Keren! Mahasiswa ITS Sabet Medali Perak di Kontes Robot Terbesar Singapura

ADVERTISEMENT

Keren! Mahasiswa ITS Sabet Medali Perak di Kontes Robot Terbesar Singapura

Cicin Yulianti - detikEdu
Minggu, 14 Apr 2024 16:00 WIB
Tim Bayucaraka berhasil memboyong medali perak di kontes robet terbesari di Singapura
Tim Bayucaraka berhasil memboyong medali perak di kontes robet terbesari di Singapura. Foto: Dok ITS
Jakarta -

Tim Bayucaraka Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) baru saja berhasil meraih medali perak atau juara ke-2 dalam ajang Singapore Amazing Flying Machine Competition (SAFMC) 2024.

Raditya Eka Putra selaku General Manager Bayucaraka ITS mengatakan ajang yang diikuti tim tersebut adalah kompetisi robot terbesar di Singapura. Dalam kompetisi SAFMC, terdapat delapan kategori lomba yang bisa dipilih.

"Tahun ini perwakilan kami kembali mengikuti kategori Semi-Autonomous (D1) dan Autonomous (D2)," kata Radit, dikutip dari laman ITS, Minggu (14/4/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tim yang diikutsertakan dalam kontes kali ini berasal dari divisi Vertical Take Off dan Landing (VTOL).

Hadapi Tantangan Kontes Robot

Karya yang membawa kemenangan bagi tim adalah drone kembar bernama Jati Sigma dan Jati Theta. Drone buatan Bayucaraka ITS ini mempunyai inovasi remote wearable serta sensor kemiringan yang bisa mengoperasikan kedua drone tersebut sekaligus.

ADVERTISEMENT

Radit menuturkan tantangan dalam mengikuti kontes di kategori Semi-Autonomous D1 adalah dalam mengendalikan drone jarak jauh menggunakan remote. Selain itu, tim juga harus menghadapi lawan untuk menyelesaikan permainan tic-tac-toe.

Untuk bisa menyelesaikan tantangan, drone harus melewati beberapa rintangan sebari membawa objek. Kemudian, objek tersebut harus jatuh di area permainan tic-tac-toe.

Sementara itu, tantangan yang dirasakan tim dalam kategori Autonomous (D2) adalah dalam mengendalikan drone secara otonom. Menurut Radit, dua drone harus bekerja sama secara otomatis dalam menyelesaikan tantangan.

"Tantangannya yaitu berupa memindahkan objek dengan menggunakan dropper," teragnya.

Keduanya harus terhubung untuk memindai setiap perintah yang ada di sepanjang lintasan dan menjalankan tantangan yang tertera pada tag. Adapun kedua drone yang dipakai untuk menyelesaikan tantangan ini bernama Soerongarep dan Soeromburi.

Drone Soerongarep dan Soeromburi tersebut dilengkapi dengan komputer kecil, program pendeteksi lintasan drone otomatis, serta NVIDIA Jetson Nano.

Proses Penyisihan-Babak Final

Menurut Radit, untuk bisa menjadi juara di ajang internasional ini perlu kreativitas dan strategi yang tepat. Selama kompetisi, tim Bayucaraka ITS harus melakukan presentasi fitur drone, strategi, dan inovasi yang meyakinkan para juri.

Sebelumnya, tim juga dituntut untuk dapat membuat video progres dan uji coba drone pada tahap penyisihan. Akhirnya, Radit dan tim dapat menyelesaikan semua tantangan yang ada.

"Pastinya bentuk tantangan berbeda untuk setiap kategori kompetisi," kata Radit.

Atas kemenangan tim Bayucaraka ITS ini, Radit berharap dapat menjadi motivasi bagi divisi VTOL lainnya. Ia juga berharap inovasi yang dibuat tim Bayucaraka ITS tak sekadar untuk lomba saja, tetapi dapat bermanfaat bagi masyarakat.

"Harapannya inovasi ini tidak hanya untuk mengikuti perlombaan saja, tetapi juga dapat diimplementasikan dan bermanfaat dalam kehidupan masyarakat," pungkasnya.




(cyu/twu)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads