Pusat Riset Pendidikan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan kecerdasan buatan (AI) untuk alat bantu guru dalam mengajar. Aplikasi ini dinamakan Asisten Guru AI Kontekstual.
Peneliti Pusat Riset Pendidikan BRIN sekaligus perancang inovasi, Dr Syahrul Ramadhan mengatakan pembuatan AI ini dilatarbelakangi kemampuan guru menggunakan AI tidak lebih cakap dari siswa. Guru masih membutuhkan pendampingan dalam membuat karya dari AI.
"Dan guru-guru butuh banyak arahan ataupun pendampingan terkait dengan bagaimana cara memanfaatkan artificial intelligence. Nah memang beberapa kali kami coba lakukan mencari informasi, ternyata ketika kami ingin awalnya mengembangkan semacam panduan penggunaan AI untuk guru, ternyata dari kementerian (Kemendikdasmen) juga mengembangkan hal itu," kata Syahrul dalam acara dalam acara Diseminasi Hasil Riset 2025 Pusat Pendidikan BRIN, di Auditorium Gedung Widya Graha, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan pada Jumat (12/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam merancang AI ini, BRIN menggunakan tiga pendekatan berbasis AI yakni Ai in learning, AI for learning, dan AI as learning.
AI in learning artinya bagaimana AI dapat masuk proses belajar mengajar. Kemudian AI for learning artinya memanfaatkan AI untuk mem-backup pembelajaran.
Sementara AI as learning, di mana guru-guru mempelajari AI itu sendiri. Dari tiga hal itu, Syahrul dan tim membuat modul untuk pengembangan.
Mengapa Harus Menggunakan Aplikasi AI ini?
Syahrul mengatakan aplikasi AI ini menyajikan banyak prompting. Di mana prompting adalah kunci penguasaan AI.
"Dalam prompting itu harus ada tugas, kemudian peran, kemudian perintah, setelah itu tambahan dan juga larangan," jelas Syahrul.
Syahrul melihat masih sedikit guru yang memahami soal prompting. Aplikasi buatan BRIN ini berisikan prompting sesuai dengan kebutuhan tiap bidang.
"Artinya begini, ketika guru membuat prompting, jadi tidak semua guru bisa atau tidak semua guru mempunyai skill untuk membuat prompt di dalam aplikasi. Jadi di dalam asisten guru ini, prompting-nya sudah disediakan sebanyak-banyaknya sesuai dengan kebutuhan mereka dalam pembelajaran dan pemilihan," urainya.
Sesuai dengan Kurikulum Nasional-Pembelajaran Mendalam
Syahrul memastikan aplikasi AI ini telah sesuai dengan konsep pembelajaran pada masa ini. Misalnya mengintegrasikan informasi dengan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka.
"Nah ini yang kemudian lebih kontekstual. Kemudian jenis kurikulumnya juga kami buat ada Kurikulum 2013, ada Kurikulum Merdeka dan ada Kurikulum Cinta gitu. Jadi menyesuaikan dengan kurikulum yang ada," kata Syahrul.
"Jadi kami tetap meng-update apa yang menjadi regulasi-regulasi yang terbaru. Nah setelah itu ini ada eksplorasi, ada koneksi, transformasi dari model pendekatan mendalam ini," sambungnya.
Fitur-fitur Asisten Guru AI Kontekstual
Selain macam-macam prompting, Asisten Guru AI Kontekstual punya fitur lain di salah satunya kolom feedback. Kolom ini berfungsi untuk menceritakan pengalaman guru dalam menggunakan AI.
"Dan masukan-masukan dari guru ini akan sangat bermanfaat untuk membantu guru terutama untuk pengembangan aplikasi ini," kata Syahrul.
Fitur lain adalah Asisten Guru AI. Fitur ini berfungsi untuk Jadi asisten guru AI ini berfungsi membuat bahan ajar.
"Bagaimana caranya mengintegrasikan AI ke dalam pembelajaran. Kemudian asisten guru pembelajaran ini untuk mengembangkan modul, kemudian asisten guru lesson plan ini untuk membuat RPP-nya," bebernya.
Selanjutnya adalah Tanya AI. Fitur ini bisa digunakan guru saat ingin memahami tentang sebuah informasi.
"Misalnya dalam pembelajaran IPA, nah dia akan langsung menghasilkan seperti ini kemudian kita bisa langsung tanya apa maksudnya," kata Syahrul.
Selain itu, fitur-fitur lain aplikasi ini yakni Literasi AI, Profil Lulusan, Pembelajaran Mendalam, dan masih banyak lagi.
(cyu/pal)











































