Tak Hanya untuk Ruqyah, Ini Kegunaan Daun Bidara dalam Hadits

Tak Hanya untuk Ruqyah, Ini Kegunaan Daun Bidara dalam Hadits

Hanif Hawari - detikHikmah
Sabtu, 08 Nov 2025 06:01 WIB
daun bidara
Daun bidara (Foto: iStock)
Jakarta -

Daun bidara dikenal luas di kalangan umat Islam. Karena sering digunakan dalam praktik ruqyah.

Namun, ternyata manfaat tanaman yang disebut sebagai kenikmatan surga ini jauh lebih beragam. Bahkan Rasulullah SAW sendiri menganjurkan penggunaannya untuk berbagai keperluan.

Dalam hadits-hadits sahih, daun bidara punya segudang manfaat. Mulai dari membersihkan jenazah, hingga untuk kebutuhan penyucian diri dan perawatan rambut wanita.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Daun Bidara dalam Al-Qur'an

Sebelum menilik kegunaannya, daun bidara punya kedudukan istimewa. Dalam buku Tanaman Ajaib dalam Al-Qur'an dan Hadits karya Wahyu Annisha, dijelaskan bahwa nama latin bidara adalah Ziziphus mauritiana.

ADVERTISEMENT

Di jazirah Arab, tanaman ini dikenal dengan nama arz, syajarat ar-rabb, arz al-lubnan, atau sidr.

Dalam Al-Qur'an, pohon bidara bahkan disebut sebagai salah satu bentuk kenikmatan yang disiapkan Allah SWT bagi golongan kanan di surga, seperti termaktub dalam Surah Al-Waqiah ayat 27-34:

وَاَصْحٰبُ الْيَمِيْنِ ەۙ مَآ اَصْحٰبُ الْيَمِيْنِۗ فِيْ سِدْرٍ مَّخْضُوْ وَّطَلْحٍ مَّنْضُوْدٍۙ وَّظِلٍّ مَّمْدُوْدٍۙ وَّمَاۤءٍ مَّسْكُوْبٍۙ وَّفَاكِهَةٍ كَثِيْرَةٍۙ لَّا مَقْطُوْعَةٍ وَّلَا مَمْنُوْعَةٍۙ وَّفُرُشٍ مَّرْفُوْعَةٍۗ

Artinya: "Golongan kanan, alangkah mulianya golongan kanan itu. (Mereka) berada di antara pohon bidara yang tidak berduri, pohon pisang yang (buahnya) bersusun-susun, naungan yang terbentang luas, air yang tercurah, buah-buahan yang banyak yang tidak berhenti berbuah dan tidak terlarang memetiknya, dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk."

Ibnu Dihyah, dalam buku Hadits-hadits Tarbiyah yang ditulis oleh Wafi Marzuqi Ammar, juga menyebutkan bahwa Allah SWT memilih pohon bidara karena memiliki tiga sifat utama, yaitu: naungan yang terbentang luas (Dzillun mamdud), makanan yang lezat (Tha'amun ladzidz), dan aroma yang sangat harum (Ra'ihah zakiyyah).

4 Kegunaan Daun Bidara Menurut Hadits Rasulullah SAW

Rasulullah SAW menganjurkan penggunaan daun bidara untuk berbagai keperluan. Berikut adalah hadits-haditsnya.

1. Untuk Memandikan Jenazah

Daun bidara memiliki fungsi penting dalam prosesi memandikan jenazah dalam Islam. Dikutip dari Syarah Bulughul Maram 3 karya Abdullah bin Abdurrahman Al-Bassam, dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda ketika ada seseorang yang meninggal akibat jatuh dari untanya:

"Mandikanlah dia dengan air dan daun bidara, kafanilah dia dengan kedua bajunya." (HR. Muttafaq 'Alaih)

Dalam riwayat Ummu Athiyyah RA, beliau juga bersabda saat memandikan jenazah putrinya:

"Siramlah tiga kali, atau lima kali, atau lebih banyak dari itu jika kalian pandang baik, dengan air bidara. Letakkan kamper pada siraman terakhir atau sedikit kamper." (HR. Muttafaq 'Alaih)

Penggunaan daun bidara ini dinilai sangat baik karena busanya dapat membersihkan kotoran jenazah, dan endapannya berkhasiat membuat jasad menjadi lebih keras sehingga tidak mudah rusak. Selain itu, bidara juga digunakan untuk memandikan orang yang sedang demam di beberapa daerah.

2. Menyisir Rambut Wanita dalam Masa Iddah

Daun bidara juga dianjurkan sebagai alternatif penyisir rambut bagi wanita yang sedang menjalani masa 'iddah.

Hadits ini datang dari Ummu Salamah, yang dikutip dari Bulughul Maram karya Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani, ketika ia menggunakan ramuan pahit di mata setelah wafatnya Abu Salamah. Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya itu membuat wajah nampak lebih muda, maka janganlah kamu menggunakannya kecuali di malam hari, dan lepaskanlah ia di siang hari, jangan menyisir dengan minyak wangi, dan jangan pula dengan inai, karena ia termasuk kutek.' Aku berkata, 'Dengan apa aku menyisir?" Beliau menjawab, 'Dengan daun bidara." (HR. Abu Dawud dan An-Nasa'i)

3. Menyucikan Diri Wanita Haid

Daun bidara digunakan pula dalam proses bersuci (mandi) bagi wanita setelah masa haid. Mengutip buku Fiqih Sunnah 1 karya Sayyid Sabiq, hadits dari Aisyah RA, Asma' binti Yazid pernah bertanya tentang cara mandi wanita haid. Rasulullah SAW menjawab:

"Ambillah air dan daun bidara lalu wudhulah dengan sebaik-baiknya. Kemudian siramkan air di atas kepala dan gosoklah dengan kuat sampai meresap ke akar-akar rambutnya. Setelah itu, tuangkan air sekali lagi di atasnya. Setelah itu, ambillah sepotong kapas yang sudah dibubuhi minyak wangi, lalu gosokkan pada bagian tempat keluarnya darah haid hingga suci dan wangi."

Asma' bertanya lagi. "Bagaimanakah cara menyucikannya?" Rasulullah SAW menjawab, "Maha Suci Allah! Bersucilah dengan kapas itu!" Aisyah berkata seakan-akan berbisik ke arah telinga Asma, "Gosokkanlah kapas yang telah kamu bubuhi dengan minyak wangi ke bagian keluarnya darah." (HR. Bukhari)

4. Larangan Menebang Pohon Bidara

Saking mulianya, terdapat larangan menebang pohon bidara yang ditegaskan dalam hadits. Dikutip dari buku Masuk Surga karena Memungut Sampah oleh Bahagia, dari Sa'id bin Muhammad bin Jubair bin Muth'im dari Abdullah bin Hubsyi, Rasulullah SAW bersabda:

"Barang siapa menebang pohon bidara maka Allah akan membenamkan kepalanya dalam api neraka." (HR. Abu Daud.)

Abu Daud menjelaskan bahwa larangan ini berlaku bagi orang yang menebang pohon bidara di padang secara sia-sia dan zalim. Padahal pohon tersebut merupakan tempat penting untuk berteduh para musafir dan hewan ternak.

Ternyata, daun bidara menyimpan begitu banyak manfaat dan keutamaan yang diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW. Membuktikan bahwa tanaman ini bukan sekadar daun biasa, melainkan tumbuhan mulia yang kaya fungsi.

Wallahu a'lam.




(hnh/inf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads