Kampus Tertua di Asia, Ada di Negara Mana?

ADVERTISEMENT

Kampus Tertua di Asia, Ada di Negara Mana?

Zefanya Septiani - detikEdu
Minggu, 14 Mei 2023 18:00 WIB
Kampus University of Santo Tomas di Filipina
Kampus University of Santo Tomas di Filipina Foto: Dok. UST
Jakarta -

Kawasan Asia juga punya perguruan tinggi yang berdiri lebih dari 4 abad lalu. Usia kampus ini kurang lebih sama dengan universitas-universitas prestisius yang berada di Eropa dan Amerika Serikat

Perguruan tinggi ini bernama University of Santo Tomas (UST) yang didirikan pada tahun 1611 dan terletak di Asia Tenggara tepatnya negara Filipina.

Didirikan pada tahun 1611 dan masih ada hingga saat ini menjadikan UST menjadi kampus tertua di Asia. Berdirinya kampus ini diawali oleh inisiatif dari Uskup Miguel de Benavides, O.P., yang merupakan Uskup Agung ketiga Manila, seperti yang dituliskan pada laman Times Higher Education.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Uskup Miguel berinisiatif menyumbangkan sejumlah kecil dana pribadi untuk mendirikan sekolah tinggi seminari untuk mempersiapkan para remaja putra untuk menjadi imam. Dana yang diberikan saat itu sekitar 1.500 peso.

Selain dana tersebut, ia juga menyumbangkan perpustakaan pribadi. Dana dan perpustakaan pribadi tersebut kemudian menjadi modal pendirian UST.

ADVERTISEMENT

Baru pada tanggal 28 April 1611, kampus berdiri dengan nama awal Colegio de Nuestra SeΓ±ora del SantΓ­simo Rosario. Kampus ini awalnya terletak di Intramuros atau kota bertembok di Manila.

Kemudian, kampus ini berubah nama menjadi Colegio de Santo Tomas. Perubahan nama ini dilakukan untuk menghormati teolog Dominikan terkemuka, yaitu Santo Tomas Aquinas.

Lamanya kampus ini berdiri menyebabkan UST pernah mengalami gangguan akademik selama dua kali. Pertama, dari tahun 1898 hingga 1899, karena revolusi Filipina melawan Spanyol.

Gangguan akademik kedua terjadi pada tahun 1942 hingga 1945. Pada masa tersebut gedung utama UST dijadikan kamp interniran selama Perang Dunia Kedua oleh pasukan pendudukan Jepang.

Perkembangan UST Selama Lebih Dari 400 Tahun

Meskipun telah didirikan pada tahun 1611, baru 29 Juli 1619 UST diizinkan memberi gelar akademik dalam bidang teologi dan filsafat seperti yang dituliskan dalam laman resmi kampus.

Kemudian, pada 20 November 1645, UST yang awalnya hanya merupakan kolose diangkat menjadi sebuah universitas oleh Paus Innocent X. UST lalu ditempatkan di bawah perlindungan kerajaan monarki Spanyol pada 1680.

Barulah pada 1681, UST dapat memberikan gelar akademik pada bidang lainnya setelah pernyataan Paus Innocent XI. Saat itu, Paus menyatakan UST merupakan universitas umum dengan studi umum.

Seiring berjalannya waktu, pada 1734, Paus Klemens XII memberi izin UST untuk memberikan gelar pada semua fakultas yang ada kini dan akan didirikan di masa depan. Selain itu, paus juga menyetujui kurikulum di seluruh bidang yurisprudensi.

UST lantas menjadi satu-satunya lembaga pendidikan tinggi di negara kepulauan itu saat terjadi pengusiran Serikat Yesus dari Filipina pada 1768.

Ratu Isabella II memberikan perintah kerajaan pada 20 Mei 1865 dengan memberikan kekuasaan kepada UST untuk mengarahkan dan mengawasi semua sekolah di Filipina. Selain itu, rektor UST juga menjadi kepala ex-officio pendidikan menengah dan tinggi di Filipina.

Hal itu menyebabkan semua diploma yang dikeluarkan oleh kampus lain harus disetujui oleh rektor UST. selain itu, pelaksanaan ujian yang mengarah pada penerbitan diploma dan semacamnya harus diawasi oleh para profesor Dominika dari UST.

Pada 17 September 1902, Paus Leo XIII menjadikan UST sebagai 'Universitas Kepausan' dan pada 1947, Paus Pius memberikan UST gelar 'Universitas Katolik Filipina'.

UST terus mengalami peningkatan dalam jumlah pendaftar yang menyebabkan berpindahnya kampus ini menjadi berada pada lokasi saat ini yaitu distrik Sampaloc pada tahun 1927. Kampus yang berada di Intramuros terus beroperasi sampai hancur selama Perang Dunia II.

Usianya yang lebih dari 400 tahun menyebabkan universitas ini menjadi almamater bagi empat pahlawan Filipina, empat presiden Filipina yang pernah memerintah, dan berbagai ketua MA, senator, anggota dewan, ilmuwan, arsitek, insinyur bahkan penulis.

Selain itu, UST juga pernah dikunjungi oleh tiga paus, yaitu Paus Paulus VI, Paus Yohanes Paulus II, dan Paus Fransiskus. Pejabat asing dan berbagai kepala negara juga pernah mengunjungi kampus ini.




(pal/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads