yang sangat dicintai oleh masyarakat Jawa Timur. Wahai para pemimpin yang saat ini masih memegang kekuasaan, jadikanlah dirimu sebagai pemimpin yang dicintai, dan ingatlah kekuasaan itu tidak bisa engkau genggam seterusnya karena akan lepas pada saatnya. Jagalah diri saat berkuasa, jika engkau lalai dan nafsumu menguasai maka tidak lama lagi engkau tergelincir.
Ya Allah, jagalah hati para penguasa agar tetap kokoh dan bisa melawan nafsunya dan berikan cahaya-Mu agar mereka menjadi pemimpin yang dicintai dan memberikan rasa keadilan.
(erd/erd)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!