Teknologi AI sekarang ini faktanya kerap dimanfaatkan oleh siapa pun. Salah satunya adalah ChatGPT.
ChatGPT atau Generative Pre-trained Transformer memiliki kecanggihan dalam menghasilkan percakapan atau tulisan dengan bahasa yang mirip dengan manusia. Namun, kecanggihan tersebut juga memiliki risiko tersendiri, contohnya rawan digunakan untuk menghasilkan karya tulis dalam konteks pendidikan.
Salah satu solusi atas hal ini dihadirkan oleh Turnitin. Perusahaan yang selama ini bergerak dalam preventif plagiarisme ini belum lama meluncurkan sebuah sistem untuk mendeteksi tulisan yang berbasis AI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Regional Vice-President Turnitin untuk area Asia Pasifik, James Thorley mengatakan, sistem tersebut berangkat dari keluhan para konsumen Turnitin.
"Hal terpenting yang ingin diketahui orang adalah bisakah kita mendeteksinya dan supaya kita dapat mengetahui tahu apa yang terjadi, serta seberapa banyak alat tersebut (AI seperti ChatGPT) digunakan," jelas James kepada detikEdu (4/5/2023).
Deteksi AI di Setiap Kalimat
Sistem pendeteksi AI yang diciptakan oleh Turnitin itu memiliki akurasi 98 persen. Tingkat akurasi 100 persen menurut James tidak akan mungkin.
James menyebutkan, dalam sistem pendeteksi AI milik mereka, yang dianalisis merupakan prediktabilitas kata dalam sebuah tulisan.
"Perbedaan utama antara tulisan yang dihasilkan AI dan manusia adalah prediktabilitasnya. Jadi, AI pada dasarnya memilih kata-kata yang paling mungkin dipakai di setiap kalimat dalam sebuah teks," terang James.
Lain halnya dengan tulisan yang dibuat oleh manusia. James menyebut, tulisan dihasilkan oleh seseorang memiliki kata-kata yang jauh lebih tidak terprediksi.
Pada sistem yang dibuat oleh Turnitin, mereka mendeteksi campur tangan AI per kalimat dalam sebuah tulisan. Turnitin memberikan skor antara 0 sampai 1 dalam segi kecenderungan bahwa suatu tulisan dibuat oleh AI.
"Kami menganalisis setiap kalimat dengan membubuhkan block juga. Kami harus sangat yakin dengan block yang diberikan di setiap kalimat," ungkap James.
James mengatakan, sistem deteksi AI dari Turnitin telah mendapatkan optimisasi hingga ChatGPT 3.5. Namun, mereka pun melakukan banyak pengujian terhadap versi ChatGPT 4.
James turut menegaskan, bukan berarti sistem deteksi AI Turnitin tidak bekerja untuk AI penghasil tulisan lainnya.
"Apa yang akan kami lakukan dalam waktu dekat adalah melakukan yang terbaik agar sistem kami juga aplikatif untuk model AI lainnya sekaligus menghadirkan pengembangan dalam sistem tersebut," ujar James.
(nah/pal)