Bolehkah Salat Tahajud Berjamaah dalam Islam? Begini Tata Cara dan Doanya

Bolehkah Salat Tahajud Berjamaah dalam Islam? Begini Tata Cara dan Doanya

Tia Kamilla - detikHikmah
Senin, 17 Nov 2025 20:45 WIB
Muslims prayer at home
Ilustrasi Salat Tahajud Foto: Getty Images/iStockphoto/agrobacter
Jakarta -

Tahajud adalah salah satu salat sunnah yang sangat dianjurkan Rasulullah SAW, di mana pada sepertiga malam terakhir Allah SWT akan ke bumi dan mengabulkan doa orang-orang yang senantiasa menyembahnya.

Menurut buku Indahnya Tahajud karya Imas Kurniasih, salat Tahajud adalah salat yang diwajibkan kepada Nabi Muhammad SAW sebelum turun perintah salat wajib lima waktu. Ini terdapat dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda:

"Hai sekalian manusia, sebarluaskanlah salam dan berikanlah makanan serta salat malamlah di waktu manusia sedang tidur, supaya kamu masuk surga dengan selamat." (HR. Tirmidzi).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai salah satu amalan sunnah yang sangat dianjurkan, apakah salat Tahajud boleh dilakukan secara berjamaah? Simak penjelasannya berikut ini.

Hukum Mengerjakan Salat Tahajud Berjamaah

Merujuk pada buku Indahnya Tahajud, salat Tahajud merupakan salat sunnah yang bisa dikerjakan sendiri dan bisa juga dikerjakan secara berjamaah. Hukum salat Tahajud berjamaah pada dasarnya boleh. Penjelasan hukum ini terdapat di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari, dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda:

ADVERTISEMENT

"Bahwasannya ia tidur pada suatu malam di rumah Rasulullah SAW, lalu Rasulullah SAW bangun untuk mengerjakan salat malam, maka Ibnu Abbas pun bangun dan berdiri di sisi kiri Rasulullah SAW, lantas Rasulullah SAW menarik kepalanya dari belakang, lalu menjadikannya berdiri di sisi kanan Rasulullah SAW." (HR. Bukhari).

Setiap manusia yang dengan ikhlas melaksanakan salat Tahajud, maka ia akan mendapatkan ketenangan dan rasa tentram. Salat tahajud yang dikerjakan dengan ikhlas, mampu mengurangi beban jiwa kita. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Muzzammil ayat 2-4:

Al-Muzzammil Ayat 2

قُمِ الَّيْلَ اِلَّا قَلِيْلًاۙ

Qumil-laila illā qalīlā(n).

Artinya: "Bangunlah (untuk salat) pada malam hari, kecuali sebagian kecil,"

Al-Muzzammil Ayat 3

نِّصْفَهٗٓ اَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيْلًاۙ

Niṣfahū awinquṣ minhu qalīlā(n).

Artinya: "(Yaitu) seperduanya, kurang sedikit dari itu,"

Al-Muzzammil Ayat 4

اَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْاٰنَ تَرْتِيْلًاۗ

Au zid 'alaihi wa rattilil-qur'āna tartīlā(n).

Artinya: "Atau lebih dari (seperdua) itu. Bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan."

Tata Cara Salat Tahajud dalam Islam

Salat Tahajud umumnya dikerjakan sebanyak 11 rakaat, setiap dua rakaat ditutup dengan salam. Jumlah rakaat minimal mengerjakannya adalah 2 rakaat, dan maksimalnya tidak ditentukan. Salat Tahajud dikerjakan beriringan dengan witir 3 rakaat. Dalam buku 10 Kesaksian Pengamal Tahajud karya Hendri Kusuma Wahyudi, Lc, berikut adalah tata cara salat Tahajud:

  1. Berniat salat Tahajud dan takbiratul Ihram.
  2. Membaca doa Iftitah.
  3. Membaca surat Al-Fatihah.
  4. Membaca salah satu surat di dalam Al-Quran. Biasanya rakaat pertama membaca surat Al-Kafirun dan rakaat kedua membaca surat Al-Ikhlas.
  5. Rukuk sambil membaca tasbih tiga kali.
  6. Iktidal.
  7. Sujud pertama sambil membaca tasbih tiga kali.
  8. Duduk antara dua sujud.
  9. Sujud yang kedua sambil membaca tasbih tiga kali.
  10. Melanjutkan salat rakaat kedua.
  11. Tasyahud akhir.
  12. Membaca salam.

Bacaan Doa Salat Tahajud dan Artinya

Berikut ini adalah bacaan doa salat Tahajud mengutip buku Dahsyatnya Tahajud, Subuh, Dan Dhuha karya W. Qodratulloh S & Ihwan Rahman Bahtiar:

اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيْمُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَالِكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ، وَقَوْلُكَ حَقٌّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ، وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ

Allahumma laka al-hamdu anta qayyimu samāwāti wal-arḍi wa man fīhinna, wa lakal-hamdu anta māliku as-samāwāti wal-arḍi wa man fīhinna, wa laka al-hamdu anta nūru as-samāwāti wal-arḍi wa man fīhinna, wa laka al-hamdu anta al-ḥaqqu wa waʿduka al-ḥaqqu wa liqā'uka ḥaqqun wa qawluka ḥaqqun wal-jannatu ḥaqqun wan-nāru ḥaqqun wan-nabiyyūna ḥaqqun, Muḥammadun ṣallallāhu ʿalayhi wa sallam ḥaqqun, was-sāʿatu ḥaqqun. Allahumma laka aslamtu, wa bika āmantu, wa 'alayka tawakkaltu, wa ilayka anabtu, wa bika khāṣamtu, wa ilayka ḥākamtu. Faghfir lī mā qaddamtu wa mā akhkhartu wa mā asrartu wa mā a'lantu wa mā anta a'lamu bihi minnī. Anta al-muqaddimu wa anta al-mu'akhkhiru, lā ilāha illā anta, wa lā ḥawla wa lā quwwata illā billāh.


Artinya: "Ya Allah, kepunyaan-Mu segala puji, Engkaulah penegak langit dan bumi serta apa-apa yang ada di dalamnya, milik-Mu lah segala puji, milik-Mu lah kerajaan langit dan bumi dan apa-apa yang ada di dalamnya, milik-Mu lah segala puji, Engkaulah cahaya langit dan bumi dan apa-apa yang ada di dalamnya, milik-Mu lah segala puji, Engkaulah penguasa langit dan bumi, milik-Mu lah segala puji, Engkaulah yang benar dan janjimu adalah benar, pertemuan dengan-Mu adalah benar, perkataanmu benar, surga-Mu itu benar ada, neraka itu benar ada, para nabi itu benar, Nabi Muhammad SAW itu benar, dan kiamat itu benar ada. Ya Allah hanya kepada-Mu lah aku berserah diri, hanya kepada- Mu lah aku beriman, hanya kepada-Mu lah aku bertawakkal, hanya kepada-Mu lah aku kembali, hanya dengan-Mu lah aku menghadapi musuh, dan hanya kepada-Mu lah aku berhukum. Maka ampunilah aku atas segala dosa yang telah aku lakukan dan yang mungkin akan aku lakukan, dosa yang aku lakukan sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Engkaulah yang Maha terdahulu dan Engkaulah yang Maha terakhir. Tiada Tuhan selain Engkau dan tiada daya upaya dan kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah."




(inf/inf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads