Pengalaman baik turut didapatkan Farij Qusayyi seorang pendidik di Jawa Timur dalam mengimplementasikan asesmen berbasis kinerja. Guru matematika Yayasan Pondok Pesantren Nurul Chotib Al Qodiri, Jember itu memutuskan menggunakan asesmen ini supaya tidak hanya bisa menilai hasil belajar siswa, tetapi juga prosesnya. Maka dari itu, asesmen ini memungkinkan murid menyontek pekerjaan temannya.
"Ketika awal saya mendengar tentang asesmen berbasis kinerja, langsung muncul banyak pertanyaan. Kesulitannya adalah masih sedikit contoh konkret penerapan yang ada di internet," ujar Farij dalam Festival Pesantren Merdeka yang digelar Senin (29/1/2024) secara daring yang digelar Kampus Pemimpin Merdeka, dikutip dari keterangan yang diterima detikEdu.
Dia mengaku berbagi pengalaman agar praktiknya bisa jadi salah satu referensi. "Bapak ibu guru tidak perlu kesulitan seperti saya dulu di awal-awal," lanjutnya.
Farij pertama kali mencoba menggunakan asesmen berbasis kinerja untuk kelas 8 pada materi pola bilangan. Dia mengajak siswanya membuat booklet pola bilangan. Di dalamnya setidaknya harus ada judul, ilustrasi pola bilangan, keterangan angka, serta penjelasan konsep.
"Untuk melakukan visualisasi, murid bebas menggunakan bahan yang ada di sekitarnya. Ada yang menggunakan kardus bekas, bungkus sabun cair, dedaunan, sapu lidi, sedotan, dan banyak lainnya," kata dia.
Sebelum membuat booklet, Farij menerangkan kriteria penilaiannya yang terdiri dari kreativitas, kualitas ilustrasi, presentasi, dan konsep. Setelah membuat dan melakukan presentasi, kemudian siswanya melakukan refleksi.
"Murid bercerita, yang paling menantang adalah presentasinya karena malu. Di sini saya jadi tahu apa yang kurang dari murid dan bagaimana saya membantu kedepannya agar kompetensinya terus naik," ungkapnya.
Menurutnya, para siswanya pun mengaku senang karena belajar matematika jadi tak monoton. Dengan asesmen berbasis kinerja, maka ada aktivitas lainnya seperti menggunting dan menempel.
"Mereka senang karena ditantang untuk kreatif. Tidak hanya memikirkan angka-angkanya. Matematika jadi tidak menyeramkan untuk murid. Bagi saya, saya jadi tahu sejauh mana mereka paham konsep pola bilangan," pungkasnya.
Bagi yang belum tahu, dikutip dari arsip Sekolah Penggerak, asesmen kinerja adalah bentuk asesmen alternatif berdasarkan tugas jawaban terbuka atau kegiatan hands on yang dirancang untuk mengukur kinerja siswa terhadap seperangkat kerja tertentu.
(nah/pal)