×
Ad

Menteri Mu'ti Harap Kejadian di SMAN 72 Jadi Pertama dan Terakhir, Ini Upayanya

Devita Savitri - detikEdu
Selasa, 11 Nov 2025 12:29 WIB
Mendikdasmen usai membuka International Conference Cross-Cultural Religious Literacy, di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Selasa (11/11/2025). Foto: Devita Savitri/detikcom
Jakarta -

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti soroti kasus ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Jumat, (7/11/2025) lalu. Ia tengah mengupayakan agar kasus ledakan itu menjadi yang pertama dan terakhir.

"Dengan berbagai peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini kita berupaya agar peristiwa yang di Jakarta ini mudah-mudahan menjadi yang pertama dan yang terakhir," tuturnya usai membuka International Conference Cross-Cultural Religious Literacy, di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Selasa (11/11/2025).

Untuk mewujudkan hal itu, Kemendikdasmen akan melakukan penyempurnaan aturan Permendikbud Nomor 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan. Penyempurnaan yang dimaksud menekankan pada pendekatan lebih humanis, komprehensif, dan partisipatif.

"Permendikdbud yang ada itu perlu kita sempurnakan dengan pendekatan yang lebih humanis, komprehensif dan partisipatif," jelasnya.

Permendikdasmen Tentang Sekolah Aman

Penyempurnaan ini kemungkinan akan dihadirkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Daerah dan Menengah tentang Sekolah Aman. Aturan ini akan mengupayakan terciptanya suasana belajar yang aman dari segala macam bentuk kekerasan.

Kejadian di SMAN 72 Jakarta bagi Mu'ti memberi pesan kuat bila pembinaan tentang kekerasan di satuan pendidikan harus diperkuat. Memang aturan tersebut sudah berjalan, tetapi perlu disempurnakan.

Mu'ti membeberkan berbagai lembaga penelitian menyatakan jika angka kekerasan di lembaga pendidikan masih cukup tinggi. Namun, ia menekankan kekerasan ini tidak hanya terjadi di dalam lingkungan sekolah.

"Sebagian kan juga terjadi di luar lingkungan sekolah tapi pelakunya juga memang para pelajar baik mereka sekali lagi sebagai pelaku maupun sebagai korban," ungkap Mu'ti.

Pendekatan yang lebih humanis akan dilakukan dengan memperkuat peran bimbingan bimbingan dan konseling di sekolah. Sedangkan pendekatan komprehensif akan melihat permasalah secara menyeluruh, termasuk hal-hal yang sifatnya spiritual.

"(Murid) perlu mendapatkan bimbingan dan spiritualitas, ini adalah bagian penting dari tujuan pendidikan nasional. Pendidikan nasional itu kan tujuannya diantaranya adalah membangun generasi yang beriman dan bertakwa dan berakhlak mulia nah ini yang coba kita bangun," bebernya.

Terakhir adalah pendekatan partisipatif, di mana Kemendikdasmen akan melibatkan semua pihak, termasuk orang tua dan murid itu sendiri.



Simak Video "Video: Kondisi Terkini Korban Ledakan SMAN 72 Jakarta, 1 Orang Kritis"

(det/nah)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork