3 Pendekatan Baru Revitalisasi Bahasa Daerah, Sekolah Ikut Ambil Peran

ADVERTISEMENT

3 Pendekatan Baru Revitalisasi Bahasa Daerah, Sekolah Ikut Ambil Peran

Devita Savitri - detikEdu
Rabu, 08 Mei 2024 07:30 WIB
Penutupan Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional 2024 bagian dalam program Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) Badan Bahasa, Kemendikbudristek.
Penutupan Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional 2024 bagian dalam program Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) Badan Bahasa, Kemendikbudristek. Foto: (Devita Savitri/detikcom)
Jakarta -

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) terus berupaya menghindari punahnya bahasa daerah di Indonesia. Upaya tersebut dilakukan melalui kebijakan Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD).

Sudah dimulai dari 2021, kebijakan RBD nyatanya telah mengalami beberapa fase perubahan. Hal ini berkaitan dengan pendekatan yang berbeda sesuai dengan kondisi dan kebutuhan setiap bahasa.

Selama ini, RBD berfokus pada bahasa-bahasa yang terancam punah dan kritis. Namun, kini Badan Bahasa memiliki pendekatan yang baru yakni berfokus pada bahasa-bahasa yang masih banyak penuturnya termasuk dengan bahasa dalam kategori aman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Badan Bahasa E Aminudin Aziz mengungkapkan, bila pendekatan baru ini akan mencakup sinergi dan kemitraan banyak pihak yang diterapkan secara berkesinambungan, fokus, dan berdampak luas. Langkah ini dilakukan tidak hanya bertujuan melestarikan bahasa daerah, tetapi juga memperkuat identitas nasional.

Melalui RBD, Amin berharap agar anak-anak muda Indonesia terutama di jenjang SD dan SMP untuk bangga dalam berbahasa daerah. Karena Kemendikbduristek dan Badan Bahasa memberikan wadah agar anak-anak bisa berprestasi melalui bahasa daerah mereka.

ADVERTISEMENT

"Berbahasa daerah bukan kampungan, tapi berbahasa daerah itu keren," tutur Amin dalam acara penutupan Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional (FTBIN) di Hotel Sultan, Jakarta Selatan, Sabtu (4/5/2024) ditulis Minggu (5/5/2024).

3 Model Pendekatan Baru RBD

Adapun 3 model pendekatan baru RBD yang akan digunakan Kemendikbudristek dan Badan Bahasa yakni:

  • Model A: Untuk situasi atau lingkungan kebahasan dengan dominasi satu bahasa tertentu di dalam masyarakat tuturnya dengan pendekatan berbasis sekolah.
  • Model B: Untuk lingkungan kebahasaan yang memungkinkan terjadinya "persandingan dan/atau persaingan" dalam kontak beberapa bahasa besar di wilayah tersebut dengan pendekatan berbasis sekolah dan komunitas.Model C: Untuk lingkungan kebahasaan yang jumlah penuturnya relatif sedikit dan dengan sebaran terbatas dengan pendekatan berbasis komunitas, keluarga, atau pusat-pusat kegiatan masyarakat.

Ketiga model tersebut dilaksanakan dengan melalui beberapa tahapan, seperti:

  1. Koordinasi dan sinergi dengan pemangku kepentingan di daerah agar kemitraan antara pusat dan/ atau melalui unit pelaksana teknis (balai/kantor bahasa) di seluruh Indonesia bersama pemerintah daerah terus berkelanjutan. Hal ini dilakukan sekaligus guna mengokohkan peran utama pemerintah daerah dalam pelestarian dan pengembangan bahasa dan sastra daerah.
  2. Penyusunan model pembelajaran bahasa daerah yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik bahasa.
  3. Bimbingan teknis guru utama (master) untuk diimbaskan secara luas kepada rekan sejawat dan peserta didik.
  4. Diseminasi implementasi program serta pelibatan berbagai pihak untuk turut serta mengambil peran dalam program RBD.
  5. Pemantauan dan evaluasi serta penjaminan mutu program RBD.
  6. Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) secara berjenjang sebagai ajang apresiasi dan mengangkat prestise bahasa daerah sekaligus penghargaan kepada generasi tunas muda bahasa daerah yang berbakat dalam mendongeng, menyanyikan lagu daerah, menulis dan membaca puisi, menulis cerita pendek dan surat, membaca dan menulis aksara daerah, berkomedi tunggal, dan juga berpidato.

Prof Amin Titip RBD dan FTBI

Dirayakan pada Bulan Merdeka Belajar dan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2024, FTBIN 2024 menjadi tahun terakhir Prof Amin menjabat sebagai Kepala Badan Bahasa Kemendikbudristek di periode 2020-2024. Dalam acara penutupan, ia menitip pesan agar program RBD dan FTBIN untuk dilanjutkan dengan perbaikan yang baik.

"Saya harus titip pesan ini kepada teman-teman yang ada di Badan Bahasa, di balai dan kantor daerah tolong dirawat program ini. Lakukan perbaikan-perbaikan sehingga anak-anak kita yang sekarang ada di SD dan SMP masih punya peluang dan kesempatan untuk mengikuti FTBI 2025," tambahya.

Ia juga berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung FTBI dan RBD hingga berbagai perubahan baik terjadi. Seperti yang diketahui hingga tahun 2023, sudah ada 72 bahasa daerah yang berhasil direvitalisasi dan di tahun ini target RBD mencapai 92 bahasa daerah di 38 provinsi seluruh Indonesia.

"Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kelancaran acara ini kepada seluruh pihak yang telah membantu. Dari awal dulu kita merancang FTBI dan RBD dilaksanakan di daerah-daerah selalu mendapat dukungan pemerintah daerah, orang tua, dan juga para pegiat bahasa dan sastra di masing-masing wilayah. Saya sampaikan terima kasih yang tak terhingga," demikian Amin.




(det/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads