Sekolah Darurat Kasus Kekerasan, Ini Langkah yang Bisa Guru Lakukan di Kelas

Cicin Yulianti - detikEdu
Kamis, 07 Sep 2023 21:00 WIB
Manajemen kelas yang baik menjadi salah satu upaya dalam mencegah kekerasan terjadi di sekolah. Foto: Dok. Jamkrindo
Jakarta -

Hasil Asesmen Nasional menunjukkan sebanyak 36,31% murid berpotensi mengalami perundungan atau bullying dan bentuk kekerasan lain yang justru terjadi di sekolah.

Hal tersebut disampaikan oleh Rusprita Putri Utami, Kepala Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kemendikbudristek dalam acara diskusi Philanthropy Sharing Session pada Rabu (6/9/2023) di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

"Dari hasil Asesmen Nasional, 34,5% murid berpotensi mengalami kekerasan seksual, 36,31% murid mengalami perundungan, 26,9% mengalami hukuman fisik dan 68% satuan pendidikan perlu dibantu untuk mengoptimalkan iklim kebhinekaan," tuturnya dalam keterangan tertulis, Kamis (7/9/2023).

Rusprita mengatakan angka tersebut menunjukkan bahwa dunia pendidikan sedang dalam situasi darurat kasus kekerasan. Sehingga dibutuhkan berbagai upaya pencegahan dari berbagai pihak.

"Kami mengupayakan penanganan ini dengan beragam edukasi ke seluruh pihak, serta pembaruan regulasi tentang pencegahan dan penanganan kekerasan di satuan pendidikan dan perguruan tinggi melalui Permendikbudristek nomor 46 tahun 2023 dan Permendikbudristek nomor 30 tahun 2021," katanya.

Lebih lanjut Rusprita menyebut Puspeka saat ini tengah mengupayakan pembentukan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) di satuan pendidikan.

"Puspeka juga mendorong dibentuknya Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) di level satuan pendidikan serta Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (Satuan Tugas) di level dinas pendidikan," tuturnya.

Manajemen Kelas yang Baik oleh Guru

Selain upaya pemerintah dalam mengawasi dan mengatur kebijakan, pemerhati pendidikan Maman Basyaiban dari Yayasan Guru Belajar mengatakan bahwa guru menjadi pihak yang perlu memikirkan strategi juga dalam pencegahan kasus kekerasan di sekolah.

Maman mengaku sempat menemui guru yang bercerita tentang rasa tidak sukanya terhadap guru yang melihat siswanya asyik mengobrol. Menurut Maman, hal tersebut bisa timbul sebab guru belum melakukan manajemen kelas secara maksimal.

Menurutnya, upaya manajemen kelas tersebut tak hanya efektif dilakukan guru dengan sekolah yang fasilitasnya lengkap. Semua guru dari sekolah mana pun bisa ikut menciptakan strategi untuk menciptakan lingkungan nyaman bagi muridnya.

"Dari rapor pendidikan sudah ada bukti, ada sekolah dengan fasilitas seadanya namun hasil kompetensi literasi dan numerasi muridnya tinggi, keamanannya baik, manajemen kelasnya baik," ungkapnya.

Maman menyampaikan bahwa sebaik apapun fasilitas yang ada di sebuah sekolah, namun jika perundungan kasusnya tetap tinggi, maka dapat menyebabkan hasil literasi rendah.

"Sekeren apapun strategi, maupun media pembelajarannya tapi ada perundungan dan kekerasan lainnya, maka hasil literasi akan tetap rendah," lanjutnya.

Oleh karena itu, Maman menyarankan bagi para guru untuk bisa membuat strategi pembelajaran dan asesmen, hingga berupaya melakukan manajemen kelas dengan baik.

"Yuk, kita organisasi pendidikan punya tanggung jawab dan peran yang besar untuk pendidikan Indonesia. Untuk anak-anak kita bisa lebih merasa aman ketika belajar di sekolah," pungkasnya.




(cyu/pal)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork