Khotbah Jum'at menjadi hal wajib yang dilakukan dalam sholat Jum'at. Diawali dengan khotbah Jum'at. Buku Ensiklopedia Fikih Indonesia 3: Shalat yang ditulis oleh Ahmad Sarwat, menyebutkan bahwa khotbah Jumat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari rangkaian ibadah salat Jumat.
Mayoritas ulama sepakat bahwa khotbah Jumat adalah syarat sah dilaksanakannya salat Jumat. Artinya tanpa dua khotbah Jumat, salat Jumat dikatakan tidak sah.
Khotbah Jumat harus dilaksanakan dengan mengikuti tata cara tertentu. Hal-hal yang harus ada di dalam khotbah Jumat biasa disebut sebagai rukun khotbah Jumat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu perkara yang terakhir dilakukan khatib saat menutup khotbahnya adalah?
Rukun Khotbah Jumat
Masih diambil dari sumber yang sama, menurut mazhab Asy-Syafi'iyah rukun khotbah Jumat ada lima perkara, yaitu:
1. Membaca Tahmid
Hal paling awal yang harus dilakukan oleh khatib ketika membawakan khotbah Jumat adalah mengucapkan lafaz alhamdulillah, innalhamda lillah, ahmadullah, atau lafal-lafal sejenisnya.
Hal ini didasarkan pada hadits nabi yang berbunyi, Rasulullah SAW bersabda,
كُلُّ كَلام لا يُبْدَأُ فِيهِ بِالْحَمْدِ لِلَّهِ فَهُوَ أَحْدَم
Terjemahan: "Semua perkataan yang tidak dimulai dengan hamdalah maka perkataan itu terputus." (HR Abu Daud)
2. Membaca Sholawat Nabi
Khatib khotbah Jumat hendaknya juga melafalkan sholawatnya kepada Rasulullah SAW. Tidak harus sholawat yang panjang, sesederhana seperti berikut ini juga diperbolehkan.
Misalnya,
اللَّهُمَّ صَلَّ عَلَى مُحَمَّدٍ
Terjemahan: "Ya Allah limpahkanlah shalawat kepada Muhammad."
Tidak bersholawat kepada keluarga Nabi Muhammad SAW juga diperbolehkan. Bahkan tidak diharuskan bagi khatib untuk menyampaikan salam kepada keluarga beliau.
3. Membaca Salah Satu Ayat Suci Al-Qur'an
Rukun khotbah Jumat yang ketiga adalah membaca salah satu atau beberapa ayat suci Al-Qur'an. Hal ini sebagaimana yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
كَانَ يَقْرَأ آيَاتٍ وَيُذَكِّرُ النَّاسَ
Terjemahan: "Rasulullah saw. membaca beberapa ayat Al-Qur'an dan mengingatkan orang- orang."
Sebagian ulama bahkan mewajibkan membaca ayat Al-Qur'an dalam khotbah Jumat karena dinilai sebagai pengganti dari dua rakaat salat yang ditinggalkan.
4. Memberi Nasihat dan Wasiat
Khatib khotbah Jumat hendaknya memasukkan nasihat atau wasiat dalam materi ceramah mereka. Nasihat kepada jamaah dapat berupa sekadar pesan untuk taat kepada Allah SWT, menjauhi perbuatan buruk, memperbanyak amal saleh, dan lain sebagainya.
Paling tidak, khatib salat Jumat bisa menyampaikan kepada para jamaah untuk menjauhi larangan-larangan Allah SWT, misalnya,
أطِيعُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا مَعَاصِيهِ
Terjemahan: "Taatilah Allah dan jauhilah maksiat"
Perkara Terakhir Khotbah Jumat
Rukun khotbah Jumat tidak selesai sampai pada memberi nasihat kepada jamaah. Lalu, apa perkara yang terakhir dilakukan khatib saat menutup khotbahnya?
Perkara yang terakhir dilakukan khatib saat menutup khotbahnya adalah memanjatkan doa dan permohonan ampunan kepada Allah SWT untuk umat Islam. Dalam mazhab Syafi'i, hal ini merupakan bagian dari rukun khotbah Jumat.
Ada beberapa contoh bacaan doa atau ampunan pada perkara terakhir khotbah Jumat, di antaranya:
Permintaan Ampun kepada Allah SWT
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالمُسْلِمَاتِ
Arab-latin: "Allahumaghfir lilmuslimiina wal muslimaati"
Terjemahan: "Ya Allah ampunilah orang-orang muslim dan muslimah"
Doa untuk Kaum Muslimin dan Mukminin
Buku Kumpulan Khotbah Jumat Terlengkap karya Ustaz Arifin Idham menuliskan doa untuk umat Islam baik dibaca pada khotbah terakhir atau khotbah yang kedua.
Bilal bin Rabah RA mencontohkan doa yang dipanjatkan untuk muslimin dan mukminin adalah sebagaimana berikut,
اللهم قو الإسلام من المسلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ, وَيَسِّرْهُمْ عَلَى مُعَانِدِ الدِّيْنِ, وَاخْتِمْ لَنَا مِنْكَ بِالْخَيْرِ, وَيَا خَيْرَ النَّاصِرِينَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ
Arab-latin: "Allahumma qawwil islaami, minal muslimiina wal muslimaati, wal mukminiina wal mukminaati alahyaai minhum wal amwaatt, wa yassirhum 'ala mu'aadiniddiini, wakhtimlanaa minka bilkhairi, wayaa khairannaashiriina birahmatika yaa arhamarraahimiin."
Artinya: "Ya Allah, kuatkanlah keislaman dan keimanan kaum muslimin (pria) dan muslimat (wanita), kaum mukminin (pria) dan mukminat (wanita), yang masih hidup dari mereka semua dan juga yang sudah meninggal, mudahkanlah mereka untuk mengokohkan agama, akhirilah (hidup) kami dari-Mu dengan kebaikan, wahai Tuhan sebaik-baik penolong, dengan rahmat-Mu wahai Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua penyayang."
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Ustaz Khalid Basalamah Buka Suara Usai Dipanggil KPK
OKI Gelar Sesi Darurat Permintaan Iran soal Serangan Israel
Iran-Israel Memanas, PBNU Minta Kekuatan Besar Dunia Tak Ikut Campur