Meningkatkan kualitas guru, Tanoto Foundation bekerja sama dengan Kemendikbudristek lewat Program Organisasi Penggerak melalui jalur pendanaan mandiri sejak 2021.
Dengan Program PINTAR Penggerak, Tanoto Foundation melatih dan mendampingi kepala sekolah, guru, dan komite sekolah di jenjang SD/MI, SMP/MTs, dan dosen LPTK di 25 kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur, Riau, Jambi, Sumatera Utara, dan Jawa Tengah. Harapannya, penguatan guru dan kepala sekolah di Indonesia dapat berdampak pada meningkatnya kompetensi siswa.
Program PINTAR Penggerak tersebut dijalankan di empat kabupaten, yaitu Kampar di Riau, Muaro Jambi di Jambi, Tegal di Jawa Tengah, dan Kutai Barat di Kalimantan Timur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, Tanoto Foundation telah memodalkan praktik baik untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam literasi, numerasi, dan sains ini di 263 SD dan SMP. Berdasarkan data Tanoto Foundation, ada lebih dari 200.000 siswa penerima manfaat program.
Sebagai informasi, Tanoto Foundation adalah organisasi filantropi independen di bidang pendidikan. Organisasi ini didirikan Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto pada tahun 1981. Tiga pilar komitmen Tanoto Foundation adalah memperbaiki lingkungan belajar, mengembangkan pemimpin masa depan, dan memfasilitasi riset medis.
Meningkatkan Kualitas Guru
Anggota Dewan Pembina Tanoto Foundation, Belinda Tanoto menuturkan, peningkatan kualitas tenaga pendidik atau guru merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk memajukan kualitas pendidikan di Indonesia.
"Karena itu, sejak tahun 2018, Tanoto Foundation mendukung program pemerintah dalam peningkatan kualitas pendidikan melalui Program PINTAR atau Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran," kata Belinda pada Tanoto Facilitator Gathering (TGF) 2022, dikutip keterangan yang diterima detikEdu, Rabu (6/7/2022).
Menurut Belinda, pencapaian siswa di sekolah mitra cenderung stabil, meskipun dua tahun tidak bertatap muka. Hal ini sangat dimungkinkan terjadi karena para guru (https://www.detik.com/tag/guru) menerapkan cara-cara baru atau melakukan inovasi dalam pembelajaran untuk mencegah learning loss selama pandemi Covid-19.
Di kesempatan yang sama, Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek Iwan Syahril berkesempatan berkunjung ke SMPN 3 Tapung, Kampar, Riau, yang menjalani program ini.
Dalam dialognya dengan para guru, Iwan menekankan, "Fokus pendidikan adalah murid, maka guru harus selalu melakukan inovasi dan menambah pengalaman untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi murid."
Menurut akademisi dan praktisi pendidikan Prof. Anita Lie, nilai-nilai dari Ki Hadjar Dewantara merupakan sumber inspirasi dari konsep Merdeka Belajar, yang salah satunya diterapkan melalui program PINTAR Penggerak.
Anita mengatakan, konsep ini sejalan dengan prinsip Ki Hadjar Dewantara, yakni pendidikan yang berpusat pada siswa.
"Merdeka Belajar ini bukan hanya sebuah program, tapi sebuah gerakan yang akan menjadi fondasi pendidikan di Indonesia," terang Guru Besar Universitas Widya Mandala tersebut.
(twu/twu)