Sastra Bakal Masuk Kurikulum, Ini Kondisi Minat Baca Siswa Indonesia

ADVERTISEMENT

Sastra Bakal Masuk Kurikulum, Ini Kondisi Minat Baca Siswa Indonesia

Nikita Rosa - detikEdu
Senin, 20 Mei 2024 19:00 WIB
Pengunjung membaca buku koleksi Perpustakaan Semi-Kontainer di kawasan Taman Janggan, Denpasar, Bali, Minggu (3/12/2023). Perpustakaan yang memanfaatkan bangunan kontainer itu dibangun di titik keramaian untuk meningkatkan minat baca warga sekaligus sebagai upaya inovasi layanan untuk mendekatkan perpustakaan ke masyarakat. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/rwa.
Kondisi Minat Baca Siswa di Indonesia. (Foto: Antara Foto/Fikri Yusuf)
Jakarta - Kemendikbudristek akan segera menerapkan karya sastra dalam bagian Kurikulum Merdeka. Program ini berkaitan dengan upaya untuk meningkatkan literasi generasi muda.

Program yang dinamakan "Sastra Masuk Kurikulum" itu merupakan turunan dari Merdeka Belajar ke-15: Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar. Adapun buku-buku yang disediakan dan direkomendasikan oleh Kemendikbud telah disusun oleh Pusat Perbukuan dan ditetapkan melalui Keputusan Mendikbudristek Nomor 025/H/P/2024.

Praktik baik sastra merupakan upaya untuk menumbuhkan minat baca, meningkatkan kemampuan literasi, serta mengasah kreativitas dan penalaran siswa. Harapannya, generasi berkarakter Profil Pelajar Pancasila akan terwujud.

"Sastra itu di satu sisi media yang sangat potensial untuk menumbuhkan literasi yang levelnya lebih tinggi tadi dan di sisi lain bisa menjadi wahana untuk pendidikan karakter yang pasti membutuhkan empati," ujar Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Anindito Aditomo, dalam Media Briefing di Kompleks Kemendikbudristek, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta, Senin (20/5/2024).

Kondisi Minat Baca Siswa Indonesia

Kondisi minat baca Indonesia sayangnya masih tergolong rendah. Hal ini diungkapkan oleh Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin.

Ma'ruf mengungkapkan hasil survei tingkat kegemaran membaca pada 2023 yang masih tergolong rendah. Kendati demikian, angkanya mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya.

"Meski survei tingkat kegemaran membaca di Indonesia tahun 2023 menunjukkan peningkatan, persentase kenaikannya masih cukup rendah, yakni hanya kurang dari 3 persen saja," kata Ma'ruf dalam detikNews.

Kemampuan Literasi di Bawah Rata-rata

Ma'ruf juga membeberkan hasil studi Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) mengenai evaluasi sistem pendidikan. Dalam survei tersebut, kemampuan literasi siswa Indonesia masih berada di bawah rata-rata dibandingkan negara anggota OECD lainnya. Ma'ruf memandang kondisi ini bisa memacu Indonesia dalam mengatasi ketertinggalan.

"Kondisi ini seharusnya memacu kita agar mengejar ketertinggalan sehingga kualitas sumber daya manusia kita semakin meningkat dan pembangunan Indonesia semakin melesat," ujarnya.

Dikenal sebagai jendela dunia, Ma'ruf meminta semua pihak mendorong agar budaya membaca ditingkatkan.

"Saya meminta seluruh pemangku kepentingan agar terus mengupayakan peningkatan literasi dan pembangunan manusia. Sumber daya manusia yang unggul adalah kunci memenangkan persaingan global," ucapnya.

Dilansir dari arsip detikEdu, skor kompetensi membaca siswa di Indonesia mengalami kenaikan di PISA 2022 dengan naik 5 posisi dibanding tahun 2018. Sedangkan dalam skala internasional, skor membaca Indonesia turun seperti negara lainnya.

Penurunan tersebut sebesar 18 poin, di mana skor rata-rata membaca siswa secara internasional adalah 12 poin.

"Dalam skor literasi membaca kita melihat bahwa rata-rata dunia itu turun sekitar 18 poin, tapi Indonesia hanya turun 12 poin. Tapi alhamdulilah Indonesia di atas rata-rata dan tidak separah negara lain," tutur Mendikbud Nadiem dalam agenda Rilis PISA 2022 yang disiarkan lewat Youtube Kemdikbud RI, Selasa (5/12/2023).

"Jadi yang benar-benar terdampak paling besar itu sebenarnya secara global adalah literasi (membaca)," kata Nadiem.


(nir/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads