Pendidikan sarjana atau S1 idealnya ditempuh mahasiswa selama 4 tahun dengan usia lulus rata-rata pada 22 tahun 6 bulan (berdasarkan data lulusan di Universitas Gadjah Mada).
Namun, gadis satu ini berhasil diwisuda S1 pada usianya yang masih 20 tahun. Ia adalah Hayya Raisa Maharani.
Hayya adalah lulusan S1 Psikologi UGM. Selain itu, saat lulus ia berhasil mendapat indeks prestasi kumulatif (IPK) cumlaude yakni 3,76.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ditanya soal perasaannya, Hayya mengaku terkejut dan tak menyangka dirinya dinobatkan sebagai wisudawan termuda pada wisuda UGM yang digelar pada Rabu (26/2/2025) lalu.
"Perasaan seneng banget sih pasti bisa menyelesaikan S1 setelah perjuangan 3,5 tahun terakhir dan setelah ngelewatin suka dukanya kemarin," ujarnya dilansir dari laman UGM, Selasa (4/3/2025).
Aktif di Luar Kampus Tak Halangi Hayya Lulus Cepat
Hayya tergolong lulus cepat yakni dalam waktu 3,5 tahun. Menurutnya, butuh perjuangan lebih untuk meraih hal tersebut lantaran dirinya sibuk mengikuti banyak kegiatan selama kuliah.
Pada tahun ke-3 kuliah, Hayya sempat mengikuti program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) di University College Cork (UCC), Irlandia. Dengan ikut IISMA, Hayya mengaku dapat belajar banyak perspektif baru.
Selain itu, Hayya juga pernah menjadi Co-Student Representative di IISMA. Dengan posisi tersebut, ia bertugas mendampingi para awardee IISMA lain di UCC dari awal hingga akhir.
Selama mengikuti IISMA, Hayya juga dipercaya sebagai ketua Campaign SDGS dan mempromosikan IISMA di United Kingdom dan Irlandia. Untuk memaksimalkan promosi, Hayya membuat program Rona Jiwa dan Widyaloka bersama teman-teman.
"Dari seluruh pengalaman tersebut, saya merasa selain mempelajari banyak skills saya pun merasa tambah percaya diri dengan mencoba banyak hal," ungkapnya.
Sempat Demotivasi Saat Kerjakan Skripsi
Hayya mengaku senang kuliah di jurusan psikologi karena ingin mengetahui bagaimana jalan pikiran dan tingkah laku manusia. Dengan belajar psikologi, ia dapat memahami lebih jauh soal isu kesehatan mental dan kini penting diperhatikan.
"Tentunya psikologi bakal sangat sangat berguna di berbagai aspek kehidupan, dan tentunya saya akan menerapkan hal-hal yang sudah saya pelajari ke dalam keseharian untuk memahami diri saya sendiri dan juga hal-hal lain dengan lebih baik dan tentunya untuk mengembangkan diri," jelasnya.
Di akhir pendidikan sarjananya, Hayya mengambil penelitian berjudul "Parental Differential Treatment And Its Predictive Impact on Romantic Attachment Style Among Indonesian University Students".
Dalam penelitiannya, Hayya mengamati perbedaan pola asuh orang tua yang berpengaruh terhadap pola kelekatan harmonis mahasiswa. Meski akhirnya bisa lulus cepat, Hayya mengaku sempat demotivasi saat menggarap skripsi.
Hayya harus mengerjakan skripsi secara full online. Hal itu mengakibatkan dirinya jauh dari teman-teman seperjuangan.
Apa Rahasia Lulus S1 di Usia Lebih Muda?
Menurut Hayya, jika ingin lulus kuliah di usia lebih muda maka bisa mengikuti program akselerasi selama sekolah. Hayya sendiri mengikuti kelas akselerasi pada tingkat SMA.
"Di SMA saya sempat mengikuti program akselerasi jadi lumayan ngebantu juga ngerjain sesuatu dengan cepat, seperti mengerjakan skripsi," ungkapnya.
Meski demikian, Hayya berprinsip bahwa hidup bukanlah perlombaan. Ia tetap ingin mendapatkan pekerjaan dan impiannya di waktu yang tepat.
Sehingga ia mengingatkan kepada mahasiswa yang tak bisa lulus secepat dirinya agar tak berkecil hati. Menurutnya, setiap orang memiliki jalan dan waktunya masing-masing.
"Normal kalau kadang-kadang kita merasa tertinggal dari orang lain, tapi ingat kalau kamu berjalan di jalanmu sendiri. Jadi aku harap, apapun yang sedang kamu lakukan sekarang bisa membuat kamu menemukan bahagiamu di sana. Semoga, kamu bisa ngejar mimpi dan cita-cita kamu dan memberikan dampak baik bagi diri kamu dan sekitar kamu," pesannya.
(cyu/nah)