Kemendikbud X Tanoto Foundation Sebar 76.000 Buku Bacaan Bermutu buat Anak

ADVERTISEMENT

Kemendikbud X Tanoto Foundation Sebar 76.000 Buku Bacaan Bermutu buat Anak

Trisna Wulandari - detikEdu
Jumat, 20 Okt 2023 18:30 WIB
Tanoto x Kemendikbud
76.752 buku dengan 156 judul yang sesuai minat anak disebarkan di 12 kabupaten di Indonesia dalam Gerakan Buku Bacaan Bermutu. Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
Jakarta -

Kemendikbudristek dan Tanoto Foundation meluncurkan Gerakan Buku Bacaan Bermutu di Gedung A Kemendikbudristek, Jakarta, Jumat (20/10/2023). Sebanyak 76.752 buku dengan 156 judul yang sesuai minat anak disebarkan di 12 kabupaten di Indonesia, yakni Asahan, Karo, Muaro Jambi, Tebo, Batanghari, Siak, Kampar, Kendal, Tegal, Kutai Barat, Kutai Kertanegara, dan Paser.

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah (PDM) Kemendikbudristek Iwan Syahril mengatakan, penyebaran 76 ribu buku tersebut menyasar sekolah-sekolah dengan capaian literasi paling rendah, yakni di level 1 dan 2.

Iwan menjelaskan, hasil Asesmen Nasional 2021 menunjukkan 1 dari 2 peserta didik Indonesia belum mencapai kemampuan literasi minimum. Rapor Pendidikan 2023 juga menunjukkan 1 dari 2 (50,74 persen) siswa SMA, MA, dan sederajat belum memiliki kompetensi literasi di atas minimum.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gerakan Buku Bacaan Bermutu menurut Iwan menjadi gerakan bersama Tanoto Foundation untuk peningkatan literasi di Indonesia secara targeted. Ia berharap, lewat pembicaraan dengan lembaga filantropi lainnya, mitra pembangunan selanjutnya dapat terpantik untuk berpartisipasi dalam gotong royong literasi.

"Kamu dukung mitra pembangunan Kemendikbudristek untuk berkomitmen lakukan program peningkatan literasi targeted. Resource kita terbatas, tetapi berbasis data dan targeted, ekosistem ini bisa bergerak lebih baik," kata Iwan.

ADVERTISEMENT

Kepala Program Pendidikan Dasar Tanoto Foundation, Margaretha Ari Widowati mengatakan, pihaknya berkomitmen meningkatkan kecakapan literasi anak-anak Indonesia. Harapannya, tindak lanjut Merdeka Belajar Episode ke-23: Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia ini bisa bantu penyediaan buku bermutu yang sesuai minat anak.

"Harapan kami, semua anak Indonesia mampu memahami bacaan dengan baik. Semoga partisipasi kami ini memperkuat usaha pemerintah untuk menyediakan buku yang menarik minat baca anak," ucapnya.

Penyediaan Buku Bermutu & Menarik buat Anak

Kepala Pusat Pembinaan Bahasa, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Mohammad Abdul Haq mengatakan, untuk menyediakan buku bermutu yang sesuai dengan minat anak, buku-buku yang disalurkan ke daerah target sebelumnya dikurasi Badan Bahasa. Prosesnya dilanjutkan dari kurasi 15 juta buku yang didistribusikan Kemendikbudristek pada 2022.

Abdul menjelaskan, buku-buku yang didistribusikan ke sekolah-sekolah target juga sebelumnya melalui diskusi terpumpun (focus group discussion) dengan anak-anak. Harapannya, buku anak bermutu yang disalurkan betul-betul dapat menarik minat anak.

"Cara membahasakannya juga berjenjang. Misalnya buku bagi anak yang sudah menguasai 500 kata, 1.500 kata. Jadi disesuaikan dengan kemampuannya, sehingga lebih percaya diri berkegiatan literasi di sekolah," kata Abdul.

FGD dengan Anak

Ia menambahkan, buku yang disebar ke anak-anak sekolah salah satunya bersumber dari sayembara. Ada 21 tema buku pada sayembara penulisan buku anak ini, mulai dari toleransi hingga kekerasan. Pada penyelenggaraan tahun lalu, sambungnya, 70 peserta dipilih dari sekitar 1.000 judul yang masuk.

Di samping menfasilitasi penyediaan buku lokal, Abdul mengatakan, pihaknya juga menerjemahkan buku dari berbagai bahasa dan tingkat usia pembaca. Harapannya, anak-anak juga paham budaya dari negara lain dan tumbuh toleransi sebagai sesama masyarakat global.

"Di tahun pertama di 2021, 1.375 buku diterjemahkan dari berbagai bahasa. Buku-buku itu berlevel dari usianya. Untuk diminati anak, diskusi kelompok terpumpun merangkul 400 anak, diajak baca buku, kemudian menginfokan kenapa ia tertarik baca buku itu, dan kenapa tidak. Rumusan buku menarik bagi anak kami dapat dari situ," terangnya.

Ari mengatakan, buku bermutu anak yang disebar ke sekolah-sekolah sudah dijenjangkan dari A1 hingga C. Di sekolah, kemudian dilihat berapa kali sebuah buku dibaca dan digunakan anak.

"Jadi nggak cuma mencetak, tetapi juga mengkur 76.000 buku itu benar-benar dipakai. Di akhir kerja sama nanti ada laporan bagaimana buku-buku ini dipakai. Kalau belum maksimal, lalu apa yang bisa dilakukan bersama. Jadi ini berkelanjutan dari periode ke periode," tuturnya.

Buku Bahasa Daerah dan Penerjemahannya

Abdul menuturkan, berdasarkan kajian dengan mitra di NTT dan Nunukan, anak di kelas awal jauh lebih mudah menerima pengetahuan dalam bahasa daerah. Temuan ini khususnya muncul pada anak kelas 1-2 di daerha pinggir yang lebih mengenal bahasa daerah daripada bahasa Indonesia.

Merespons temuan ini, pihaknya lalu menggiatkan revitalisasi bahasa daerah dan melakukan penerjemahan cerita bahasa daerah ke bahasa Indonesia. Harapannya, anak dari satu daerah di Indonesia juga dapat mengerti cerita daerah dari wilayah lain.

Ia mencontohkan, sosok Syekh Nawani al-Bantani dikenal sebagai pengajar di Masjidil Haram, Makkah. Penulis asal Banten dengan 100 judul karya di bidang tauhid hingga tasawuf tersebut kemudian diperkenalkan kembali pada anak-anak lewat buku bacaan bermutu agar siswa mengenal peran dan ilmunya.




(twu/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads