- 10 Khutbah Idul Fitri 2024 Singkat Terbaik dan Menyentuh Hati 1. Khutbah Idul Fitri 2024 Pertama 2. Khutbah Idul Fitri 2024 Kedua 3. Khutbah Idul Fitri 2024 Ketiga 4. Khutbah Idul Fitri 2024 Keempat 5. Khutbah Idul Fitri 2024 Kelima 6. Khutbah Idul Fitri 2024 Keenam 7. Khutbah Idul Fitri 2024 Ketujuh 8. Khutbah Idul Fitrii 2024 Kedelapan 9. Khutbah Idul Fitri 2024 Kesembilan 10. Khutbah Idul Fitri 2024 Kesepuluh
Setelah melaksanakan salat Idul Fitri, disunahkan untuk mendengarkan khutbah Idul Fitri. Khutbah Idul Fitri dilakukan seperti yang Rasulullah SAW contohkan.
Dikutip dari buku Ringkasan Dalil Ringkasan Fiqih Mazhab Syafii karya Musthafa Dib Al-Bugha, mengenai anjuran khutbah ini dilandaskan pada hadits riwayat Muslim berikut yang berbunyi, "Aku menyaksikan pelaksanaan salat Idul Fitri bersama Rasulullah SAW Abu Bakar RA, 'Umar RA, dan 'Utsman RA. Mereka semua salat Id sebelum khutbah." (HR Bukhari Muslim)
Meskipun salat dan khutbah Idul Fitri bersifat terpisah yang tidak mensyaratkan satu sama lain. Muslim dianjurkan untuk mendengarkan khutbah setelah salat agar rangkaian salat Idul Fitri jadi lebih sempurna.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari buku Kumpulan Naskah Khutbah Idul Fitri & Idul Adha susunan Direktorat Penerangan Agama Islam serta laman resmi Kemenag (Kementerian Agama), Berikut beberapa contoh khutbah Idul Fitri dengan berbagai tema yang bisa menjadi referensi.
10 Khutbah Idul Fitri 2024 Singkat Terbaik dan Menyentuh Hati
1. Khutbah Idul Fitri 2024 Pertama
Pertama-tama kita ucapkan syukur Kepada Allah SWT atas nikmat-karunia yang telah kita terima, yang tidak terbilang banyaknya. Kita mohon bimbinganNya, karena barangsiapa dibimbing Allah maka tiada seorang pun mampu menyesatkannya, dan barang siapa disesatkan Allah, maka tiada seorang pun mampu membimbingnya. Kita saksikan bahwa tiada suatu tuhan apapun selain Allah, Tuhan Yang Maha Esa, Al-Ahad, yaitu Tuhan yang sebenar-benarnya. Dan kita saksikan bahwa Muhammad adalah utusan Allah dan hamba-Nya.
Kemudian kita mohonkan sholawat dan salam Allah untuk junjungan kita itu, beserta seluruh keluarga dan sahabatnya. Sesudah itu semua, "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dan jangan sampai kamu mati kecuali kamu adalah orang-orang yang berserah diri, tunduk patuh Kepada-Nya." (QS Ali-Imran ayat 102)
Inilah hari raya kita semua. Hari raya kemanusiaan universal, hari raya kesucian primordial manusia, hari raya fitrah, hari raya manusia sebagai makhluk yang hanif, makhluk yang merindukan kebenaran dan kebaikan, yang berbahagia karena kebenaran dan kebaikan. Hari raya puncak perolehan keruhanian kita setelah berpuasa selama sebulan, hari raya kembali ke fitrah, kesucian asal ciptaan Allah untuk manusia, Idul Fitri.
Kita kembali ke fitrah kesucian adalah atas bimbingan Allah, Tuhan Yang Maha Esa, melalui latihan menahan diri yang kita jalankan dengan penuh ketulusan, yang kita genapkan bilangannya selama sebulan. Maka di hari ini, kita kumandangkan takbir, tahmid dan tahlil, sebagai pernyataan rasa syukur kita kepada Allah SWT atas segala petunjuk-Nya itu.
2. Khutbah Idul Fitri 2024 Kedua
Kini Ramadan telah berlalu meninggalkan kita. Sudahkah kita bertakwa kepada Allah dan menunaikan kewajiban kita dalam bulan suci Ramadan itu? Sudahkah kita menghormati hak-hak orang lain dan bergaul bersama mereka dengan santun dan berakhlakul karimah? Puasa itu mencerahkan hati, mendidik diri, meneguhkan komitmen keyakinan, mengajarkan kita nilai dari sebuah ni'mat Allah dan menumbuhkan kepekaan sosial dalam diri kita.
Sudahkah semua itu terwujud? Sudahkah hati kita tercerahkan dengan sinar kebenaran? Mampukah kita mendisiplinkan diri, meneguhkan keyakinan akan nilai-nilai kebenaran yang kita miliki? Sudahkah kita menyadari betapa berharganya sebuah ni'mat Allah sehingga kita selalu terdorong untuk mensyukurinya? Adakah kepekaan sosial dan empati terhadap penderitaan orang lain telah cukup bersemi di hati kita.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilhamd, kaum muslimin yang berbahagia, pertanyaan-pertanyaan tadi sangat penting sebagai bahan renungan kita semua, sejauh mana puasa telah berpengaruh pada diri, hidup dan kehidupan kita. Jawaban dari pertanyaan- pertanyaan tersebut tercermin dalam sikap dan perilaku kita. Seseorang tidak mungkin mengklaim telah memperoleh pencerahan, kalau ia ternyata jenuh dengan suasana Ramadan, menghitung hari demi hari mengharap Ramadan cepat berlalu.
Ia tak berhak mengharap ganjaran pahala dari Allah SWT, pembebasan dari api neraka kalau ternyata jauh di dalam hatinya ia hanya menganggap Ramadan sebuah beban! Ia juga tak layak mendambakan pengampunan Allah Rabbul 'alamin kalau hatinya masih sekeras batu tak bergeming melihat penderitaan mereka yang tertindas.
3. Khutbah Idul Fitri 2024 Ketiga
Saat ini berhari raya mensyukuri petunjuk-Nya yang diberikan kepada kita lewat Ai-Qur'an yang dinuzulkan di bulan Ramadan sebagai pedoman abadi kepada umat manusia Pedoman-Nya itu adalah petunjuk jalan kedamaian yang menjamin keselamatan dan kesejahteraan manusia yang mendambakan keridaan-Nya. Tiap bulan Ramadan keimanan kita digugah untuk memperbaharui komitmen kita terhadap petunjuk-petunjuk-Nya tersebut. Kita diberi peluang emas untuk memekarkan keimanan dengan membenahi diri, menyucikan batin, meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah, segala amal dan wawasan ketakwaan kita.
Dalam paket ibadah puasa kita menumbuh-suburkan dalam diri suatu kesadaran sosial. Dengan demikian manusia akan menemukan jati dirinya dan fitrah kemanusiaan sebagai makhluk yang dipersiapkan untuk senantiasa mengabdi. Dalam rangka semangat pengabdian itu ibadah puasa menuntun kita hidup jujur, hidup tulus, menahan diri dan mengendalikan emosi, mematuhi hukum, dengan hidup tertib dan berdisiplin tinggi, penuh dedikasi, serta menghayati persamaan dan kebersamaan dalam hidup kita. Bulan Ramadan membekali kita dengan nilai luhur tersebut, dan itulah perwujudan ketakwaan yang bermula dan berkembang dari keimanan.
Allahumma ya Allah Yang Maha pengasih. Limpahkanlah taufiq, hidayah dan inayah-Mu kepada bangsa dan Negara kami, kepada para pemimpin dan seluruh rakyat kami agar senantiasa berada dalam keselamatan, keamanan dan ketentraman, serta terhindar dari segala gangguan. Jadikanlah ya Allah sisa-sisa umur kami sebagai tambahan bagi kebaikan, kebaikan masyarakat, bangsa dan Negara kami, kebaikan kesejahteraan seluruh rakyat kami, dan kebaikan bagi tegak kokohnya agama Islam yang Engkau ridhai di bumi Indonesia yang berdasarkan Pancasila ini.
4. Khutbah Idul Fitri 2024 Keempat
Setelah sebulan kita melaksanakan ibadah puasa, maka sejak fajar tadi pagi kita telah berpisah dengan Ramadan. Kita belum tahu apakah kita masih bertemu dengan Ramadan tahun mendatang. Yang pasti hari ini kita berada di ldul Fitri, yakni hari yang suci, penuh berkah dan ampunan. Dikatakan suci karena hari ini kita telah berada dalam suasana ampunan Allah, suci dari noda dan dosa.
Kendati itu semua sangat tergantung kepada tingkat keikhlasan amal perbuatan kita kepada Allah selama Ramadan. Sebulan penuh lamanya kaum muslimin menahan lapar dan dahaga, bukan sebab ketiadaan makanan dan minuman, akan tetapi karena memenuhi perintah Allah SWT.
Melalui ibadah puasa kaum muslimin menjalani latihan mental, untuk menguasai, mampu dan mengenal diri, dan mampu mengendalikan serta menahan diri dari tipu daya syaithoniyah. Kita melatih diri untuk mampu meninggalkan semua hal yang dapat merusak tata pergaulan masyarakat harmoni dan juga sebagai kesempatan untuk meningkatkan takwa dan tafakur kepada Dzat yang Maha Besar.
5. Khutbah Idul Fitri 2024 Kelima
Hari ini kita kaum muslimin sedunia kembali merayakan ldul Fitri dengan perasaan syukur ke hadirat Allah SWT Kita sambut dan kita rayakan ldul Fitri ini dengan takbir dan tahmid sebagai pengakuan kita terhadap kebesaran dan kekuasaan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Tunggal dan tiada sekutu bagi-Nya. Kita sambut dan kita rayakan hari yang mulia ini dengan rukuk dan sujud/salat ldul Fitri, sebagai pernyataan syukur kita terhadap rahmat dan nikmat-Nya dengan penuh kekhusyukan dan keikhlasan, lantaran kita telah mampu mengalahkan musuh besar kita yakni nafsu-nafsu rendah serta syahwat yang sering menjerumuskan kehidupan kita ke lembah kehinaan selama menunaikan ibadah puasa sebulan penuh.
Apabila kita membuka lembaran-lembaran Al-Qur'an terdapat 86 kali kata mal (harta) tercantum dalam berbagai bentuknya. Hal ini menunjukkan bahwa harta harus ditujukan untuk kepentingan kelompok dan diarahkan bagi kemaslahatan umum atau dengan kata lain harta harta harus mempunyai fungsi sosial; sebagai makhluk sosial lain baik langsung atau tidak langsung. Dengan demikian wajar jika Allah menetapkan paling tidak sebagian dari harta yang dititipkan Allah kepada manusia, agar dinafkahkan untuk kepentingan umum dengan jalan zakat, infak dan sedekah.
Fungsi sosial tersebut semakin terasa pentingnya apabila disadari bahwa sesama mukmin itu adalah bersaudara. Persaudaraan ini menuntut solidaritas, yang intinya adalah menyerahkan tanpa menanti imbalan dan memberi tanpa tanpa menunggu permintaan karena demikian itulah hubungan persaudaran. Rasulullah SAW bersabda, "Tidak sempurna iman seseorang dari kamu sehingga ia menyukai bagi saudaranya apa yang ia sukai bagi dirinya sendiri." (HR Ahmad, Bukhari dan Tirmidzi).
6. Khutbah Idul Fitri 2024 Keenam
Pertama-tama marilah kita berserah diri dan bersyukur ke hadirat Allah SWT dengan rahman dan rahim-Nya telah mencurahkan rahmat dan nikmat yang sangat banyak sehingga kita dapat berada dalam kebahagiaan di pagi ldul Fitri yang mulia ini. Bersama umat Islam sedunia, hari ini kita ikuti menikmati kegembiraan dan ketenangan batin sebagai pertanda kita telah selesai menyelesaikan suatu ujian berupa ibadah Ramadan. Sebagaimana layaknya sebuah ujian kita semua berharap agar termasuk pada kelompok orang yang berhasil lulus dengan predikat takwa.
Kata ldul Fitri bisa bermakna kembali kepada fitrah atau kesucian, dan ldul Fitri juga adalah simbol kesuksesan, yakni kesuksesan menyucikan diri dari berbagai sifat-sifat yang tidak terpuji. Dengan kesucian jiwa, pikiran dan tingkah laku orang yang berpuasa, maka akan menambah indah dan berseri kehidupannya, terhindar dari berbagai maksiat dan kejahatan. Hatinya bersih jiwanya damai, pikiran positif dan cemerlang, rasa solidaritasnya kuat, bersikap jujur, ikhlas dan tangguh dalam menghadapi berbagai hal yang melanda hidupnya, karena selama bulan suci Ramadan dilatih untuk itu.
Kesucian dalam arti yang luas; kesucian jiwa, perilaku, pikiran, pekerjaan, lingkungan, persahabatan, pergaulan dan berbagai dimensi sosial kehidupan lainnya. Bila prinsip kesucian ini betul-betul dihayati dan dilaksanakan dalam berbagai aspek kehidupan tentulah akan menimbulkan dampak yang sangat positif. Sebaliknya perilaku yang kotor, yakni yang tidak sesuai dengan etika dan aturan agama maupun negara, misalnya kekerasan, kecurangan, fitnah, perpecahan, intimidasi, korupsi, kolusi dan nepotisme, tentu bisa dihindari. Bila masing-masing kita menonjolkan dan mengedepankan kesucian itu pastilah berbagai hal yang mengancam kerukunan hidup umat beragama, integrasi bangsa, krisis ekonomi dan sebagainya dapat kita hindarkan.
7. Khutbah Idul Fitri 2024 Ketujuh
Melalui mimbar ini khatib mengajak kita semua, khususnya diri khatib sendiri, untuk selalu bertakwa kepada Allah SWT di manapun kita berada dan dalam keadaan apapun kita. Takwa adalah sebaik-baik bekal yang hidup yang akan membawa kita mencapai kebahagiaan sejati di dunia maupun di akhirat. Bagi kita yang telah menjalankan shaum secara penuh di bulan suci Ramadan dan melaksanakannya bukan karena motivasi lain kecuali semata-mata karena iman dan ingin memperoleh ridha Allah SWT, maka insya Allah, Allah akan mengampuni segala dosa-dosa yang telah lalu.
Ibadah shaum pada hakikatnya merupakan suatu proses pendidikan, yakni upaya yang secara sengaja dilakukan untuk mengubah perilaku setiap muslim, sehingga menjadi orang yang meningkat ketakwaannya. Shaum telah mendidik setiap muslim untuk mengubah perilakunya ke arah yang lebih baik sehingga menjadi manusia yang bertakwa. Melalui ibadah shaum kita sebagai manusia yang memiliki nafsu dan cenderung ingin selalu mengikuti hawa nafsu dilatih untuk berubah menjadi manusia yang selalu berperilaku sesuai dengan fitrah aslinya.
Fitrah asli manusia adalah cenderung taat dan mengikuti perintah dan aturan Allah SWT Melalui proses pendidikan yang terkandung dalam ibadah shaum diharapkan setiap muslim menjadi manusia yang kehadirannya di manapun dalam masyarakat yang bersifat plural ini dapat memberi manfaat kepada sesama dan menjadi rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil alamin).
8. Khutbah Idul Fitrii 2024 Kedelapan
Kumandang takbir, tahlil, dan tahmid tak henti-hentinya didengungkan oleh kaum Muslimin di seluruh penjuru dunia seiring dengan telah diselesaikannya puasa Ramadan selama satu bulan penuh, sebagai bentuk pernyataan syukur kepada Allah SWT. Allah berfirman yang artinya, "Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendak/ah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur." (QS Al-Baqarah ayat 185).
Satu bulan penuh, kita menggembleng diri dengan membiasakan memelihara hati agar tetap jernih, menjaga akal agar tetap sehat, mengasah pikiran agar tetap logik, mengawal langkah agar tetap lurus, dan mengatur kata-kata agar tetap selaras dengan perbuatan. Ghibah kita jauhi, hasud, dengki atau iri hati kita hindari, fitnah dan adu domba kita tinggalkan, keangkuhan dan kesombongan kita buang. Satu bulan penuh, kita telah menyibukkan diri dengan mengerjakan berbagai macam ibadah, dari mulai yang wajib hingga sunat, tidak saja di siang hari tapi bahkan sampai larut malam.
Mari kita rayakan ldul Fitri dengan semangat takwa. Pererat tali silaturahmi, taburkan kasih-sayang sesama insani, tumbuh-kembangkan solidaritas dan ukhuwah serta tebarkan maaf antar sesama, niscaya ketakwaan kita akan semakin bertambah. Setelah Allah menurunkan maghfirah-Nya pada bulan Ramadan, kini kita lebur kesalahan kita dengan sesama manusia. itulah Idul Fitri yang berarti kembali ke fitrah (yang suci) bak bayi yang baru dilahirkan dari kandungan ibunya.
9. Khutbah Idul Fitri 2024 Kesembilan
Setelah sebulan lamanya kita berpuasa, maka sekarang tiba-lah masanya kita tumpahkan rasa senang dan rasa haru. Kita ungkapkan sepenuh hati rasa gembira dan rasa syahdu, sembari mengagungkan nama Allah Azza wa Jalla. Betapa harunya kita, sebab Allah SWT telah menciptakan bulan Ramadan khusus untuk kita, umatnya Nabi Muhammad SAW. Di dalamnya ada 1 malam, yakni malam Lailatul Qadar, yang lebih utama daripada 1.000 bulan. Satu kali melakukan ibadah fardhu, maka pahalanya seperti mengerjakan 70 ibadah fardhu. Kita melakukan ibadah sunnah-pun dicatat pahalanya seperti mengerjakan ibadah fardhu.
Oleh sebab itu, beruntunglah kita di pagi hari ini, datang berduyun-duyun dari tempat tinggal kita, menuju masjid tempat yang suci ini untuk menjalankan salat Idul Fitri secara berjemaah. Kita bermunajat untuk mengetuk bilik-bilik rahmat-Nya Allah SWT. Pada hari ini tanggal 1 Syawal 1445 Hijriah ini, kita rayakan lebaran bersama-sama penuh suka cita dengan mengumandangkan takbir, "Allahu Akbar x3 wa lillahil hamd."
Marilah kita tanamkan bulat-bulat di dalam hati kita, bahwa ke depannya hidup kita akan menjadi lebih baik. Amal ibadah kita akan semakin meningkat sebagai manifestasi rasa syukur kita kepada Allah SWT. Marilah kita lapangkan dada kita agar kita semua menjadi golongan orang-orang yang kembali fitri dan menjadi orang-orang yang hidupnya bahagia. Minal Aidin wal faizin. Semoga Allah menerima niat baik dan amalan kita, serta Allah jadikan hari-hari kita selama setahun kedepan menjadi lebih baik. Taqabbalallahu minna wa minkum. Fi kulli 'aamin wa antum bi khoir. Amiin, Amiin. Ya robbal alamin.
10. Khutbah Idul Fitri 2024 Kesepuluh
Tiada ungkapan yang patut kita ucapkan di tengah lantunan takbir, tahmid, tahlil yang berkumandang serta kebahagiaan Hari Raya Idul Fitri kali ini, kecuali rasa syukur kepada Allah SWT, biqauli 'Alhamdulillahirabbil 'alamin. Dialah yang telah menganugerahkan nikmat-nikmat kehidupan dunia yang jika coba kita hitung satu-persatu, maka niscaya tak sanggup kita menghitungnya.
Setidaknya ada empat sikap moderat yang perlu kita semai dalam Idul Fitri ini dan menjadi ciri apakah seseorang moderat atau tidak. Yang pertama adalah sikap toleran yakni saling menghargai dan menghormati dalam bingkai aspek kemanusian. Sikap toleran merupakan sikap positif yang mampu memunculkan kedamaian karena berupaya menjaga hati orang lain di tengah perbedaan-perbedaan yang merupakan bagian dari fakta sosial yang tidak bisa terelakkan.
Sikap kedua adalah menguatkan komitmen kebangsaan. Kita perlu menyadari bahwa Indonesia bukanlah negara agama. Indonesia juga bukan negara sekuler yang anti pada agama. Kita hidup di tengah beragamnya suku, budaya, dan agama yang semua itu menjadi sebuah kekayaan Indonesia yang harus dipertahankan. Kehadiran pemerintah dalam hal ini sangat penting agar semangat kebangsaan, keberagaman, dan keberagamaan bisa terus bersemai.
Sikap ketiga yang perlu kita semai pada momentum Idul Fitri adalah menerima kearifan lokal yang sudah melekat dalam tradisi dan budaya masyarakat. Tradisi dan budaya luhur yang ada harus kita pertahankan sebagai identitas mulia bangsa Indonesia. Pada momentum lebaran, banyak tradisi yang mampu menjadikan kita lebih moderat dalam beragama. Di antaranya adalah budaya halal bi halal yakni berkunjung dan bersilaturahmi untuk saling memaafkan pada Hari Raya Idul Fitri. Halal bi halal warisan para ulama ini sangat luhur dan hanya ada di Indonesia.
Selanjutnya sikap yang keempat adalah anti kekerasan. Idul Fitri menjadi momentum tepat untuk menghaluskan hati dan menyingkirkan benih-benih kekerasan yang bercokol dalam diri. Nilai-nilai kemanusiaan yang muncul dari Idul Fitri seperti kebersamaan, saling memaafkan, kebahagiaan, dan kerukunan akan mampu memunculkan kecintaan yang pada akhirnya setiap individu akan anti terhadap kekerasan. Kita tidak diperbolehkan melakukan kekerasan terlebih mengatasnamakan agama karena pada dasarnya, agama mengajarkan cinta dan kasih sayang.
(rah/rah)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana