Sekolah Rakyat akan dimulai pada 14 Juli 2025. Kurikulum Sekolah Rakyat didesain secara khusus (tailor-made). Bagaimana maksudnya?
Dalam paparan Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf saat meninjau Sekolah Rakyat di Sentra Handayani, Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur, Minggu (29/6/2025), tertulis "Disusun dalam Kurikulum yang dirancang khusus (tailor-made)".
Menurut situs resmi Sekolah Rakyat Kemensos, tailor-made adalah kurikulum yang dirancang khusus dan kontekstual, menyesuaikan kebutuhan peserta didik dan dinamika sosial di lingkungan mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kurikulum ini menggabungkan pendekatan nasional dan kekhasan lokal, mencakup tiga muatan utama:
1. Kurikulum Persiapan (Learner Preparatoal)
Tahap awal ini bertujuan melakukan talent mapping melalui asesmen kesiapan fisik, mental, dan akademik siswa. Ini menjadi fondasi kuat sebelum memasuki proses belajar yang lebih intensif.
2. Kurikulum Sekolah Formal
Mengacu pada standar nasional, kurikulum ini mencakup:
- Intrakurikuler
- Kokurikuler
- Ekstrakurikuler
3. Kurikulum Asrama (Boarding)
Merupakan bagian dari pendidikan karakter, kurikulum ini menguatkan nilai-nilai:
- Karakter dan kepemimpinan
- Spiritualitas
- Cinta Tanah Air
- Bahasa dan komunikasi
Dalam paparan Gus Ipul, sekolah untuk anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem dalam Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) ini berasrama, paginya sekolah formal dan malamnya pendidikan karakter dengan kurikulum asrama.
Kompetensi Lulusan
Lulusan Sekolah Rakyat ini diharapkan menghasilkan lulusan yang unggul dalam:
- Nilai akhlak dan keagamaan
- Karakter kepemimpinan
- Penguasaan bahasa dan literasi xigital
- Entrepreneurship
- Ketuntasan akademik
Memutus Mata Rantai Kemiskinan
Dalam pidatonya, yang juga disiarkan ulang Gus Ipul dalam peninjauan Sekolah Rakyat di Sentra Handayani, Cipayung, Jakarta Timur pada Minggu (29/6/2025) kemarin, Presiden Prabowo Subianto menegaskan tekadnya untuk membangun 100 sekolah berasrama buat anak dari keluarga miskin. Tujuannya untuk memotong mata rantai kemiskinan.
"Minimal 100 sekolah berasrama. Buat yang terpintar tetap kita lakukan. Ini minimal 100 sekolah per tahun untuk keluarga paling tidak mampu. Karena saya bertekad untuk memutus mata rantai kemiskinan. Kalau bapaknya pemulung, anaknya tak perlu jadi pemulung. Anaknya tukang becak tak boleh jadi tukang becak. Kita harus berani, benar dan berhasil," tegas Prabowo.
(nwk/twu)