Pengecut

Kolom Hikmah

Pengecut

Aunur Rofiq - detikHikmah
Jumat, 15 Sep 2023 08:00 WIB
Poster
Aunur Rofiq. (Foto: Edi Wahyono/detikcom)
Jakarta -

Beberapa waktu lalu kata "pengecut" sering keluar di media terkait persoalan yang lagi ramai dibicarakan.

Sikap pengecut sering berkaitan dengan sikap penakut dan munafik. Sikap ini yang menjadi haram bagi seorang pemimpin. Sikap ini (pengecut) berarti hilangnya keberanian untuk tampil karena menghindari tanggung jawab atau konsekuensi yang harus ditanggung.

Di dalam ajaran Islam sikap pengecut ini ditunjukkan dalam beberapa ayat Al-Qur'an antara lain:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Surah Al-Baqarah ayat 246 yang artinya, "Apakah kamu tidak memperhatikan pemuka-pemuka Bani Israil sesudah Nabi Musa, yaitu ketika mereka berkata kepada seorang Nabi mereka: "Angkatlah untuk kami seorang raja supaya kami berperang (di bawah pimpinannya) di jalan Allah". Nabi mereka menjawab: "Mungkin sekali jika kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang". Mereka menjawab: "Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya kami telah diusir dari anak-anak kami?". Maka tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, mereka pun berpaling, kecuali beberapa saja di antara mereka. Dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang zalim.

Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah di bawah pengawasan Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, profesor fakultas Al-Qur'an Universitas Islam Madinah: Kemudian Allah SWT menceritakan beberapa kisah tentang jihad: Hai Rasulullah SAW, tidakkah kamu mengetahui kisah para pembesar Bani Israil setelah kematian Nabi Musa? Ketika mereka meminta kepada nabi mereka untuk memilih seseorang menjadi panglima perang, untuk memerangi musuh mereka di jalan Allah SWT.

ADVERTISEMENT

Maka Nabi tersebut menjawab mereka: "Aku khawatir jika diwajibkan kepada kalian perang, kalian enggan untuk pergi berperang dan takut dari musuh. Mereka membantah: "Apa yang membuat kami enggan berperang, sedangkan musuh telah mengusir kami dari negeri kami dan menawan anak-anak kami? Namun ketika Allah SWT. mewajibkan perang kepada mereka, sebagian besar mereka enggan pergi berperang, hanya sebagian kecil saja yang tetap teguh pada janji mereka. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang zalim yang menyelisihi janji mereka dengan Allah SWT.

Ajaran Islam betul-betul melarang umatnya bersikap pengecut, hal ini terbukti di samping ayat di atas juga dalam surah Al-Maidah ayat 22, surah Al-Ahzab ayat 13 dan 19 dan surah Muhammad ayat 20. Pengecut sangat dekat dengan sifat munafik. Bahkan ada orang menyatakan pengecut dan munafik adalah kata yang sinonim. Munafik ialah orang yang menyembunyikan kebenaran dan atau mendramatisir sesuatu sehingga orang lain terkecoh. Munafik atau hipokrit sangat dicela di dalam Al-Qur'an.

Bagi seorang pemimpin muslim yang mempunyai sikap munafik sangat dibenci oleh Sang Pencipta. Ciri-ciri orang munafik adalah bicaranya dusta, jika berjanji tidak menepatinya, dan jika diberi amanah berkhianat. Sebagaimana firman-Nya dalam surah An-Nisa ayat 145 yang artinya, "Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka."

Pembahasan kali ini adalah sifat munafik yang ada di dalam diri seorang calon pemimpin. Sebuah jabatan yang memiliki resiko tingkat tinggi dan berdampak besar bagi masyarakat yang dipimpinnya. Apalagi seorang menjadi pemimpin yang posisi itu berasal dari permintaannya. Orang yang meminta jabatan, maka Allah SWT tidak akan menolongnya. Sebaliknya jika ia diberi jabatan padahal ia tak memintanya, maka Allah SWT akan menolongnya. Oleh karena itu, sepatutnya seorang muslim berlindung diri dari bahaya sifat munafik, terlebih lagi bagi ia yang sedang memangku jabatan sebagai pemimpin.

Sangat ironis, kelak menjelang dunia ini berakhir atau di akhir zaman nanti yang akan menduduki kursi kepemimpinan bukan dari kalangan para ulama, ahli fikih atau orang-orang yang memiliki bekal ilmu agama, akan tetapi yang akan mengisi posisi strategis tersebut adalah kalangan kaum munafik atau istilah lain kepemimpinan akan didominasi oleh para hipokrit. Dari Ibnu Mas'ud ra berkata: Rasulullah SAW. bersabda: "Tidak akan terjadi hari kiamat hingga orang-orang munafik diangkat menjadi pemimpin pada setiap kabilah. Oleh karena itu, aku lebih menginginkan kematian sebelum waktu itu tiba." (HR Thabrānī dan Musnad al-Bazzār)

Jika kita mempunyai hak pilih untuk seseorang yang akan memimpin, sebaiknya pilihlah orang yang beriman (ia tidak meminta posisi, meraih posisi sebagai wasilah untuk memakmurkan masyarakat yang dipimpin). Hindari memilih yang jelas-jelas memiliki ciri-ciri sikap munafik. Ia bagaikan musuh dalam selimut yang dapat menghancurkan umat Islam dari dalam. Kata-kata yang keluar dari mulut mereka terdengar baik dan masuk akal sehingga tidak sedikit orang yang mendengarkan kalimat-kalimat mereka.

Bagaimana menghadapi mereka?

1. Memberikan nasihat dengan lembut dan menggunakan dalil Al-Qur'an. Mulailah dengan bersikap lembut pada mereka. Jika ingin memberikan nasehat, maka nasehati dengan baik dan penuh ketulusan. Dengan begini, kita juga menunjukkan betapa Islam itu penuh dengan kasih sayang dalam saling mengingatkan. Hal ini sesuai dengan surah al-A'raf ayat 199 yang artinya, "Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh."

2. Bicara sesuai dengan tingkat pengetahuan mereka. Menggunakan bahasa yang lebih mudah dimengerti oleh mereka. Rasulullah SAW. bersabda, "Kami diperintah supaya berbicara kepada manusia menurut kadar akal mereka masing-masing." (HR Muslim)

3. Menyikapi dengan sabar dan menahan diri

4. Memberikan nasihat dengan keras. Jika orang munafik tersebut telah membuat kerusakan dan sangat sulit dinasehati dengan baik, maka nasihatilah dengan keras. Allah SWT. berfirman: "Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah Jahanam. Dan itu adalah tempat kembali yang seburuk-buruknya. (QS Al-Taubah ayat 73)

Ya Allah, berikanlah kami kekuatan dalam memilih pemimpin agar terhindar dari pemimpin yang bersikap pengecut (munafik), berikanlah cahaya-Mu agar kami bisa menemukan pemimpin yang beriman, yang menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Mu serta rida atas ketetapan-Mu.

----------

*) Aunur Rofiq

Ketua DPP PPP periode 2020-2025

Ketua Dewan Pembina HIPSI (Himpunan Pengusaha Santri Indonesia)

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. (Terima kasih - Redaksi)




(rah/rah)

Hide Ads