Guru SLB Manfaatkan Teknologi Digital agar Pembelajaran Lebih Interaktif

Shalli Irda - detikEdu
Rabu, 18 Sep 2024 13:33 WIB
Foto: Kemendikbudristek
Jakarta -

Untuk mendukung transformasi pendidikan melalui gerakan Merdeka Belajar, sejak tahun 2020, Kemendikbudristek telah mendorong pemanfaatan TIK. Mulai dari menyediakan berbagai fasilitas TIK, pemberian akun belajar.id untuk guru dan murid, penghadiran berbagai platform penunjang, termasuk pelatihan pengembangan kapasitas guru.

Dukungan Kemendikbudristek tersebut saling berhubungan satu sama lain. Melalui bantuan TIK dan akun belajar.id, misalnya, guru dan murid dapat mengakses berbagai platform untuk mendukung proses pembelajaran berkualitas. Sehingga diharapkan dapat tercipta pembelajaran yang lebih efektif, kolaboratif, menyenangkan, dan sesuai dengan perubahan zaman.

Cicah Sarianingsih (59), guru SLB Negeri 1 Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat adalah salah satu guru yang merasa sangat terbantu dengan dorongan transformasi digital yang dilakukan Kemendikbudristek.

Semisal pemberian akun belajar.id dan kehadiran platform lain, yang membuatnya bisa belajar secara mandiri. Dari berbagai platform tersebut, ia bisa menghadirkan metode pembelajaran terbarukan, dan modul ajar lebih interaktif.

Keinginan Cicah untuk mengasah kemampuan terkait teknologi pembelajaran berangkat dari kebutuhan dasar anak didiknya yang haus akan teknologi digital. Ia mengatakan meskipun sekolahnya berada jauh dari kota besar, tetapi murid-murid sangat menyukai kegiatan belajar yang berhubungan dengan teknologi.

Cicah mengambil kesempatan tersebut, dengan mencari tahu bagaimana agar metode pembelajaran menjadi tidak membosankan, dengan mengikuti perkembangan teknologi digital.

"Guru mau tidak mau harus mencari tahu dan mengikuti perkembangan. Saya orang yang terbuka dan suka belajar meskipun sudah mau pensiun," kata guru yang sudah mengajar selama 39 tahun itu dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (18/9/2024).

Perkembangan teknologi, terang Cicah, memang telah menghadirkan sesuatu yang berbeda dalam dunia pendidikan, khususnya dalam hal kemudahan bagi guru. Sederhananya, ia mencontohkan, dulu jika dalam mengajar atau menyusun media dan modul ajar ia harus menulis dan mencoret, sekarang tinggal memencet tombol delete.

Bagi Cicah, sebagai guru kelas IV yang mengampu 12 mata pelajaran, tidak mungkin dirinya mengajar menggunakan media yang sama. Tetapi tidak mungkin pula ia harus membuat sekian banyak media pembelajaran setiap minggunya.

Ia terus berpikir bagaimana cara menyiasati bagaimana media pembelajaran yang dihadirkan tidak membosankan bagi murid.

"Saya sangat akrab dengan Canva. Dengan template yang sudah ada saya mengganti dan memvariasikannya. Jadi semua bidang studi kini saya punya medianya. Bahkan sekarang dengan bantuan AI kita bisa terbantu menyusun (kerangka) modul pembelajaran," terang Cicah.

Ia mengatakan banyak sekali media pembelajaran interaktif yang bisa dijangkau melalui internet secara gratis meskipun terbatas. Selain Canva, terang Cicah, beberapa media yang ia manfaatkan juga termasuk Word Wall dan Quizizz untuk menghadirkan pembelajaran lebih interaktif dan menyenangkan.

Kebermanfaatan dunia teknologi sebagai media pembelajaran juga dirasakan oleh Darma Kusumah, guru kelas VIII di SLBN 11 Jakarta. Ia memang sejak dulu mempunyai minat dalam bidang teknologi dan kesempatan untuk memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran semakin terbuka ketika diluncurkan akun belajar.id, termasuk ketika sekolahnya melaksanakan program Sekolah Penggerak, dan mendapat bantuan Chromebook dari Kemendikbudristek.

"Dari kesempatan ini saya mencari tahu, akun belajar.id dan Chromebook ini bisa saya gunakan untuk apa. Di SLB memang ada ciri pembelajaran vokasi, kebetulan di SLB 11 ada vokasi komputer, jadi akun belajar.id dan Chromebook itu kemudian sebagian besar saya gunakan pada pembelajaran vokasi," terang Darma.

"Jadi bermula dari ketertarikan saya, ada kesempatan, kemudian saya berikan dampak pada peserta didik," lanjutnya.

Di SLB Negeri 1 Harau, Cicah merasa kesempatan menggunakan teknologi adalah hal membahagiakan bagi murid-muridnya. Terlebih dengan latar belakang ekonomi keluarga di sekolahnya yang hampir secara keseluruhan menengah ke bawah. Pemanfaatan teknologi sebagai metode pembelajaran bahkan menumbuhkan semangat untuk belajar.

"Setelah saya berikan kuis interaktif, bahkan ada murid yang biasanya ke sekolah itu sekali seminggu saja, kini datang setiap hari ke sekolah," kata Cicah.
Salah satu pencapaian terbaiknya mengajar selama 39 tahun, terang Cicah, adalah dengan membuat salah satu anak yang sebelumnya benar-benar tidak bisa membaca hingga bisa merangkai suku kata.

"Ada satu murid usianya 19 tahun, setelah saya gunakan media teknologi dan menghadirkan pembelajaran interaktif, mulanya ia tidak mengenal huruf sampai bisa merangkai suku kata dalam hitungan minggu. Masih sederhana memang. Tapi ini motivasi bagi saya untuk memperkaya lagi pengetahuan saya terkait teknologi digital," kata Cicah.

Klik halaman selanjutnya >>>



Simak Video "Tukin Tak Dibayar, Dosen ASN Kemendikbudristek Harus Kerja Sampingan"

(ncm/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork