Keimanan

Kolom Hikmah

Keimanan

Aunur Rofiq - detikHikmah
Jumat, 28 Mar 2025 08:00 WIB
Aunur Rofiq
Foto: Edi Wahyono/detikcom
Jakarta -

Keimanan yang mampu mengetuk hati nurani merupakan sekolah budi pekerti dan pendidikan jiwa yang dapat menuntun manusia pada keluhuran budi pekerti. Ia menjadi penangkal paling kuat dan sanggup mencegah manusia dari penyelewengan perangai dan kemerosotan martabat manusia.

Perintah iman kepada-Nya sebagaimana firman-Nya dalam surah al-Baqarah ayat 255 yang terjemahannya, "Allah, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Mahahidup lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak dilanda oleh kantuk dan tidak (pula) oleh tidur. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun dari ilmu-Nya, kecuali apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya (ilmu dan kekuasaan-Nya) meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dialah yang Mahatinggi lagi Mahaagung."

Inilah Ayat Kursi, ayat teragung dalam Al-Qur'an karena mencakup nama-nama dan sifat-sifat Allah SWT. yang menunjukkan kesempurnaan zat, ilmu, kekuasaan, dan keagungan-Nya. Ayat ini dinamakan Ayat Kursi. Siapa yang membacanya akan memperoleh perlindungan-Nya dan tidak akan diganggu setan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tiada tuhan yang pantas disembah dan dipertuhan selain Dia. Yang Mahahidup, kekal, dan memiliki semua makna kehidupan yang sempurna, Yang terus menerus mengurus makhluk-Nya. Tidak seperti manusia, Dia tidak mengantuk dan tidak pula tidur, sebab keduanya adalah sifat kekurangan yang membuat-Nya tidak mampu mengurus makhluk-Nya. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.

Tidak ada yang dapat memberi syafaat pertolongan di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia demikian perkasa dan kuasa sehingga berbicara di hadapan-Nya pun harus setelah memperolah restu-Nya, bahkan apa yang disampaikan itu harus sesuatu yang benar. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka, yakni apa saja yang sedang dan akan terjadi, dan apa yang di belakang mereka, yakni sesuatu yang telah berlalu. Allah mengetahui apa yang mereka lakukan dan rencanakan, baik yang berkaitan dengan masa kini, masa lampau, atau masa depan. Dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki untuk mereka ketahui dengan memperlihatkan dan memberitahukannya. Kursi-Nya, yaitu kekuasaan, ilmu, atau kursi tempat kedua kaki Tuhan (yang tidak diketahui hakikatnya kecuali oleh Allah) berpijak, sangat luas, meliputi langit dan bumi.

ADVERTISEMENT

Dalam ayat di atas, begitu jelas atas kekuasaan-Nya. Oleh karena itu bagi orang-orang yang merasa tinggi derajat dan kekuasaan di dunia haruslah hati-hati untuk menjalankan kepemimpinannya. Tatkala merasa bisa melakukan segala sesuatu, maka berhentilah sejenak, gunakan hati untuk menelaah. Jauhilah nafsu syahwat karena itu akan menjerumuskanmu. Ikut campur dalam pengaturan-Nya merupakan tindakan sia-sia karena Allah SWT. pasti murka dan engkau menunggu giliran memperoleh "hadiah" azab.

Dalam masa-masa kontestasi pemilihan kepala daerah, pileg dan pilpres akan muncul banyak perorangan maupun golongan yang menyatakan diri bisa "menjadikan." Mereka lalai dan terhijab bahwa kekuasaan itu merupakan karunia yang diberikan-Nya sesuai dengan kehendak-Nya bukan kehendakmu. Bagi calon kepala daerah yang beriman, ia akan makin mendekatkan diri pada-Nya dan sadar betul bahwa kekuasaan yang akan diterima dari-Nya merupakan wasilah untuk membawa kepada kebaikan pada masyarakat yang dipimpinnya.

Orang yang beriman adalah sosok yang berpegang teguh pada kebenaran. Jika ia melakukan kekeliruan maka akan mengakui dan memperbaikinya, hal yang berbeda jika orang tersebut berambisi meraih jabatan. Tindakan salah pun menjadi sesuatu yang biasa karena ia tidak akan pernah mau mengakui kekurangannya, dan semua yang ada pada dirinya dianggap sebagai kebaikan.

Oleh sebab itu, cari dan pilihlah calon pemimpin yang beriman, jika menang dalam kontestasi, ia akan gunakan sebagai wasilah untuk melayani masyarakat dan jika tidak terpilih ia akan bersyukur karena yakin betul atas pilihan Allah SWT. adalah pilihan yang terbaik. Hal ini sebagaimana dalam firman-Nya surah al-Qashash ayat 73 yang terjemahannya, "Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya."

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah SWT. telah menciptakan waktu siang dan malam yang memiliki kegunaan masing-masing. Di siang hari, manusia dapat mengisinya dengan mencari rezeki dan di malam hari dapat digunakan untuk beristirahat. Pembagian waktu tersebut hakikatnya bertujuan untuk menjaga energi manusia sehingga bisa menjalankan aktivitas sehari-hari. Maka dari itu, sebagai manusia wajib sekali untuk bersyukur atas sela nikmat Allah SWT. dan memanfaatkan nikmat tersebut sebaik mungkin.

Ingatlah bahwa keimanan itu menjaga kejujuran seseorang, kebersihan hati, dan kehormatan diri. Ia sanggup dan tangguh menguasai diri dalam menghadapi rongrongan ambisi dan selera hawa nafsu. Meskipun ia dalam keadaan seorang diri dan tidak ada orang lain yang mengetahuinya, atau dalam keadaan sedang berkuasa yang tidak takut kepada siapa pun. Berkuasa dengan kekuasaan yang besar sering tergoda untuk ikut campur dalam pengaturan Allah SWT. dan susah untuk mensyukuri nikmat-nikmat dari-Nya.

Ya Allah, bantulah kami untuk selalu mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu dan beribadah dengan baik kepada-Mu.

Aunur Rofiq

Ketua DPP PPP periode 2020-2025

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis. (Terima kasih - Redaksi)




(lus/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads