Ilmuwan Stanford Kembangkan AI untuk Bantu Guru Mengajar

ADVERTISEMENT

Ilmuwan Stanford Kembangkan AI untuk Bantu Guru Mengajar

Zefanya Septiani - detikEdu
Selasa, 16 Mei 2023 15:30 WIB
An illustration picture shows a projection of binary code on a man holding a laptop computer, in an office in Warsaw June 24, 2013. REUTERS/Kacper Pempel/Illustration/File Photo
Ilustrasi perancangan kecerdasan buatan Foto: Reuters/Kacper Pempel
Jakarta -

Perkembangan teknologi selalu menghadirkan dampak positif dan negatif. Begitu pula dengan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) yang penggunaannya di masyarakat semakin marak termasuk di bidang pendidikan.

Teknologi ini belakangan membuat gempar sektor pendidikan. Pasalnya, AI acap dinilai dapat meningkatkan kecurangan di antara siswa.

Kendati demikian, melalui penelitian terbaru yang dipublikasikan pada Educational Evaluation and Policy Analysis mendapati bahwa kecerdasan buatan pada alat umpan balik otomatis dapat meningkatkan pembelajaran siswa di dalam kelas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alat tersebut dapat membantu tenaga pengajar untuk meningkatkan praktik pengajaran mereka. Ditemukan pula bahwa alat ini dapat meningkatkan tingkat penyelesaian tugas dan kepuasan seluruh siswa terhadap kelas tersebut.

Pemberian umpan balik terhadap cara mengajar merupakan sebuah upaya yang dapat meningkatkan pengajaran. Namun, hal tersebut tidak dapat terus menerus dilakukan di dalam kelas saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

ADVERTISEMENT

"Kami ingin melihat apakah alat otomatis dapat mendukung perkembangan profesional guru secara skalabilitas dan efisien biaya, dan ini adalah studi pertama yang menunjukkan bahwa hal tersebut memungkinkan," jelas Dora Demszky, profesor muda di Stanford Graduate School of Education (GSE) dan penulis utama studi.

Dikembangkan Menggunakan Pemrosesan Bahasa Alami

Dituliskan pada laman milik Stanford, Demzky dan rekannya mengembangkan alat pemberi umpan balik otomatis, memanfaatkan pemrosesan bahasa alami atau natural language processing (NLP).

NLP ialah cabang kecerdasan buatan yang membantu komputer untuk membaca dan memahami bahasa manusia.

Oleh sebab itu, alat yang dikembangkan dapat menganalisis transkrip kelas untuk mengidentifikasi pola percakapan dan memberi umpan balik otomatis yang konsisten.

Penelitian ini berfokus untuk mengidentifikasi respons guru terhadap kontribusi siswa. Disebutkan oleh Demzky bahwa respons yang baik dapat berkaitan dengan pencapaian siswa yang lebih baik.

Hal itu menyebabkan peneliti melatih alat yang disebut M-Powering Teachers yang mampu mendeteksi respons guru terhadap perkataan siswa. Selain itu, alat ini juga dapat memberikan umpan balik tentang praktik pengajuan pertanyaan oleh guru.

Percobaan alat ini digunakan pada sesi musim semi 2021 dari program Code in Place di Stanford, yang merupakan kursus online gratis. Instruktur pada kursus ini berasal dari latar belakang yang berbeda, mulai dari mahasiswa sarjana hingga pemrogram komputer profesional.

Penulis studi Chris Piech, asisten profesor pendidikan ilmu komputer di Stanford dan salah satu pendiri Code in Place menuturkan bahwa instruktur sukarela akan diberi pelatihan terlebih dahulu dan mereka menyambut kesempatan untuk menerima masukan otomatis terkait pengajaran mereka dalam kelas.

Instruktur kemudian diberikan umpan balik oleh alat ini melalui aplikasi dalam beberapa hari setelah kelas untuk menjadi bahan evaluasi.

Umpan balik disajikan menggunakan format yang menarik dan mudah dibaca, bahasa positif yang tidak menghakimi, dan memberikan contoh dialog dari kelas untuk mengilustrasikan pola percakapan yang mendukung.

Peneliti menemukan bahwa instruktur yang meninjau umpan balik mereka dan menerapkan perubahannya mengalami peningkatan kepuasan siswa dalam kelas dibandingkan dengan instruktur yang tidak menerima umpan balik.

Selanjutnya, Demzky dan salah satu rekan penulis studi, Jing Liu, PH.D., mempelajari penggunaan alat ini pada instruktur yang berhadapan satu lawan satu dengan siswa SMA dalam mentoring online yang disebut Polygence.

Hasilnya, alat ini dapat meningkatkan praktik mentor terhadap kontribusi siswa sebesar 10%, mengurangi waktu bicara mentor sebesar 5%, meningkatkan pengalaman siswa pada program ini, dan meningkatkan optimisme relatif siswa terhadap masa depan akademiknya.

Alat Tidak Dirancang Untuk Tujuan Pengawasan Atau Evaluasi

Perkembangan alat ini membuat Demzky menekankan bahwa ia tidak merancang alat ini untuk tujuan pengawasan atau evaluasi. Alat yang dirancang ditujukan untuk mendukung perkembangan profesional guru.

Melalui alat ini, para guru memiliki kesempatan untuk merenungkan praktik mengajar mereka. Demzky memberikan penggambaran alat ini menyerupai alat pelacak kebugaran yang akan memberi informasi untuk keuntungan penggunanya sendiri.

Ia juga menegaskan bahwa kemajuan yang dibawakan oleh alat ini tidak dirancang untuk menggantikan umpan balik manusia, melainkan sebagai pelengkap sumber daya pengembangan profesional lainnya.

Saat ini, Demzky tengah melakukan studi penggunaan alat ini untuk sekolah K-12 yang pembelajarannya dilakukan secara tatap muka. Ia mencatatkan tantangannya ialah dalam menghasilkan transkrip berkualitas tinggi seperti yang didapat pada kelas online.

"Kualitas audio dari kelas tidak begitu bagus, dan memisahkan suara tidak mudah," ungkap Demzky.

"Pemrosesan bahasa alami dapat melakukan begitu banyak setelah Anda memiliki transkripsi, tetapi Anda membutuhkan transkripsi yang baik," tambahnya.




(pal/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads