detikers mau mengenal lebih dalam soal hewan-hewan dan tumbuhan-tumbuhan unik nan langka di Indonesia serta kegiatan pelestariannya? Bisa datangi Pameran Keanekaragaman Hayati di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ini.
Pameran yang digelar di Gedung Manggala Wanabakti, Kementerian LHK ini digelar sejak Rabu 15 Mei dan berlangsung hingga hari Jumat 17 Mei ini. Di sini ada berbagai macam booth mengenai upaya konservasi pelestarian satwa-satwa unik nan liar.
Booth berasal dari taman nasional dan lembaga konservasi di bawah Kementerian LHK juga komunitas konservasi. Seperti Balai Taman Nasional (BTN) Komodo, Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Papua dan Papua Barat, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), komunitas konservasi Burung Indonesia dan sebagainya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
detikers bisa melihat poster-poster hewan-tumbuhan langka nan unik di Indonesia, data-data mereka di alam liar hingga proses dan perkembangan konservasinya. Jangan ragu bertanya-tanya kepada petugas yang menjaga booth. Mereka akan dengan senang hati menjelaskan.
Seperti di booth Taman Nasional Komodo. Koordinator Kerja Sama, Kehumasan, dan Pelayanan Taman Nasional Komodo Muhammad Ikbal Putera menjelaskan bahwa TN Komodo memiliki 2 satwa kunci yaitu komodo dan burung kakatua kecil jambul kuning yang termasuk dalam spesies terancam punah plus upaya konservasinya.
"Kegiatan konservasi kami berfokus kepada upaya pengawetan satwa liar di antaranya monitoring populasi biawak komodo dan kakatua kecil jambul kuning setiap tahunnya. Selain melakukan kegiatan pengawetan, kami juga aktif menyelenggarakan program pendidikan konservasi di sekolah yang dinamakan Ranger Goes to School (RGTS) sejak 2022," jelas Ikbal ditemui detikEdu saat pameran, Kamis (16/5/2024).
TN Komodo yang merupakan salah satu dari 5 taman nasional pertama di Indonesia ini mencakup 142 pulau yang ditetapkan pada 8 Maret 1980.
"Kami berharap kedepannya agar biawak komodo di Taman Nasional Komodo dan Pulau Flores tetap terjaga lestari. Tentunya dengan melibatkan stakeholders di Labuan Bajo,
utamanya anak-anak muda sebagai kader konservasi dan agen perubahan lingkungan di Bumi NTT," harapnya.
Sementara itu booth lainnya seperti Catalyzing Optimum Management of Natural Heritage for Sustainability of Ecosystem, Resources and Viability of Endangered Wildlife Species (CONVERSE) berada di bawah KLHK. Communication and Reporting Project Management Unit (PMU) CONVERSE Rika Safira menjelaskan bahwa pihaknya mengatur pengelolaan lanskap multiguna untuk konservasi spesies kunci gajah dan harimau Sumatera serta kakatua kecil jambul kuning.
"Sebelumnya dijelaskan bahwa wilayah intervensi proyek ini adalah lansekap Ulu Masen di Aceh, Seblat di Bengkulu dan Pulau Moyo di Nusa Tenggara Barat," tutur Rika.
Di booth Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan (PDASRH), detikers bisa belajar tentang penghijauan, reboisasi, konservasi tanah dan air, pengembangan perbenihan tanaman hutan, rehabilitasi mangrove dan sebagainya.
"Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan dilakukan melalui melalui rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) baik secara vegetatif (reboisasi, penghijauan lingkungan, hutan rakyat, penanaman hutan mangrove di kanan kiri sungai, rehabilitasi hutan mangrove) maupun metode sipil teknis dalam konservasi tanah dan air antara lain Dam Pengendali (DPi), Dam Penahan (DPn), dan Pengendali Jurang," urai Humas Direktorat Jenderal PDASRH KLHK, Deti Esti Wahyuningsih, SKom.
Bangun Kesadaran Konservasi Keanekaragaman Hayati
Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik KLHK Nunu Anugrah, SHut, MSc, yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan Pekan Keanekaragaman Hayati
menjelaskan bahwa melalui Pekan Keanekaragaman Hayati ini, menegaskan bahwa Indonesia berada di garis depan perjuangan global dalam melindungi dan merawat keanekaragaman hayati. Salah satunya membangun kesadaran masyarakat Indonesia soal konservasi dan diwujudkan dalam bentuk aksi.
"Kami berharap kegiatan ini akan menumbuhkan berbagai inisiatif, mendorong peran multi-pihak dan inovasi ke dalam berbagai tindakan nyata untuk upaya pelestarian dan pemulihan spesies di Indonesia, serta menggaungkan peran Indonesia di kancah global. Melalui kerja sama internasional dan aksi nyata di tingkat lokal, kita dapat menciptakan perubahan positif yang signifikan bagi keberlangsungan hidup semua makhluk hidup di bumi ini," tutur Nunu.
Kegiatan Pekan Keanekaragaman Hayati ini, lanjutnya, diharapkan dapat memberikan gambaran dalam menunjukkan komitmen dan kontribusi nyata Indonesia dalam upaya mengurangi laju hilangnya keanekaragaman hayati.
"Sesuai dengan tema Hari Keanekaragaman Hayati Dunia 2024, yaitu "Be Part of The Plan", rangkaian Pekan Keanekaragaman Hayati Indonesia ini juga dilaksanakan dengan
penyelenggaraan berbagai kegiatan di berbagai daerah oleh berbagai pihak sebagai upaya untuk memberikan gambaran dalam menunjukkan komitmen dan kontribusi nyata Indonesia dalam mengurangi laju hilangnya keanekaragaman hayati dunia dan pencapaian target global Kunming Montreal Global Biodiversity Framework," imbuh Nunu.
Kesan Pengunjung di Pameran Keanekaragaman Hayati
Salah satu pengunjung pameran, Athiya RK, dari Green Leadership Indonesia, menceritakan kesannya akan pameran booth dari Pekan Keanekaragaman Hayati ini.
"Kesan pertama saat datang ke pameran ini adalah senang, banyak banget booth yang interaktif dan memberikan merch menarik," tutur Athiya.
Ia juga menambahkan harapannya agar upaya konservasi satwa langka untuk dapat menekan laju dan mempertahankan serta terdapat upaya yang serius untuk dapat menaikkan angka populasi satwa terancam punah.
Pengunjung lain, Melan Adla dan Chelsea Ira, dari SMK Kehutanan Negeri Kadipaten, memaparkan pengalaman yang didapat saat mengunjungi pameran.
"Perasaan senang, dari Pekan Keanekaragaman Hayati ini, kita dapat memperoleh informasi tentang bagaimana upaya pemerintah dan masyarakat dalam melindungi satwa, dan orang-orang (ternyata) masih peduli dengan satwa yang ada di Indonesia," tutur Melan yang diiyakan Chelsea.
Pekan Keanekaragaman Hayati berlangsung sampai hari Jumat (17/5/2024) ini di Gedung Manggala Wanabakti Kementerian LHK di Senayan Jakarta.
(nwk/nwk)