×
Ad

Duka dari Utara Sumatera

Hasil TKA Akan Digunakan untuk SPMB di Wilayah Terdampak Bencana Sumatera

Devita Savitri - detikEdu
Rabu, 17 Des 2025 20:00 WIB
Mendikdasmen Abdul Mu'ti rapat terkait penanganan bencana di Sumatera. Foto: BKHM Kemendikdasmen
Jakarta -

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengeluarkan kebijakan adaptif terkait penggunaan hasil Tes Kemampuan Akademik (TKA) tingkat SD dan SMP di wilayah terdampak bencana Sumatera. Kebijakan apa itu?

Ke depan, hasil TKA bisa dimanfaatkan untuk Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun ajaran 2026/2027 jalur prestasi. Sehingga, opsi penilaian jalur prestasi bisa dengan memanfaatkan nilai TKA, penggunaan nilai rapor, dan penambahan bukti prestasi.

"Pemanfaatan hasil TKA untuk SPMB diberikan relaksasi dengan membuka ruang penggunaan rapor dan bukti prestasi sebagai alternatif jalur prestasi," tulis Kemendikdasmen dalam keterangan tertulis dikutip Rabu (17/12/2025).

Pelaksanaan TKA SD-SMP

Selain itu, Kemendikdasmen masih akan menggelar TKA untuk murid jenjang SD dan SMP pada Maret-April mendatang. Di wilayah terdampak bencana, pelaksanaan TKA akan disesuaikan.

Penyesuaian yang dimaksud adalah penambahan sesi dan hari ujian, serta penyediaan alternatif pengerjaan berbasis kertas dan pensil. Hal ini akan berlangsung terutama di wilayah yang belum memungkinkan berbasis komputer.

Skema pelaksanaan ini akan ditentukan secara bertahap berdasarkan tingkat kerusakan satuan pendidikan. Dengan begitu, Kemendikdasmen berharap proses seleksi tetap berlangsung secara adil dan proporsional bagi murid terdampak.

Diketahui, potensi jumlah peserta TKA di daerah terdampak bencana mencapai puluhan ribu murid tingkat SD dan SMP. Jumlah pastinya belum dibeberkan mengingat data masih terus dimutakhirkan.

Update Proses Belajar Mengajar di Sumatera

Sebelumnya, Kemendikdasmen menyampaikan sebanyak 52 layanan pembelajaran kabupaten/kota di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat mengalami gangguan pasca bencana banjir dan longsor. Berdasarkan data hingga 8 Desember 2025, berbagai daerah sudah menerapkan kebijakan pendidikan darurat.

Di Aceh, pelaksanaan telah berlangsung di sebagian besar daerah terdampak. Tepatnya di tiga kabupaten/kota yaitu Pidie, Subulussalam, dan Lhokseumawe, telah kembali melaksanakan pembelajaran secara penuh.

Selanjutnya, di Sumatera Barat, hampir seluruh daerah terdampak mulai melaksanakan pembelajaran, kecuali sejumlah sekolah di Kabupaten Agam yang masih diliburkan hingga 22 Desember 2025.

Sementara itu, di Sumatera Utara, beberapa daerah seperti Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Langkat, dan Sibolga masih melaksanakan pembelajaran secara bertahap. Sedangkan daerah lainnya telah kembali menjalankan pembelajaran penuh sesuai kondisi masing-masing.

Menteri Pendidikan dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengatakan, penanganan pendidikan pada situasi darurat sudah dilakukan. Dimulai dari aktivasi pos pendidikan, fasilitasi pembelajaran melalui pendirian ruang kelas sementara, dan distribusi perlengkapan pembelajaran bagi peserta didik.

Kemendikdasmen juga melakukan dukungan psikososial bagi guru dan siswa, hingga pemenuhan kebutuhan air bersih dan sanitasi di sekolah darurat. Memasuki proses pemulihan pasca bencana, Kemendikdasmen akan fokus dalam merehabilitasi satuan pendidikan.

"Memasuki tahap pemulihan, upaya difokuskan pada rehabilitasi dan rekonstruksi satuan pendidikan, pemulihan proses dan kesiapan pembelajaran siswa, pemberian dukungan khusus bagi guru dan peserta didik terdampak, serta penguatan satuan pendidikan agar lebih siap menghadapi risiko bencana di masa depan," tutur Menteri Mu'ti.

Tak Hanya Tangani Dampak Bencana Sumatera

Namun, penanganan bencana tidak hanya dilakukan di Sumatera. Kemendikdasmen juga tengah menangani dampak erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang yang terjadi pada 19 November 2025 lalu.

Bencana itu menyebabkan kerusakan total pada bangunana SDN 2 Supit Urang. Terkait hal ini, Kemendikdasmen telah menyalurkan bantuan berupa ratusan paket perlengkapan belajar dan keluarga, bantuan tanggap darurat senilai Rp 40 juta, serta pendirian tenda kelas darurat agar kegiatan belajar tetap berlangsung.

SDN 2 Supit Urang nantinya akan digabungkan dengan SDN Supit Urang 1. Namun, sementara ini peserta didik menyelesaikan pembelajaran semester di tenda kelas darurat dan sekolah terdekat.

Sejumlah satuan pendidikan di sekitar lokasi terdampak juga sempat difungsikan sebagai tempat pengungsian, sehingga pembelajaran mengalami gangguan sementara dan secara bertahap terus dipulihkan. Mendikdasmen menyebut, akan menyesuaikan kebijakan pada kondisi lapangan.

Ia juga akan memastikan setiap anak tetap memiliki kesempatan belajar. Meskipun, tengah berada di situasi penuh keterbatasan.

"Dengan menyesuaikan kebijakan pada kondisi lapangan serta memperkuat peran pemerintah daerah dan satuan pendidikan, Kemendikdasmen memastikan setiap anak tetap memiliki kesempatan untuk belajar dan melanjutkan pendidikannya, meskipun berada dalam situasi yang penuh keterbatasan," pungkas Mendikdasmen.



Simak Video "Video Data Temuan Kecurangan TKA: Live Saat Ujian-Pembocoran Soal Via Medsos"

(det/pal)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork