Surat Yasin Ayat 40: Jelaskan Fenomena Garis Edar Tata Surya

Surat Yasin Ayat 40: Jelaskan Fenomena Garis Edar Tata Surya

Azkia Nurfajrina - detikHikmah
Minggu, 06 Nov 2022 16:29 WIB
Umat Islam membaca Al Quran di kompleks Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu (3/4/2022). Membaca Al Quran (tadarus)  dilakukan umat Islam untuk meningkatkan ibadah selama bulan suci Ramadhan. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/YU
Ilustrasi membaca surat yasin ayat 40 (Foto: Antara Foto)
Jakarta -

Ada satu di antara banyaknya ciptaan Allah yang membuat takjub siapa pun yang mengetahuinya. Yaitu fenomena garis edar tata surya, sebagaimana tercantum dalam Surah Yasin ayat 40.

Penciptaan makhluk Allah SWT dibuat dengan terencana, tertata, juga teratur. Dengan begitu apa pun yang Dia ciptakan pasti memiliki faedah dan hikmahnya tersendiri. Terlebih ditujukan untuk keberlangsungan hidup manusia maupun makhluk lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Surah Yasin ayat 40


لَا الشَّمْسُ يَنْۢبَغِيْ لَهَآ اَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا الَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۗوَكُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ

ADVERTISEMENT

Arab Latin: Lasy-syamsu yambagī lahā an tudrikal-qamara wa lal-lailu sābiqun-nahār, wa kullun fī falakiy yasbaḥụn

Artinya: "Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya."


Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah menjelaskan firman Allah dalam surah Yasin ayat 40. Menurut Quraish, matahari tidak akan dapat menyimpang dari garis edarnya, tidak juga dapat mempercepat atau memperlambat perjalanannya sehingga mengakibatkannya mendahului dan mendapatkan bulan. Dan tidak juga malam di mana bulan sering kali nampak, dapat mendahului siang, sehingga menghalangi kemunculannya. Tetapi semuanya telah Allah atur silih berganti dan masing-masing baik matahari maupun bulan bahkan semua benda-benda langit pada garis edarnya saja yang telah Kami tentukan terus menerus beredar tidak dapat menyimpang darinya.

Surat Yasin ayat 40 menjadi isyarat dari Allah bahwa Dialah pencipta atas apa yang dilangit. Dia yang mengatur agar matahari dan bulan tetap pada lintasan orbitnya. Sehingga keduanya tidak pernah bertabrakan, kecuali saat terjadinya hari kiamat nanti.

Disebutkan juga dalam Tafsir Al-Mishbah bahwa para astronom pada awal abad 17 M menemukan fakta bahwa matahari, bumi, bulan dan seluruh planet serta benda-benda langit lainnya bergerak di ruang angkasa dengan kecepatan dan arah tertentu. Dengan begitu matahari tidak bisa mendahului bulan, karena keduanya beredar dalam suatu gerak linier yang tidak mungkin bertemu.

Banyak dari ilmuwan yang menguji fenomena ilmiah dalam Al-Qur'an surah Yasin ayat 40, dan membuktikan kebenarannya. Yang kemudian beberapa dari mereka beriman kepada Allah. Mereka lah orang yang menggunakan akalnya untuk mencermati ciptaan Allah , dan diberi hidayah oleh-Nya sehingga menemukan jalan kebenaran, yaitu Islam.




(erd/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads