Berkembang atau tidaknya pendidikan di sebuah negara sangat ditentukan oleh metode mengajar yang diterapkan oleh para guru. Terlebih pada tahun 2025 tenaga manusia akan mulai tergeser oleh mesin.
Hal tersebut disebutkan oleh World Economic Forum (WEF) dalam laporan tahun 2020, bahwasannya perkiraan yang akan terjadi pada tahun 2025 adalah pekerjaan manusia sudah bisa digantikan oleh mesin.
Melansir laman resmi Kemendikbud, jumlah tenaga pengajar atau guru di Indonesia pada tahun ajaran 2022/2023 berjumlah 3,35 juta orang. Dari jumlah tersebut, mayoritas guru adalah dari kalangan milenial.
Adapun berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah siswa di Indonesia pada tahun ajaran 2021/2022 yakni 24,33 juta orang. Sehingga, terdapat perbandingan yang sangat jauh antara jumlah tenaga pengajar dan siswa yang ada.
Melansir laman resmi Pendidikan Profesi Guru (PPG) Kemendikbudristek, Fungsional PTP ahli Madya Direktorat PPG, Lukman Hakim mengatakan bahwa perkembangan teknologi pada saat ini telah mengubah aktivitas dalam dunia pendidikan.
Para guru dituntut untuk memiliki kemampuan belajar yang kreatif dan inovatif serta bisa melakukan kolaborasi dengan muridnya. Kolaborasi yang dimaksud adalah dalam bekerja, bersosialisasi, bermain, dan belajar.
Berdasarkan hal tersebut, tenaga pengajar di sekolah harus dapat mempersiapkan keterampilan-keterampilannya menjelang tahun 2025. Berikut skill yang dibutuhkan tenaga pengajar pada 2025.
13 Skill yang Dibutuhkan Tenaga Pengajar Tahun 2025
Mengutip akun Instagram resmi Direktorat Pendidikan Profesi Guru Ditjen GTK, berikut adalah 13 keterampilan yang harus dibutuhkan tenaga pengajar pada tahun 2023:
1. Inovasi
Untuk mengurangi kejenuhan dalam proses pembelajaran, maka para guru harus melakukan inovasi untuk membuat proses belajar mengajar lebih menyenangkan. Inovasi ini pun dapat dibuat dengan bantuan teknologi saat ini.
2. Pembelajaran Aktif dan Strategi Pembelajaran
Pembelajaran yang aktif saat ini tidak hanya dilakukan oleh guru kepada siswa, namun bisa sebaliknya. Guru bisa mengajak siswa untuk menyampaikan pendapat serta inovasi mereka. Selain itu, pembelajaran aktif bisa diciptakan dari kolaborasi antara guru dan siswa.
3. Pemecahan Masalah
Terkadang, siswa memiliki masalah selama belajar yang tentunya harus bisa dibantu oleh guru sebagai tenaga pengajar. Guru yang dapat membantu muridnya menandakan bahwa ia sudah bisa mencurahkan rasa pedulinya.
4. Kreativitas, Orisinalitas, dan Inisiatif
Hal-hal yang tidak boleh ditinggalkan adalah kreativitas, orisinalitas, dan inisiatif dari guru kepada siswanya. Ketiga komponen tersebut dapat menciptakan suasana belajar yang tidak monoton.
5. Berpikir Kritis dan Analisis
Berpikir kritis dan analisis sangat diperlukan untuk memetakan perilaku siswa atau hasil belajar mereka. Dengan kemampuan analisis yang baik, guru dapat lebih mudah memahami kebutuhan siswanya.
Klik halaman berikutnya