Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menetapkan tema Hari Guru Nasional tahun ini yaitu 'Guru Hebat, Indonesia Kuat'. Peringatannya dirayakan setiap tanggal 25 November.
Siswa tentunya juga bisa memberikan sumbangsih untuk memeriahkan peringatan ini. Misalnya, kalian bisa mengirimkan puisi untuk guru kalian di sekolah.
Simak beberapa inspirasi yang telah dihimpun oleh detikEdu dari berbagai sumber berikut ini!
Puisi Hari Guru Nasional
1. Bersamamu, Guruku
Oleh: Yoga Permana Wijaya
Ketika aku menatap langit
Tingginya takkan dapat kuraih berjinjit
Tapi tatkala aku menatapnya bersamamu, guruku
Aku dapat menggapai cita setinggi itu
Ketika aku memandang samudera
Hamparan luasnya takkan bisa kupeluk di dada
Tapi tatkala aku memandangnya bersamamu, guruku
Aku bisa merangkul mimpi seluas itu
Ketika aku melihat gunung
Beratnya takkan mampu kupikul di punggung
Tapi tatkala aku melihatnya bersamamu, guruku
Aku mampu mengangkat ilmu seberat itu
Itulah tinggi, luas dan bertanya jasa yang kau terima
Berkatmu. Ku Menatap, ku memandang, ku melihat sisi lain dunia
Tuk mengubahnya menjadi bekal kehidupan
Maka setinggi langit, seluas samudera dan seberat gunung
2. Guruku Pahlawanku
Oleh: Fathiya Rachma
Guruku ....
Semua letihmu begitu tulus
Didikanmu begitu bagus
Kasihmu tak pernah putus
Membersamai kami setiap saat meskipun lelah
Pelukmu lembut, sedia ada setiap saat
Mendoakan kami begitu kuat
Menggenggam kami menaiki tangga kesuksesan, dengan erat
Sebagai penolong di benang kusut yang begitu rumit
Guruku Pahlawanku ....
Kami bangga atas semua perjuangan
Engkaulah pahlawan tanpa tanda jasa
Berkorban banyak untuk kami
Demi ibu pertiwi
Guruku Pahlawanku ....
Ini tanda terima kasih kami, tapi mungkin ini tidak seberapa
Terlalu jauh untuk menggapai kasihmu yang tanpa tanda batas
Guruku ....
Terima kasih atas pengorbananmu
Terima kasih atas letih yang kau abaikan untuk kami
Terima kasih untuk para pendidikku
3. Pahlawan Tak Berbintang
Oleh: Sultan Ar-Rasyid Adrianto
Tak kenal waktu
Senyum itu selalu terpancar dari wajahmu
Walau kerut kelelahan menggores
Tetapi semangatmu tetap membara
Sosok yang sabar, penyayang
Yang tak kenal menyerah
Menghabiskan separuh hidupmu
Membimbing kami menjadi manusia berjiwa
Kau adalah pahlawanku
Pahlawan yang berjuang tanpa senjata
Pahlawan yang selalu berjuang tanpa putus asa
Mendidik kami menjadi manusia yang berakhlak
Perjuanganmu akan selalu kami kenang
Nasihatmu akan selalu kami ingat
Semangatmu akan menguatkan setiap langkah kami
Di mana pun kami berada
Kaulah pahlawan tak berbintang
Tak meminta penghargaan
Tak meminta pemujaan
Semoga Allah SWT yang mahakuasa selalu melindungimu
4. Pesan Untuk Guruku
Oleh: Anggita Pebriyanti
Dalam lirih keluh di bibirku
Aku benar tak maksud membencimu, wahai guruku
Ego kami masih bangkitkan ragu
Kesal dan bosan terus menipu, hati ini larut membisu
Di relung terdalam, aku juga pernah sadar
Kelabunya di mataku, kau tetaplah pengajar
Mengalirkan bukti tanpa inkar
Demi negeri agar tidak buyar
Guruku
Maksudku sampaikan rasa bukanlah untuk ungkap luka
Engkau adalah pelita terang, saat kau mampu berkelana
Merangkul seluruh siswa tanpa pilah cinta
Bercengkrama bak sohib dan tetap beretika
Terima kasih kuucapkan
Untuk seluruh pembangun insan cendekiawan
Si petutur ilmu dari guratan awan
Penuh kasih nan tulus kau berikan
5. Aku, Guruku, dan Masa Depanku
Oleh: Marina
Dulu bagiku belajar itu sangat sulit
Melihat satu huruf di buku sangat memusingkan
Kebingungan saat disuruh menulis
Kesulitan saat menghitung angka-angka
Tapi, hal yang sulit bagiku dulu, kini terasa mudah
Aku bisa membaca dengan lancar
Aku bisa menulis begitu bagusnya
Menghitung angka-angka begitu menyenangkan
Semua itu karenamu, wahai Guruku
Kau yang mengajariku segala hal
Mulai dari mengeja huruf sampai membaca kalimat
Kau bantu aku mulai dari menghitung hingga menjumlahkannya
Perjuanganku sampai sini tidak semudah yang engkau bayangkan
Aku pernah menyepelekanmu, tapi kau menghadapiku dengan sabar
Aku pernah putus asa, namun kau menyemangatiku dengan senyummu
Kaulah yang mampu membuka gerbang semangatku
Hanyalah kau yang bisa....
Aku sangat beruntung mempunyai guru sepertimu
Kubayangkan jika guru sepertimu tidak ada di dunia ini,
Jadi apa aku besar nanti?
Orang yang mengajariku dengan teliti dan cekatan
Orang yang menunjukan jalan yang benar menuju masa depan
Guruku, lihatlah aku
Hari ini aku belajar... untuk masa depan
Cemerlang
Gemilang
6. Guru
Oleh: Maria Tri Utari
Guru,
kau adalah awal cita-cita
Kau membimbing dengan penuh semangat
Kau beri tahu aku banyak hal
Tanpamu aku tidak bisa menulis dan membaca
Guru terima kasih atas bimbinganmu
Diri kami tidak mengerti sampai kami mengerti
Terima kasih guru
7. Guruku, Melati di Ujung Laman
Oleh: Adin
Bersamamu rekah yang berketayap di puncak malam
Tidak jua ranum di ujung pagi
Namun titis embun masih jua mampu hembuskan harap
Padamu yang masih igaukan fitri
Dalam dekap yang erat di buhul lelap
Langkah kakimu telah pecah di dalam lelah
Berkubang segala lantang
Tentang suara yang tak jua pikirkan siang
Bertekak membentuk luka
Bertukak hingga kau tersiksa
Setelah riuh tengkujuh subuh
Kau masih hangat menyeduh tadah
Manis gula di ujung madah
Ada aku diselip dalam ratibmu
Senyummu tetap manis melati di ujung laman
Tingkahmu rentak zapin zaman berzaman
Segalamu adalah pedoman
8. Engkau Guru
Oleh: Tunik Nurul
Engkau yang memberi ilmu pada kami
Kaulah yang mengajar menulis
Engkau juga mengajar menghitung dan membaca
Engkau adalah pelita bagi kami
Ibu dan bapak guru tak pernah lelah mengajar kami
Bagiku engkau pahlawanku
Tanpamu tak akan berarti
Engkau bagai embun penyejuk
Walau kami sering membuatmu marah
Kau pun tak pernah bosan
Kami tidak bisa membalas jasamu
Terima kasihku
9. Guruku
Oleh: Selly Salsabila
Engkaulah yang membimbing kami
Engkaulah yang memberi ilmu kepada kami
Betapa mulianya hatimu
Engkau yang sabar dengan perilaku kami
Guruku
Terima kasih engkau telah membimbing dengan semangat dan tanpa tanda pamrih
Engkaulah pahlawan penuh tanda jasa
10. Panutanku
Oleh: Ibnu Syahid
Setiap hari kau memberikan ilmu
Setiap hari kau membimbing
kami dengan nasehatmu
Tak pernah lelah kau mengajariku
Maaf selalu membuatmu kecewa
Maaf sudah menggoreskan luka
Jasamu sungguh tiada tara
11. Orang yang Tulus
Oleh: Fadhilah Berlianti
Engkau manusia yang mulia
Sikapmu selalu ditiru
Kau selalu menjadi pusat perhatian
Kau selalu memberi kasih sayang
seperti orang tua kami
Engkau selalu sabar dalam mengajariku
Kau tidak pernah pilih kasih
Guru, kami tidak bisa membalas jasamu
Tapi yang ku harap
Engkau selalu sehat
Agar bisa mendidik anak bangsa
12. Dari Seorang Guru kepada Muridnya
Oleh: I Kadek Agus Suandika dalam buku
Anakku..
Pandanglah laut lepas
Jika ingin kau cari hakekat hidup
Sebab ombaknya adalah gelombang kehidupan
Yang menghempas nafsu dalam benih di atas pasir
Dan menggemburkan norma dalam karang
Sedang teduhnya adalah kasih sayang
Yang tersembunyi di balik hempasannya
Yang tertulis dalam butir-butir mutiara hati
Anakku..
Pandanglah matahari
Jika kau ingin cari arti pengorbanan
Sebab cahayanya adalah pelita
Yang tanpa tanda jasa
Dan hangatnya adalah hangat nafas perjuangan
Anakku..
Jika kau ingin mencari makna kesetiaan
Pandanglah rembulan
Sebab purnama adalah pelita malam
Dari romantika sejuta asa
Tetapi anakku..
Pandanglah..
Kumohon lihatlah..
Siapa pencipta laut
Siapa pencipta matahari
Dan siapa pencipta rembulan
Carilah dan dia akan datang
Dalam keagungan-Nya
13. Sang Pengabdi
Oleh: Zaniza
Setiap pagi kau susuri jalan berdebu
Berpacu waktu demi waktu
Tak hirau deru kendaraan lengkingan knalpot
Tak hirau dingin memagut
Kala sang penguasa langit tuangkan cawannya
Wajah-wajah lugu haus kan ilmu
Menari-nari di pelupuk mata menunggu
Untaian kata demi kata terucap seribu makna
Untaian kata demi kata terucap penyejuk jiwa
Ruang persegi jadi saksi bisu pengabdianmu
Menyaksikan tingkah polah sang penerus
Canda tawa penghangat suasana
Hening sepi berkutat dengan soal
Lengking suara kala adu argumen
Ruang persegi menjadi saksi bisu pengabdianmu
Entah berapa tinta tergores di papan putih
Entah berapa lisan terucap sarat makna
Entah berapa lembaran tumpahan ilmu terkoreksi
Entah berapa ajaran budi kau tanamkan
Waktu demi waktu dijalani hanya demi mengabdi
Berserah diri mengharap kasih ilahi
Ilmu kau beri harap kan berarti
Satu persatu sang penerus silih berganti
Tumbuh menjadi tunas-tunas negeri
Kau tetap di sini setia mengabdi
Sampai masa kan berakhir nanti
14. Doa Tulus Suci
Oleh: Rizqi Áinunhayati
Guruku, pembuka cakrawala dunia
Engkau amat mulia
Kau ajarkanku tentang banyak hal
Engkau panutanku wahai guruku
Hadirmu bak tetes air hujan di keringnya raga
Hadirmu bak pelita gelapnya relung jiwa
Hadirmu bak pelangi indah berseri
Guru
Tiada hari tanpa asupan nutrisi ilmu darimu
Walau kini kutahu
Kau tengah berjuang dengan harapan pasti
Berkali-kali tusukan cinta kau terima dengan senang hati
Kau terjang panasnya radiasi
Dahaga sudah lah jangan ditanya lagi
Sakit tiada lagi kau rasa demi mewarnai hari kami
Guru
Jasamu terpatri dalam sanubari
Terngiang dalam ingatan pasti
Derap langkahmu panutan arah ini
Teruslah terbang menyinari dunia kami
Doa kami selalu mengiringi
Semoga sang Ilahi senantiasa memberkahi
15. Abdi Yang 'Tak' Diakui
Oleh: Amin al Amin
Kisah hanyalah cerita yang membekas meskipun dilalui dengan penuh kasih.
Kasih bukan berarti sekadar memberi untuk meminta, namun itulah mimpi.
Bermimpi akan datangnya cahaya nyata.
Nyata enggan datang walau sejenak dan tetaplah mimpi yang nyata
Guru
Gaungkan asa ilmu
Gema rasa menyatu satu kalbu
Untaian cinta
Ujar kata karya manusia
Udar mimpi tuntut gapai masa nyata
Ruang kelas
Rona kisah tanpa berbekas
Rindu berbalas datang kasih tulus ikhlas
Ukir prasasti
Uraikan cerita tuntun nurani
Ujung perubahan pangkal harapan damai negri
Itulah beberapa contoh puisi Hari Guru Nasional. Apakah detikers juga ingin menulis puisi sendiri untuk gruu kalian?
Simak Video "Video: Seputar Bulan Guru Nasional yang Dirayakan Selama Bulan November "
(nah/twu)