×
Ad

RI Masuk Puncak Musim Hujan 2025, Ini Tanda Akan Banjir-Longsor Kata Pakar UGM

Devita Savitri - detikEdu
Jumat, 07 Nov 2025 12:30 WIB
Ilustrasi banjir. Pakar UGM beberkan tanda-tanda jika akan terjadi banjir dan tanah longsor. Foto: Kamaluddin/detikJatim
Jakarta -

Pakar sekaligus dosen Teknik Geologi, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Wahyu Wilopo jelaskan tanda-tanda yang perlu diketahui ketika banjir dan longsor akan terjadi. Apa saja?

Seperti yang diketahui, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah menyatakan bila puncak musim hujan di Indonesia tahun ini terjadi pada November-Desember 2025. Musim hujan yang cenderung maju menyebabkan banyaknya kejadian bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem.

Bencana hidrometerologi yang dimaksud terutama banjir dan longsor. Prof Wahyu mengatakan, kedua bencana tersebut kerap terjadi setiap tahun.

Becana ini dipengaruhi oleh curah hujan tinggi, ditambah dengan perubahan iklim global yang dapat memicu berbagai dampak negatif terhadap lingkungan. Kurangnya daerah resapan saat ini menyebabkan banyaknya air hujan tidak tertampung, dan kemudian menjadi masalah baru.

"Kondisi ini semakin diperparah dengan kondisi curah hujan yang mempunyai intensitas tinggi," tuturnya, dikutip dari keterangan resmi UGM, Jumat (7/11/2025).

Tanda-tanda Akan Banjir dan Longsor

Wahyu telah memetakan berbagai wilayah yang kemungkinan akan mengalami bencana banjir. Wilayah-wilayah ini umumnya berada di ketinggian yang lebih rendah dari permukaan laut.

"Beberapa di antaranya yaitu Jakarta, Semarang, Surabaya, Makassar, Medan, Palembang, dan lainnya," jelas Wahyu.

Sedangkan daerah rawan longsor biasanya ada di daerah pegunungan yang mempunyai lereng sedang sampai curam. Lereng ini tersusun oleh material tanah atau batuan yang sudah lapuk dan tebal, serta punya banyak beban di atasnya.

Keadaan ini, menurut Wahyu, kerap ditemukan di daerah pegunungan Pulau Kalimantan dan Sulawesi, serta pegunungan lainnya. Satu hal yang bisa dicatat, Wahyu menyebut umumnya satu daerah tidak akan mengalami banjir dan longsor sekaligus.

"Pada prinsipnya, daerah yang rentan longsor aman dari banjir dan yang rentan banjir aman dari longsor," urai dia.

Kehadiran banjir dan longsor dijelaskan Wahyu bisa diperhatikan lewat tanda-tanda yang ada, seperti:

1. Longsor

  • Ada retakan tanah atau struktur bangunan
  • Tiang atau pohon terlihat miring
  • Tanah/batuan di lereng mulai berguguran.

2. Banjir

  • Hujan deras terus-menerus
  • Permukaan air sungai mulai naik
  • Mulai ada genangan air di jalan atau sekitar rumah.

Saran Mitigasi Banjir dan Longsor

Untuk menghadapi tantangan yang ada, Wahyu memberikan beberapa saran mitigasi, yaitu:

1. Ronda Lingkungan

Ronda lingkungan perlu digalakkan di setiap wilayah desa atau perumahan, khususnya setelah hujan. Petugas yang melakukan ronda ini harus mengamati tanda-tanda banjir/longsor di sekitar.

Dengan mengetahui tanda-tanda lebih awal, masyarakat hingga pemimpin daerah bisa mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasinya.

2. Modifikasi Cuaca

Salah satu penyebab utama terjadinya banjir dan longsor adalah curah hujan yang sangat tinggi. Oleh karena itu, Wahyu menyarankan proses modifikasi cuaca ketika curah hujan tidak terkendali.

"Modifikasi cuaca merupakan salah satu usaha yang efektif untuk mencegah terjadinya banjir dan longsor," katanya.

3. Daerah Rentan Banjir-Longsor Tak Jadi Tempat Tinggal

Wahyu juga mengingatkan agar warga menghindari daerah-daerah yang rentan terhadap banjir dan longsor, baik secara sementara maupun permanen. Untuk itu, relokasi mungkin menjadi cara yang tepat untuk menghadapi bencana tersebut.

Wahyu menilai, perubahan iklim global menjadi suatu hal yang tidak dapat dihindari. Untuk itu, manusia harus mampu beradaptasi dan siap menghadapinya.

Kendati demikian, langkah mitigasi bencana untuk mengurangi dampak besar bisa dilakukan. Caranya yakni bergerak dan berkolaborasi bersama antarberbagai pihak, termasuk pemerintah, akademisi, dan masyarakat.

"Bencana bukan hanya permasalahan pemerintah, tetapi merupakan tanggung jawab kita bersama untuk menghindari dan meminimalkan dampak kejadian bencana tersebut," ucapnya.



Simak Video "Video Kapan Puncak Musim Hujan di Indonesia? Ini Kata BMKG"

(det/twu)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork