Bikin Haru! Pelajar di Jepang Buat Barikade Demi Siswi Berhijab yang Pingsan

ADVERTISEMENT

Bikin Haru! Pelajar di Jepang Buat Barikade Demi Siswi Berhijab yang Pingsan

Cicin Yulianti - detikEdu
Kamis, 22 Jun 2023 16:30 WIB
Siswi Jepang
Foto: Dok. YouTube Lombok Japan Family
Jakarta -

Baru-baru ini beredar sebuah video viral yang menunjukkan beberapa siswi di Jepang secara kompak membantu seorang siswa berhijab bernama Ria yang pingsan. Dalam video tersebut siswi-siswi berusaha menutupi Ria yang sedang tidak memakai hijab karena harus dilepas sebentar untuk pertolongan agar sadar kembali.

Dalam video yang diunggah Abdurrahman atau ayah Ria di kanal YouTube-nya Lombok Japan Family, terlihat salah satu teman Ria berusaha menutupi kemudian diikuti oleh siswi lainnya. Lalu, sang guru mengarahkan siswi lainnya untuk ikut menutupi barisan yang belum rapat.

"Waktu itu saya lihat murid yang pertama kali bikin barisan itu temen deketnya Ria yang bernama Yuina Chan dan setelah itu teman yang lain juga ikut serentak bikin barisan dan karena merasa kurang kelihatan wali kelas manggil yang grup kuning untuk ikut baris," kata Abdurrahman kepada detikedu, Kamis (22/6/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Abdurrahman mengaku terharu atas aksi kawan-kawan Ria yang serentak dan kompak membantu putrinya yang sedang tidak berhijab. Menurutnya, toleransi di Jepang sangat tinggi dan dibuktikan pada kejadian yang terjadi pada putrinya.

"Sangat terharu sampai meneteskan air mata karena nggak nyangka dengan aksi guru dan teman-temannya yang menutupi Ria," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Pendidikan Karakter di Jepang

Abdurrahman menambahkan bahwa etika dan toleransi anak-anak di Jepang tinggi karena sistem sekolah menerapkan pendidikan karakter. Mata pelajaran yang mengajarkan siswa di Jepang soal pendidikan karakter adalah Doutoku Kyouiku.

Mengutip laman Undip, Doutoku Kyouiku adalah pendidikan karakter yang dijadikan mata kuliah di sekolah Jepang untuk jenjang Sekolah Dasar (Shougakkou) hingga Sekolah Menengah (Koukou). Dalam mata pelajaran Doutoku Kyouiku, siswa diajarkan supaya bisa bertoleransi tinggi, jujur, dan pekerja keras.

"Untuk Doutoku diajarkan sampai SMP dan setelah SMA diajarkan Houkyouiku yang mengajarkan undang-undang negara yang ada. Contoh pelajaran Doutoku seperti dikasih tema gambar orang yang satu kasih pinjam sapu tangan dan yang satu tidak kasih pinjam," terang Abdurrahman.

Sebagai warga negara asing yang menetap di Jepang, Abdurrahman bersama istri turut menanamkan nilai-nilai pendidikan dari Doutoku dalam kehidupan sehari-harinya.

"Selain doutoku juga anak-anak juga dididik oleh orang tua di rumah. Istri saya juga paling ditakuti sama anak-anak ketimbang saya," tuturnya.

Tenggang Rasa Warga Jepang Tinggi

[Gambas:Instagram]



Menurut Abdurrahman, rata-rata orang Jepang memikirkan perasaan orang lain di atas perasaannya sendiri. Warga Jepang akan memikirkan terlebih dahulu perbuatan yang akan dilakukannya kepada orang lain, apakah menimbulkan kesenangan atau kesedihan.

"Bahkan uniknya kalau orang Jepang memberikan hadiah atau sesuatu itu kadang susah karena takutnya barang yang diberi tidak menyenangkan dan biasa kalau orang Jepang memberikan hadiah disertakan dengan ucapan tsumaranai mono desukedo yang artinya maaf mungkin barang ini tidak menarik," terangnya.

Dikarenakan hal tersebut, warga Jepang biasanya menggunakan buku katalog berisi berbagai macam barang atau makanan sebagai hadiah yang bisa dipilih oleh penerima dan melakukan pemesanan sendiri memakai buku katalog tersebut.

"Karena budaya Jepang sekarang kalau memberikan hadiah itu supaya tidak ada rasa was-was. Apakah yang dikasih senang atau tidak, jadi sekarang biasa kasih hadiah buku katalog. Jadi yang menerima juga bisa memilih barang apa yang dibutuhkan dan bisa dimanfaatkan," ucap Abdurrahman.




(nwy/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads