Kasus guru tendang murid di Demak berakhir damai, termasuk di kepolisian. Langkah restorative justice (RJ) ditempuh usai ada kesepakatan dari pihak pelaku dan korban.
Kasat Reskrim Polres Demak AKP Kuseni mengatakan mediasi antara PGSI Demak, Kepala SMP N 1 Karangawen, pelaku, dan orang tua korban digelar di Mapolres Demak, Kamis (12/6) kemarin. Pihak orang tua korban meminta pelaku meminta maaf dan mengakui kejadian tersebut.
"Pelaku secara pribadi meminta maaf atas perlakuannya kepada korban dan orang tuanya. Pelaku juga berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya," kata Kuseni dalam keterangannya, Jumat (13/6/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan kesepakatan yang juga dituangkan dalam dokumen bermeterai itu maka perkara hukumnya tidak diteruskan.
"Kedua belah pihak telah membuat kesepakatan yang dibubuhi tanda tangan dan para saksi yang hadir serta dikuatkan dengan meterai. Adapun isi kesepakatan yang telah dibuat kedua belah pihak di antaranya, kedua belah pihak telah bersepakat dan tidak melanjutkan proses ini secara hukum," jelas Kuseni.
"Untuk perkaranya kita gelarkan dan laksanakan restorative justice. Alhamdulillah, terima kasih atas doa dari semua pihak. Kedua belah pihak dapat mendapatkan hasil yang terbaik dan sepakat untuk berdamai," imbuhnya.
Kuseni berharap kasus serupa tidak terulang, apalagi dilakukan oleh seorang guru yang bisa lebih bersabar dalam menangani siswa dengan karakter berbeda.
"Tidak dibenarkan seorang guru melakukan kekerasan terhadap siswanya. Tentunya ada cara lain dalam menghadapi siswa dengan kiat-kiat khusus sehingga tidak melakukan kekerasan secara fisik yang dapat mencederai dunia pendidikan," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, sebuah video menghebohkan jagad maya karena memperlihatkan seorang guru laki-laki berdiri di meja lalu menendang kepala siswa di depannya. Sang guru terlihat kesal.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Demak, Haris Wahyudi Ridwan, menjelaskan kejadian tersebut bermula saat pelaksanaan ujian terakhir ada kegaduhan di kelas. Haris menyebut ada suara bersiul dari luar ruang kelas.
"Jadi kejadian ini saat kegaduhan tes terakhir itu ada yang bersiul di luar (kelas), informasinya di luar terus memerintah salah satu murid melihat (tapi) tidak ada," jelas Haris saat dihubungi detikJateng lewat sambungan telepon, Rabu (11/6/2025).
Kemudian ada siulan lagi sehingga guru tersebut naik ke atas meja untuk mengecek lewat jendela yang letaknya tinggi. Tapi karena ternyata tidak ada orang di luar jendela, guru itu marah dan menendang muridnya.
"Jadi melihat ke jendela di situ dilihat tidak apa-apa, terus kemudian terjadi emosi dan sebagainya. Kemudian bersangkutan melakukan aksi sesuai dengan video viral itu," ujarnya.
Pihak Dinas Pendidikan melakukan pendalaman untuk menentukan sanksi. Sedangkan pihak korban sempat lapor ke polisi dan kemarin diselesaikan dengan RJ.
(rih/dil)