Badak Kalimantan dan Pesut Mahakam di Ambang Kepunahan

Badak Kalimantan dan Pesut Mahakam di Ambang Kepunahan

Esti Widiyana - detikJatim
Kamis, 08 Mei 2025 08:15 WIB
Menteri Lingkungan Hidup dalam kunjungannya ke Kebun Binatang Surabaya (KBS)
Menteri Lingkungan Hidup dalam kunjungannya ke Kebun Binatang Surabaya (KBS). Foto: Esti Widiyana
Surabaya -

Di tengah riuhnya geliat pembangunan, dua satwa langka Indonesia kini berada di ambang kepunahan. Badak Kalimantan yang hanya tersisa dua ekor di dunia, dan Pesut Mahakam yang populasinya tinggal 50 ekor, kini bertarung dengan waktu, habitat yang rusak, dan ancaman tambang batu bara.

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menyuarakan kekhawatiran itu saat kunjungan ke Kebun Binatang Surabaya, seraya mengingatkan, jika tidak segera diselamatkan, Indonesia akan kehilangan warisan hayati yang tak tergantikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kunjungannya ke Kebun Binatang Surabaya (KBS) pada Rabu (7/5/2025), Hanif menjelaskan populasi Badak Kalimantan jumlahnya kini tersisa kurang dari lima ekor.

"Kemudian juga kita memiliki badak Kalimantan. Namanya Badak Mahakam Hulu. Ini juga sedunia itu cuma ada dua ekor," kata Hanif kepada wartawan, Rabu (7/5/2025).

ADVERTISEMENT

Hanif menyebut, satu ekor Badak Kalimantan berhasil diselamatkan Kementerian Lingkungan Hidup. Sedangkan satunya masih hidup di alam liar.

"Satunya sudah bisa kita amankan, satunya masih di satwa masih hidup di tengah-tengah yang tingkat bahayanya cukup tinggi karena tidak berada di taman nasional," jelasnya.

Dua satwa tersebut, saat ini sedang diselamatkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Bila tidak diselamatkan, Indonesia akan kembali kehilangan biodiversitas atau keanekaragaman hayati.

Kemudian, satwa Pesut Mahakam, kini jumlahnya tinggal 50 ekor. Satwa mamalia tersebut hanya berada di Sungai Mahakam, Kalimantan.

"Terindikasi Pesut Mahakam ini kurang dari 50 ekor. Ini pesut hanya ada di Mahakam. Kurang dari 50 ekor," katanya.

Mamalia ini memiliki fisiologi unik, pesut hidup di Sungai Mahakam, lalu ke laut dan kembali lagi ke sungai. Satwa Kalimantam ini terancam punah karena kondisi sungai yang cukup tercemar, apalagi Sungai Mahakam sering dilalui tongkang batu bara.

"Nah, saat ini sungainya kan penuh dengan batu bara. Enggak mundur-mundur kepalanya," ujarnya.

Ia mengatakan, Kementerian Lingkungan Hidup sudah berusaha mencegah kepunahan Pesut Mahakam. Namun habitatnya ada di luar taman nasional, sehingga menjadi kendala proses penyelamatan dari kepunahan.

"Teman-teman kehutanan sudah sangat berusaha keras tetapi secara fisik memang sebagian binatang berada di luar Taman Nasional," tegasnya.

Menurutnya, kepunahan satwa tidak hanya terjadi di Indonesia. Melainkan di sejumlah negara juga terancam punah.

"Jadi, memang ada angka-angka kehilangan bioindustri yang relatif cukup banyak di semua negara tidak terkecuali Indonesia. Salah satunya penangkaran di luar habitatnya juga menjadi hal yang sangat penting," pungkasnya.




(auh/hil)


Hide Ads