Ratusan Ribu Siswa Terdampak Bencana Sumatera, Ketua Komisi X: Percepat Pemulihan

ADVERTISEMENT

Ratusan Ribu Siswa Terdampak Bencana Sumatera, Ketua Komisi X: Percepat Pemulihan

pal - detikEdu
Selasa, 09 Des 2025 19:00 WIB
Ratusan Ribu Siswa Terdampak Bencana Sumatera, Ketua Komisi X: Percepat Pemulihan
Pelajar penyintas bencana banjir bandang melewati jalan berbatu di Jorong Kayu Pasak Selatan, Nagari Salareh Aia, Palembayan, Agam, Sumatera Barat, Selasa (9/12/2025). Foto: ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Jakarta -

Banjir bandang dan tanah longsor menerjang Sumatera Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar). Bencana alam tersebut membuat ribuan sekolah mengalami kerusakan dan mengganggu kegiatan belajar mengajar ratusan ribu murid.

Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, mendesak pemerintah mempercepat pemulihan layanan pendidikan di Pulau Sumatera bagian utara pasca banjir dan longsor. Ia menilai kerusakan sekolah dan terganggunya proses belajar dalam skala besar membutuhkan langkah yang lebih cepat, terstruktur, dan didukung anggaran tambahan.

"Ribuan sekolah rusak dan ratusan ribu siswa terdampak. Negara tidak boleh membiarkan anak-anak berhenti belajar hanya karena lambat merespons. Pemulihan harus dipercepat dan difokuskan pada kebutuhan paling mendesak," ujar Hetifah dalam keterangannya, Selasa (9/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komisi X mendorong Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengalokasikan tambahan anggaran pada APBN 2026 dan memberi fleksibilitas kepada pemerintah daerah untuk menyesuaikan kalender akademik, pola pembelajaran, serta asesmen di wilayah yang masih dalam status tanggap darurat.

ADVERTISEMENT

Hetifah meminta Kemendikdasmen memberikan fleksibilitas pembelajaran bagi daerah terdampak, memperluas layanan psikososial, serta memasukkan pengaturan pendidikan dalam situasi bencana ke dalam RUU Sisdiknas.

Ia menilai perlindungan pendidikan dalam situasi bencana perlu dicantumkan secara eksplisit dalam RUU Sisdiknas agar memiliki kepastian hukum. "Kita perlu regulasi yang menjamin bahwa dalam kondisi apa pun, pendidikan tetap jalan. Ini bukan pilihan, ini kewajiban negara," ujarnya.

Mendikdasmen Prof Abdul Mu'ti dalam rapat kerja dengan Komisi X memaparkan bahwa 2.798 satuan pendidikan terdampak, 5.421 ruang kelas rusak, dan lebih dari 600 ribu siswa mengalami gangguan layanan pendidikan. Banyak sekolah rusak, akses terputus, dan sebagian digunakan sebagai posko pengungsian.

Melihat skala kerusakan tersebut, Komisi X meminta percepatan perbaikan infrastruktur pendidikan serta koordinasi lintas kementerian dan pemerintah daerah untuk memastikan layanan dasar segera kembali berjalan.

"Yang paling penting sekarang adalah memulihkan sekolah, mengamankan anak-anak, dan memastikan mereka bisa kembali belajar secepat mungkin," kata Hetifah.

Hetifah memastikan Komisi X akan terus mengawal percepatan pemulihan pendidikan. "Yang dipertaruhkan adalah masa depan anak-anak. Pemulihan harus cepat dan berpihak pada masyarakat terdampak," tegasnya.




(pal/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads