Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf pastikan Sekolah Rakyat (SR) siap melakukan proses belajar mengajar pada tahun ajaran baru 2025/2026 yang dimulai pada Senin (14/7/2025) mendatang. Ia menyebut, ada 100 titik lokasi rintisan program SR di tahun ajaran 2025/2026.
"Saya mohon doa restu dalam rangka memulai proses belajar-mengajar di Sekolah Rakyat tanggal 14 Juli yang akan datang. Kita mulai di 63 titik, sementara 37 titik lagi sekitar akhir Juli akan mulai beroperasi," kata sosok yang akrab dipanggil Gus Ipul itu kepada wartawan dalam acara Simulasi Sekolah Rakyat di Sentra Handayani Jakarta Timur, Rabu (9/7/2025).
Pada 63 SR yang akan memulai pembelajaran Senin mendatang, Gus Ipul mengaku seluruh persiapannya sudah rampung, termasuk masalah sarana-prasarananya. Sedangkan 37 titik SR lainnya masih memerlukan persiapan lebih lanjut, sehingga akan dibuka akhir Juli 2025.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait guru dan tenaga kependidikan, Gus Ipul mengaku persiapannya juga sudah rampung. Dalam dua hari ke depan, guru Sekolah Rakyat akan mengikut pembekalan lebih lanjut dan diakhir dengan bertemu Presiden Prabowo Subianto.
"Dalam 2 hari ke depan, seluruh guru juga akan mengikuti pembekalan sebelum pada akhirnya nanti akan dapat (mendapat) pengarahan langsung dari presiden," sambungnya.
Pendidikan Orang Tua Siswa Sekolah Rakyat Rata-Rata SD dan SMP
Hadir di tempat yang sama, Wakil Kepala Staf Kepresidenan Muhammad Qodari menyebut SR menjadi salah satu terobosan dalam sejarah pendidikan Indonesia. SR juga menjadi bukti keberpihakan Presiden Prabowo untuk masyarakat dari kalangan menengah ke bawah.
"Karena yang jadi sasaran program ini adalah Desil 1, Desil 2. Desil 1 itu 10% yang terbawah golongan ekonominya," beber Qodari.
Selama proses penerimaan siswa Sekolah Rakyat, ia menyebut turun langsung ke lapangan untuk melihat kondisi mereka. Hasilnya, ditemukan bila 80% orang tua siswa SR adalah lulusan SD dan paling maksimal SMP.
"Saya sudah keliling (dengan) Pak Mensos ke calon siswa, lihat kondisi rumah, lihat kondisi orang tua. Memang betul-betul sangat minim dan saya sudah wawancara kepada mereka, memang 80% itu orang tuanya lulusan SD paling maksimal SMP," kata dia lagi.
Kehadiran SR menjadi jalan bagi para siswa untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi dan bisa bersaing dengan anak-anak yang lebih mampu. Ia yakin, semua cita-cita mulia siswa bisa diwujudkan melalui program ini.
Sekolah Rakyat Rintisan
Qodari mengingatkan pada 2025, program Sekolah Rakyat masih bersifat rintisan. Ke depan, SR akan hadir di sebuah bangunan tersendiri bukan menumpang pada sentra milik Kemensos ataupun pemerintah daerah.
"Disebut rintisan karena memang nanti ke depan tempatnya gak di sini lagi (Sentra Handayani). Hari ini menggunakan sentra milik Kemensos, menggunakan balai diklat punya Pemda, BLK punya Kemnaker. Tapi ini hanya tahun ini saja," sebutnya.
Saat ini, dengan kerja sama antar kementerian tengah disiapkan lahan-lahan untuk dibangun Sekolah Rakyat Permanen di berbagai daerah seluruh Indonesia. Ia berharap, Sekolah Rakyat Permanen hadir di tahun 2026 mendatang.
"Sekolah Rakyat Permanen tahun depan Insya Allah itu akan beroperasi. Ini semuanya orientasi, proses dan pengalaman. Sekolah Rakyat rintisan ini akan jadi mondal luar biaya supaya nanti Sekolah Rakyat full permanen akan berjalan dengan baik," tandasnya.
(det/pal)