Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengimbau agar orang tua tidak perlu cemas dalam menanggapi Asesmen Nasional yang akan ditempuh putra putrinya. Asesmen Nasional dilakukan untuk mengevaluasi sistem pendidikan bukan sebagai penilaian individu.
"Karena tidak ada dampaknya pada murid, tentu orang tua tidak perlu cemas sama sekali untuk menghadapi Asesmen Nasional," kata Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek, Anindito Aditomo dalam Silaturahmi Merdeka Belajar Episode 5 dengan tema "Asesmen Nasional, Paradigma Baru Evaluasi Pendidikan Nasional", Kamis (2/9/2021).
Kemendikbudristek menegaskan, Asesmen Nasional dilakukan untuk mengevaluasi sistem pendidikan yang nantinya dapat dijadikan sebagai perbaikan dalam kualitas pembelajaran di sekolah.
"Sekali lagi ini merupakan informasi yang memicu evaluasi diri, kita ingin sekolah, daerah itu bercermin dan memiliki perencanaan yang berdasarkan data dan tujuannya untuk perbaikan kualitas pembelajaran," tegas Anindito.
Hal yang Perlu Dilakukan Orang Tua
"Yang bisa dan perlu dilakukan adalah menggunakan Asesmen Nasional ini untuk mencari cara memperbaiki kualitas pembelajaran pada anak-anak kita. Paling nggak ada empat hal yang dilakukan orang tua," terangnya.
Berikut 4 hal yang perlu dilakukan orang tua untuk mempersiapkan Asesmen Nasional bagi putra putrinya.
1. Cari informasi
Orang tua dapat mencari informasi dari sumber yang benar, seperti laman Pusat Asesmen dan Pembelajaran (Pusmenjar) Kemendikbudristek dan akun-akun media sosial lainnya.
2. Cek konsepsi
Ajak anak dan guru berdiskusi untuk menggali pemahaman tentang Asesmen Nasional. Orang tua juga dapat menyampaikan informasi yang tepat. Apabila terdapat miskonsepsi pada anak, maka orang tua bisa melakukan koreksi padanya.
3. Menjadi teman belajar
Asesmen Nasional berbeda dengan Ujian Nasional, orang tua tidak perlu membeli buku apalagi mengambil bimbingan belajar (bimbel) untuk mempersiapkan Asesmen Nasional. Orang tua dapat menjadi teman belajar anak, menumbuhkan kecintaan pada buku, dan dunia bacaan.
"Asesmen Nasional arahnya bukan ketuntasan penyampaian materi, melainkan pengembangan karakter dan kompetensi. Jadi, sangat mendasar," papar Anindito.
Selain itu, orang tua juga dapat memfasilitasi hobi anak yang mengasah nalar dan karakter anak.
4. Ajak kolaborasi
Terakhir, orang tua dapat mengajak guru-guru di sekolah anaknya untuk berefleksi untuk merumuskan apa yang sekiranya perlu dilakukan agar pembelajaran lebih efektif dalam membantu anak bernalar dan berkarakter.
Refleksi dalam persiapan Asesmen Nasional ini juga dapat dilakukan untuk menggali bagaimana cara mengubah paradigma "ketuntasan materi" menjadi "pengembangan kompetensi.
Simak Video "Kemdikbudristek Klaim Kurikulum Bangkit Lebih Baik dari AS"
[Gambas:Video 20detik]
(kri/pal)