Tabligh: Menyampaikan Ajaran Islam dan Termasuk Sifat Rasulullah

Tabligh: Menyampaikan Ajaran Islam dan Termasuk Sifat Rasulullah

Azkia Nurfajrina - detikHikmah
Jumat, 14 Okt 2022 13:20 WIB
Ada banyak kegiatan positif yang dapat dilakukan untuk mengisi Ramadan ini. Salah satunya dengan belajar kitab kuning di Pesantren Ilmu Alquran Al- Misbah di Jalan Bahari, Jakarta Utara, Selasa (22/5/2018).
Tabligh menyampaikan ajaran agama Islam. Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Allah SWT mengangkat orang-orang pilihan untuk menjadi rasul-Nya. Pengutusan para rasul dimaksudkan untuk menyampaikan ajaran tauhid dan agama Islam kepada umat manusia. Kegiatan menyampaikan atau mensyiarkan ini biasa disebut dengan dakwah.

Dikutip dari Jurnal Tugas dan Fungsi Dakwah dalam Pemikiran Sayyid Quthub oleh Baharuddin Ali, Sayyid Quthub dalam tulisan A. Ilyas Ismail, mengemukakan tiga tugas dan fungsi dakwah; menyampaikan kebenaran Islam, Amar Ma'ruf Nahyi Munkar, dan jihad di jalan Allah.

Menyampaikan kebenaran Islam diposisikan pada fungsi yang pertama, karena ia hanya bersifat lisan atau ucapan. Maka diperlukan contoh keteladanan dari perbuatan yang mencerminkan ajaran Islam melalui kedua fungsi lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tabligh adalah bagian dari sistem dakwah. Dari buku Strategi Dakwah Menurut Al-Qur'an karya Abu Ali Ammar Hussein disebutkan, tabligh berasal dari kata balagha yang artinya menyampaikan, dan tablighan, berarti penyampaian atau pemberitahuan. Orang yang menyampaikannya disebut mubaligh.

Menurut pakar bahasa Al-Ashfahani dalam Al-Mufradat Fi Gharib Al Qur'an, kata tabligh menunjuk kepada kegiatan menyampaikan kebenaran (agama) secara lisan. Sayyid Quthub dalam Fi Zhilal Al Qur'an berpendapat bahwa tabligh berarti menyampaikan dan menyeru manusia kepada kebenaran agama, terutama kebenaran akidah tauhid.

ADVERTISEMENT

Disebutkan dalam Dakwah dalam Perspektif Al Qur'an, konsep dasar tabligh adalah upaya menyampaikan ajaran ilahi kepada manusia, dengan kata lain bagaimana ajaran ilahi itu diinformasikan, disebarkan, dan diajarkan kepada orang lain dengan tujuan pencerahan akal pikiran dan penyejukan nurani.

Rasul memiliki empat sifat yang pasti ada dalam dirinya, salah satunya tabligh. Allah SWT memerintahkan para rasul untuk menyampaikan wahyu yang diturunkan oleh-Nya melalui Malaikat Jibril. Sebagaimana dalam firmannya Surah Al-Maidah ayat 67.

يٰٓاَيُّهَا الرَّسُوْلُ بَلِّغْ مَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَ ۗوَاِنْ لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسٰلَتَهٗ ۗوَاللّٰهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِيْنَ

Arab Latin: Yā ayyuhar-rasụlu ballig mā unzila ilaika mir rabbik, wa il lam taf'al fa mā ballagta risālatah, wallāhu ya'ṣimuka minan-nās, innallāha lā yahdil-qaumal-kāfirīn.

Artinya: Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika engkau tidak melakukan (apa yang diperintahkan itu), berarti engkau tidak menyampaikan risalah-Nya. Allah menjaga engkau dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang kafir.
Dalam ayat tersebut, Allah juga mengingatkan Nabi Muhammad untuk menyampaikan wahyu Allah dengan sempurna dan menyeluruh, tanpa ada yang disembunyikan. Dan benar nyatanya bahwa Rasulullah SAW menyampaikan semua yang diperintahkan Allah.

Sebaliknya, jika Rasul menyembunyikan sedikit saja dari wahyu Allah, maka ia bukan orang yang amanah. Namun, Nabi Muhammad beserta utusan Allah yang lainnya tidak mungkin seperti itu. Karena Allah semua perbuatan dan ucapan disampaikan nabi dan rasul, tidak lepas dari pantauan Allah SWT.

Dalam Surah An-Najm ayat 3-4, Allah meyakinkan bahwa apa yang diucapkan nabi dan rasul-Nya tidak didasari hawa nafsu atau keinginannya sendiri. Perkataan dari lisannya terjaga, dan hanya wahyu dari Allah SWT lah yang ia sampaikan kepada umatnya.

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوٰى. اِنْ هُوَ اِلَّا وَحْيٌ يُّوْحٰىۙ


Arab Latin: Wa mā yanṭiqu 'anil-hawā. In huwa illā waḥyuy yụḥā

Artinya: dan tidak pula berucap (tentang Al-Qur'an dan penjelasannya) berdasarkan hawa nafsu(-nya). Ia (Al-Qur'an itu) tidak lain, kecuali wahyu yang disampaikan (kepadanya).

Itulah penjelasan mengenai tabligh yang menjadi sifat Rasulullah SAW. Semoga kita bisa meneladani sifat tabligh ini.




(lus/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads